Season 1
Nathania Keyla Adhitama, gadis berparas cantik nan manis yang berhasil menarik hati beku sang Most Wanted di sekolah barunya hingga membuatnya tidak bisa lepas dari jeratan pemuda tampan tersebut.
Gevano Ananda Zibrano, Most Wanted di SMA Merdeka. Memiliki wajah rupawan yang membuat para kaum hawa terpikat. Dia dikenal dengan sifat arogan dan kejamnya, membuatnya ditakuti oleh semua Murid. Namun, apa jadinya jika ia menyukai siswi baru yang berani menantangnya?
***
"Jadi pacar gua, atau gua dorong lo dari sini!" Gevano Ananda Zibrano.
"Jangan!! Oke, oke gua mau jadi pacar lo!" Nathania Keyla Adhitama.
Season 2
Gevano semakin over protective terhadap istrinya. Apalagi ketika Thania sedang mengandung buah hati mereka. Pria muda itu tidak membiarkan Thania bebas.
Apa yang dilakukan wanita itu harus atas izin darinya. Tidak ada penolakan atau pun bantahan!
***
"Gevan, pengen seblak."
"Nggak! Nggak ada seblak-seblak segala!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani_putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Sebelas
Mata Thania membulat melihat Gevano memukul Nathan. Dia segera membantu sang Kakak yang jatuh akibat pukulan Gevano yang tidak main-main.
Nathan mengusap sudut bibirnya yang sobek dan sedikit mengeluarkan darah. Dia menatap nyalang Gevano yang wajahnya memerah padam.
Sret!
Gevano menarik kasar tangan Thania yang memegang Nathan. Thania sedikit meringis merasakan cengkraman pada tangannya.
"Lepasin tangan adek gua sialan!!" bentak Nathan.
Bukannya melepas Gevano malah semakin mengeratkan cengkramannya.
"Lo nyakitin tangan adek gua, bangsat!!"
Bugh!
Nathan meninju pipi Gevano. Pemuda tampan itu hanya oleng sedikit, tapi tidak sampai terjatuh seperti Nathan.
"Tangan lo nggak papa kan, Dek?" tanya Nathan terdengar khawatir sambil mengusap pergelangan tangan Thania yang sedikit memerah.
Thania menggeleng pelan, "nggak papa kok, Bang."
Matanya melirik ke arah Gevano yang sangat marah. Segera ia menarik tangannya yang digenggam oleh Nathan. Dia tidak ingin Gevano semakin marah dan memukuli kakaknya lagi.
"Bang, Thania berangkat dulu ya. Udah hampir telat. Assalamualaikum."
Thania buru-buru menarik Gevano dan menyuruhnya untuk segera berangkat.
"Ayo kita berangkat, udah hampir telat," ujar Thania pada Gevano yang hanya diam.
Nathan ingin mencegahnya, tapi Thania keburu menaiki motor Gevano dan melaju meninggalkan pekarangan rumahnya.
Nathan mendesis kesal, "nggak akan gua biarin cowok itu pacaran sama Thania!" desisnya geram.
Ia berbalik dan masuk ke dalam rumahnya dengan tangan terkepal.
...-o0o-...
Gevano hanya diam selama perjalanan. Dia masih berusaha meredakan emosinya. Ia jelas tau dengan siapa dia cemburu. Tapi, hatinya tidak bisa mencegah bahwa ia cemburu dengan Nathan yang jelas-jelas adalah Kakak kandung Thania.
Gevano memakirkan motornya, dia turun dan membuka helmnya. Menoleh sedikit pada Thania yang masih duduk di jok motornya.
"Nggak mau turun?" tanya Gevano dingin.
Thania tersentak dari lamunannya. Sedari tadi dia memang melamun, dan tidak sadar jika mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Buru-buru Thania turun dari motor Gevano dengan tangan yang memegang bahu pemuda tampan itu.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Thania berbalik dan berjalan cepat. Tapi tangannya ditarik oleh tangan besar Gevano.
Thania sekarang berada dalam pelukan pemuda itu. Matanya melebar, dengan degup jantung yang menggila karena tiba-tiba saja Gevano memeluknya. Apalagi ini di tempat umum, ya meski di tempat sepi dia juga tidak akan mau dipeluk oleh seorang laki-laki yang bukan muhrimnya.
"Ge- Gevan, lepas..." lirih Thania berusaha melepas pelukan itu.
Tapi Gevano semakin mengeratkannya.
"Maaf," bisik Gevano pelan.
"A- apa?" tanya Thania tidak terlalu mendengar bisikan Gevano.
"Maaf." Gevano kembali meminta maaf kali ini dengan suara yang sedikit keras. Tapi tidak sampai berteriak.
"Maaf untuk apa?"
Gevano melonggarkan pelukannya. Tangannya bergerak mengusap pergelangan tangan Thania yang tadi ia cengkram hingga memar seperti sekarang.
"Aku minta maaf karna udah kasar sama kamu. Pasti sakit ya?" ucap Gevano lembut, masih dengan tangan yang mengusap lembut pergelangan itu.
Thania menggeleng sebagai jawaban. "Enggak. Emang sakit, tapi nggak masalah kok," balas Thania.
"Aku minta maaf. Aku tau aku salah, dan aku minta maaf. Aku nggak bisa nahan rasa cemburuku, padahal aku tau kalo dia itu kakak kamu. Tapi tetep aja aku cemburu." Gevano menghembuskan nafasnya.
"Udah, nggak usah dipikir. Ayo masuk, jam pertama mau dimulai," ajak Thania diangguki Gevano.
Gevano menggenggam tangan gadisnya. Thania membiarkan Gevano menggenggam tangannya.
Meski dia diam saja sedari tadi, bukan berarti Thania tidak kesal. Dia kesal, sangat kesal malah. Tapi dia sedang tidak ingin berdebat. Cukup Nathan dan Gevano saja tadi yang membuat keributan hingga moodnya menurun di pagi hari.
Bersambung...
Untung Udh Jd Kenangan Jd Skrng Bisa Ketawain Masa Lalu. Klw Gw Dlu Pernah Bego Jg... 🤭🙏🏻