NovelToon NovelToon
Bodyguard Nona Muda Kaya

Bodyguard Nona Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Sijack

Gabriella anashtasia

Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.

Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.

Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.

Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???

Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???

Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???


Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.

Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.


salam Sijack🥰.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 33: Hutan (1)

Gabriella dan Akin terus berlari menjauhi tempat dimana truk yang membawa mereka terjatuh. Meninggalkan para penjahat yang tidak sadarkan diri. Mereka berlari memasuki hutan tanpa tahu arah.

Untung saja truk itu hanya terguling kedalam jurang yang tidak terlalu dalam,sehingga tidak menyebabkan hal yang tidak diinginkan terjadi. Saat melihat para penjahat itu pingsan,Akin dan Gabriella segera kabur dari sana meskipun mereka merasakan nyeri ditubuh nya.

Saat sudah merasa berlari terlalu jauh kedalam hutan, Akin dan Gabriella memilih mengistirahatkan tubuh mereka didepan sebuah pohon besar.

"Huh... lelahnya aku!" Keluh Gabriella sambil mengatur pernapasannya yang sesak akibat berlari terlalu jauh.

Gabriella duduk didepan pohon besar itu diikuti Akin yang duduk disebelahnya.

"Apa para penjahat itu tidak akan mengejar kita lagi??" Tanya Gabriella masih dengan napas yang tersenggal senggal.

Akin menoleh sejenak kearah Gabriella kemudian kembali menatap pohon pohon didepannya.

"Entahlah,saya juga tidak tau,Nona. Saya hanya memikirkan bagaimana cara kita keluar dari sini." Ucap Akin.

Benar yang paling utama sekarang dari para penjahat itu adalah bagaimana keluar dari hutan yang luas ini.. Mereka saja tidak tau dimana keberadaan mereka saat ini saking jauhnya berlari.

"Huuhhh... para penjahat sialan!! Gara gara mereka kita harus terdampar dihutan ini!!" Umpat Gabriella.

Gabriella yakin penjahat yang menculik mereka adalah suruhan salah satu rival bisnisnya. Entah bagaimana mereka bisa mendatanginya sampai kerumah Akin kecuali memang mereka berniat mematai matainya sejak awal.

"Lalu kita harus bagaimana???" Tanyanya pada Akin.

Akin tidak menjawab pertanyaan Gabriella dan tetap fokus dengan pikirannya sendiri. Merasa tidak didengarkan Gabriella memukul lengan Akin dengan cukup keras.

Plakkk...

"Apa kau tidak mendengarkanku??? Aku dari tadi bertanya padamu,tapi kau hanya diam saja!" Gerutunya kesal karena tidak diladeni oleh Akin.

Akin mengusap lengannya yang habis dipukul Gabriella. Sepertinya Gabriella beneran kesal. Buktinya pukulannya cukup membuat Akin kesakitan.

"Pukulan anda kurang keras,Nona!" Sindir Akin sambil mengelus lengannya.

"Siapa suruh aku bertanya kau tidak menjawab." Masih dengan nada kesal dan wajah cemberutnya.

"Saya sedang memikirkan cara agar kita dapat keluar dari sini. Karena kita belum tahu tempat ini,sepertinya kita harus berjalan sesuai insting saja,Nona." Ucap Akin. Setelah Akin berpikir memang tidak ada cara lain selain mengira ngira saja dan mengharapkan keberuntungan.

Gabriella menganggukkan kepalanya pertanda dia pahan maksud ucapan Akin.

"Baiklah kalau begitu ayo kita jalan dan segera keluar dari hutan ini!!" Gabriella bangkit dari duduknya dan akan beranjak pergi.

"Ekhem...Nona..." deheman Akin menghentikan langkah Gabriella sehingga membuatnya menoleh kembali kearah Akin.

"Apa anda tidak melihat tangan kita??"

Akin menggoyangkan tangan sebelah kirinya.

Gabriella menatap tangan kanannya yang masih diborgol bersamaan tangan kiri Akin.

"Dasar penjahat menyebalkan!!"

Gabriella menghela napasnya kasar. Entah sudah berapa kali dia mengumpat pada para penjahat itu.

sepertinya para penjahat itu sedang tersedak dalam pingsannya.

"Kalau begitu kau ikuti aku!!" Ucap Gabriella pada Akin yang masih duduk ditempatnya.

Gabriella kembali melangkahkan kakinya. Tapi sayang,tidak ada pergerakan apapun dibelakangnya.

Gabriella kembali menoleh kearah Akin yang masih tetap duduk dan tidak bergerak sedikit pun.

"Kenapa kau masih duduk??? Ayo bangun!! Kita harus secepatnya keluar dari sini." desak Gabriella. Tentu saja dia tidak mau kalau sampai dirinya harus berada dihutan lama lama.

"Maaf,Nona. Menurutku kita harus berjalan kearah sana." Tunjuknya pada arah yang berlawanan dari Gabriella.

"Tidak!! Menurutku disana jalan yang benar." Gabriella menunjuk kearah lain.

"Disana,Nona!!" Akin tetap kekeh dengan keyakinannya.

"Tidak... kau harus percaya padaku!!" Gabriella tetap kekeh dengan pilihannya.

Kurang lebih mereka berdebat tentang arah mana yang harus mereka lalui selama 2 menit hingga Akin dibuat tidak berkutik dengan ucapan Gabriella setelahnya.

"Akin...kau harus ingat bahwa PEREMPUAN SELALU BENAR!!!" Gabriella menekankan seluruh kalimatnya.

Saking kesalnya Gabriella mengeluarkan kalimat kramat seorang perempuan.

Gabriella yang tidak sabar,tanpa izin langsung menarik tangan Akin agar dia dapat berdiri dan menarik tangannya. Hingga mau tak mau Akin mengikuti langkah nona mudanya yang keras kepala.

Sudah 15 menit berjalan Gabriella dan Akin belum menemukan jalan keluar. Mereka berhenti didepan sebuah pohon besar.

"Huuhhh...lelahnya aku!!" Keluh Gabriella sambil mengusap peluhnya yang keluar.

"Lihat!!! Kita sudah berjalan selama itu tapi tidak menemukan jalan keluar." Akin kesal karena Gabriella keras kepala dan tidak mau mendengarkannya hingga mereka berjalan sia sia.

Gabriella menoleh kearah Akin dengan raut kesal.

"Kau menyalahkanku???" Sungutnya kesal.

"Akukan hanya mengikuti keyakinanku saja,mana tahu kalau kita tidak akan menemukan jalan keluar,lagipula yang penting kita sudah berpindah tempat dari yang tadi." Gabriella membela dirinya.

Benarkan tidak ada yang tahu gambaran kedepannya bagaimana.

Akin memutar kedua bola matanya malas.

"Lihat itu!!" Akin menunjuk kesebuah tanda dipohon.

"Ini adalah tempat istirahat kita sebelumnya. Berarti dari tadi kita hanya berputar saja dan kembali lagi ketempat semula." Sungutnya kesal.

Saat duduk tadi Akin memang sengaja meninggalkan jejak untuk menjadi tanda ditakutkan mereka akan kembali ketempat yang sama. Dan itu memang kejadian sekarang.

"Huhhh...ternyata perempuan tidak selamanya  selalu benar!!" Akin menggerutu dengan nada menyindir. Dia sudah terlalu kesal dengan kekeras kepalaan nonanya.

Jika saja nonanya lebih menurut mereka tidak akan membuang waktu sia sia untuk berputar putar saja.

Gabriella merengut kesal karena disindir seperti itu.

"Lalu kita harus kemana??"

"Sekarang gantian... anda harus mengikuti saya dan tolong... jangan keras kepala!!"  Akin memberi peringatan terlebih dahulu karena tau pasti nonanya akan menolak.

"Ayo!!!"

Sekarang gantian Akin yang menarik tangan Gabriella untuk mengikuti langkahnya. Gabriella hanya pasrah mengikuti langkah pengawalnya itu. Apalagi dia sudah diberi peringatan sehingga secara otomatis dirinya menurut tanpa protes.

1
Amy Carissa
bagus nih ceritanya 😍 salam hangat dari "my Unspoken Goodbyes" jangan lupa mampir juga🤗
BodySnatcher
Tidak ada kata lain selain "woah"!!! 😱😍
Sijack
siap ditunggu yahh
Talklesswinmore
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!