Ratu Esme Coventina Vasilica dieksekusi oleh suaminya sendiri, Raja Stefan Vasilica karena dituduh membunuh anak raja.
Anak raja yang berasal dari selir Jenna itu akan jadi putra mahkota dan akan duduk di tahta selanjutnya. Keputusan itu diambil karena Ratu Esme dinyatakan oleh tabib tidak akan bisa mengandung selamanya alias mandul.
Karena dianggap membunuh keturunan raja, Esme yang merupakan seorang ratu tetap tidak lepas dari hukuman.
Namun ketika ekseskusi akan dimulai, sebuah senyum licik dari Jenna membuat Esme merasa bahwa semua ini tidak lah benar. Dia sendiri tidak pernah merasa membunuh anak dari suaminya itu.
" Jika aku diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka akan ku balas semua rasa sakit dan penghinaan ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 22
"Jadi maksudmu aku harus memberi ultimatum begitu? Aaah malas. Biarkan saja lah dia mau melakukan apa."
Lagi-lagi Loyd tidak ingin mendengarkan tentang perlawanan faksi bangsawan. Dari kemarin Heros dan Algar terus-terusan membahas hal yang sama dan tidak sekalipun Loyd peduli akan hal itu.
Heros namak gemas. Agaknya mau dengan cara apapun, Loyd hanya akan bergeming saja. Dia dan sang perdana mentri saling pandang. Tapi mereka juga sama-sama tidak tahu harus apa.
Tapi tiba-tiba Heros terpikirkan oleh sesuatu saat salah seorang pelayan wanita masuk membawakan makanan dan minuman. Sebenarnya sudah dua kali pelayan itu datang mengisi makanan dan teh yang sudah habis karena mereka tak kunjung selesai dalam membahas sesuatu.
"Yang Mulia, apa Anda menyukai Lady Micel?"
"Hmm, Micel? Siapa tu?"
"Putri dari Duke Bendro Ardonius. Bukankan dia adalah kandidat permaisuri yang diusulkan oleh Faksi Bangsawan?"
Sreek
Loyd menegakkan tubuhnya, dan matanya juga menyipit karena mencoba mengingat suatu hal. Heros seketika menyeringai, dia juga melirik ke arah Algar. Hanya dengan tatapan mata saja mereka seolah sudah bisa saling mengeti maksud satu sama lain.
Heros dan Algar merasa Loyd menerima umpan yang dilemparkan, jadi kini tinggal menambahi saja agar Loyd mau mendengarkan semua yang ingin mereka katakan.
"Bukankah aku sudah menolak semua kandidat permaisuri yang di sodorkan. Lagi pula aku tidak menyukai mereka."
Apa yang dikatakan Loyd itu memang benar.Tepatnya 6 bulan yang lalu Loyd melakukannya. Kandidat calon permaisuri yang diusulkan setidaknya ada 5 orang. 3 diantaranya ada yang berasal dari faksi bangsawan dan 2 lagi dari faksi kaisar. Faksi kaisar adalah faksi yang yang mendukung kaisar. Berisi dari banyak golongan, mulai dari bangsawan hingga para saudagar.
Namun Loyd menolak mentah-mentah para wanita itu. Bahkan tidak sampai satu hari mereka datang, sudah langsung diusir oleh Loyd dengan dalih dia akan pergi meninggalkan istana. Tentu saja mereka semua sedih dan kecewa, tapi Loyd sama sekali tidak peduli.
"Memang benar Anda sudah menolak. Tapi, sampai sekarang Anda kan tidak punya calon istri, berarti mereka akan mengusulkannya lagi. Dan tentu saja kali ini Faksi Bangsawan yang diketuai oleh Duke Bendro Ardonius memiliki hak paling besar. Putrinya, Lady Micel Ardonius saya lihat kemarin ada di istana."
"Heros, sebenarnya tidak hanya kemarin sih. Wanita itu datang ke istana berkali-kali. Kalau kata Istriku, dia memang sengaja datang berkunjung. Dia juga meminta kepada Evelyn untuk diundang secara khusus kalau ada pesta teh di istana."
Awalnya Algar tidak ingin membicarakan itu karena menurutnya tidak penting, tapi setelah Heros bercerita tadi, dia pun akhirnya ingat cerita istrinya tentang putri Duke Ardonius itu.
"Hmmm, Evelyn berkata demikian."
"Iya, dis sering datang karena mungkin dirinya yakin kalau akan jadi permaisuri."
"Meskipun aku sudah menolaknya mentah-mentah?"
Algar hanya menaikkan dua bahunya.Tentu saja dia tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh wanita. Jangankan wanita lain yang bukan siapa-siapanya. Kadang Algar bisa merasa tidak bisa mengerti tentang pemikiran Evelyn yang notabene merupakan istrinya.
"Nah maka dari itu, bisa jadi kan itu salah satu caranya. Dia akan menggunakan itu sebagai cara mendesak Anda, Baginda."
Loyd terdiam, semua ucapan dari Algar dan Heros memang benar adanya. Dan ia pun harus memikirkan cara. Alasan istri, penerus, itu akan dijadikan senjata untuk mendesak dan memojokkannya.
"Baiklah kalau itu yang jadi alasannya, berarti aku hanya tinggal cari calon permaisuri kan?"
Apa?
Yaaaak!!
Kepala Heros dan juga Algar seketika terasa berdenyut. Bukan pusing melainkan sangat sakit. Ide yang tercetus dari bibir Loyd sama sekali tidak pernah mereka duga sebelumnya. Dan lihatlah, sang kaisar itu tersenyum lebar seolah memiliki ide yang sangat luar biasa. Dimana Heros dan Algar sama sekali tidak berani untuk menebaknya.
*
*
*
Di tempat lain, masih di kekaisaran Ravenloft tapi bukan di istana melainkan sebuah kastel salah satu milik 4 duke kekaisaran. Dia tengah duduk di ruang kerja bersama dengan putri satu-satunya. Ya dia adalah Duke Bendro Ardonius dan putrinya Lady Micel Ardonius. Keduanya nampak serius dalam berbincang.
Sebuah rencana yang akan membuat mereka menjadi orang yang lebih dipandang. Apalagi kalau bukan pencalonan istri Loyd atau lebih tepatnya pencalonan permaisuri. Pada dasarnya memang itulah tujuan dari Duke Bendro Ardonius, bukan menjadikan Micel istri dari Loyd tapi permaisuri dari seorang kaisar.
Duke Bendro yang sangat tidak menyukai Loyd hanya menginginkan jabatannya saja. Jika nanti Micel menikah dengan Loyd, maka anak Micel akan jadi penerus, dan dirinya bisa menjadi penguasa atas segalanya.
Ternyata tidak di Ravenloft ataupun di Vasilica, semuanya sama saja. Mecari keuntungan dari sesuatu yang sangat tidak pasti. Mengorbankan segala hal demi kekuasaan yang bukan miliknya.
"Dia sudah pulang kan, Ayah. Kalau begitu aku bisa mulai melakukan rencanaku. Hanya saja aku sungguh tidak suka dengan Evelyn. Dia berlagak seperti seorang pemilik kekaisaran."
Yang sedang dibicarakan oleh Micel adalah istri dari Algar, sang Duchess. Memang saat ini pusat pergaulan bangsawan berada pada Duchess Evelyn Ditrian. Salah satu Duke kekaisaran yang termasuk masih muda. Dan juga salah satu Duke yang mendukung Kaisar Loyd sepenuhnya.
Micel merasa tidak suka karena Evelyn begitu dihormati. Ya mau apa dikata, memang saat ini permaisuri tidak ada jadi Evelyn yang merupakan Duchess dan istri dari seorang perdana mentri yang memimpin pergaulan kelas atas.
"Sekarang kau terus rajinlah datang ke Istana. Tunjukan bahwa kau adalah calon yang pasti dan tentunya mumpuni dalam memimpin pergaulan para bangsawan. Dapatkan simpati para nyonya sehingga kamu mendapatkan banyak dukungan untuk menjadi permaisuri."
"Baik Ayah, itu memang tujuanku."
Meskipun sudah pernah di tolak mentah-mentah, ternyata Micel tetap tidak menyerah. Semua itu karena dia merasa yakin kalau dirinya lah calon yang paling berpotensi untuk menduduki kursi permaisuri.
Selain dirinya, calon lain hanyalah berasal dari keluarga count dan marquis. Jadi di sini dirinya merasa memiliki kedudukan yang tinggi. Dengan kepercayaan diri yang sangat penuh, Micel menganggap dirinyalah yang paling pantas menjadi permaisuri.
"Oh iya ayah, lalu bagaimana soal Marquis Heros itu. Bukankah dia orang yang cukup berbahaya."
"Ya, memang demikian. Dia adalah tangan kanan Kaisar. Sebenarnya ada sebuah cara untuk melumpuhkan Kaisar, salah satunya menyingkirkan orang terdekatnya. Untuk mewujudkan itu pada Duke Algar Detrian, mungkin akan suit. Namun jika untuk Heros Cumimburg, mungkin akan lebih mudah. Saat ini aku sedang menyusun siasat untuk bisa membuat Marquis Heros Cumimburg tidak lagi bisa menggunakan mulut besarnya."
Micel mengangguk paham. Apapun yang ayahnya lakukan pasti dia akan mendukung. Semua itu demi kekuasaan yang lebih besar. Pun dengan dirinya, sekarang ini bahkan Micel sudah mulai membentuk pergaulan sosial para nyonya bangsawan agar popularitasnya naik. Micel juga berharap perhatian mereka terhadap Duchess Evelyn berpindah kepada dirinya.
TBC
ditunggu kelanjutan dan keseruan kisah cinta dari janda mantan ratu dengan kaisar loyd /Drool/
semangat dan tetap sehat kak 🙏
daku padamu kaisar..sat set /Kiss/