Anisa terkenal di sekolah nya anak yang nakal, sering bolos bahkan guru terpaksa menaikkan dia ke kelas dua karena permintaan Orang tua nya.
Dia juga sangat sering mengabaikan pelajaran sampai pada akhirnya dia di pertemukan dengan guru laki-laki yang mengganti kan wali kelasnya sebelum nya. Pak Andika yang Tampan, pintar idaman semua wanita termasuk guru-guru di sekolah itu.
Pak Andika cukup tegas, dia memiliki wajah yang begitu datar namun sekali tersenyum sangat tampan. Anisa tidak suka pada nya karena dia tidak bisa bebas seperti biasanya.
Beribu cara Anisa lakukan agar Pak Andika tidak betah, dia selalu mengajak teman-teman nya mengacaukan Pak Andika. Namun Pak Andika tidak menyerah dia semakin semakin penasaran dengan Anisa yang sangat keras kepala dan pada akhirnya Pak Andika menjadi guru privat Anisa atas permintaan orang tua nya. Mulai dari situ lah kisah murid dengan Pak guru di mulai.
Baca kelanjutannya di episode selanjutnya bagi yang penasara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syakira edianwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27
"Aku tidak takut sama sekali, karena aku sudah terlanjur Kesal kepada nya. Dia benar-benar tidak memiliki hati membiarkan orang tua ku menghukum ku seperti sekarang ini." ucap Anisa.
"Hukuman yang di berikan orang tua kamu tidak seberapa Anisa, seharusnya dari kejadian ini kamu harus bisa berubah." ucap Arya.
"Kamu membela Pak Dika?" tanya Anisa.
"Bukan seperti itu Anisa, hanya saja kita sebagai murid di ajarin sopan santun kepada orang yang lebih Tua." ucap Arya.
"Semua orang tau kok kalau niat pak Dika baik." ucap Arya. "Aku males membasah dia." ucap Anisa.
"Kamu tidak boleh seperti itu Anisa, pak dika guru kita, walaupun kamu marah kepada nya kamu harus menghormati agar enak di lihat orang lain." ucap Arya.
"Aku malas bahas dia! Sebaiknya aku pulang saja.. Berbicara dengan kamu membuat aku kesal." ucap Anisa. Dia meninggal kan Arya begitu saja.
Dika menghela nafas panjang.
"Anisa!! Anisa!!" ucap Arya.
Sesampainya Anisa di rumah dia melihat mobil papah nya.
"Loh papah sudah sampai di rumah?" ucap Anisa sangat senang.
"Papah..." ucap Anisa. Namun dia terdiam karena melihat Mamah dan papah nya hanya diam-diaman di ruang tamu.
"Kamu sudah pulang? Duduk di sini!" ucap papah nya. Anisa melihat wajah papah nya langsung takut. Karena orang tua nya sangat jarang marah namun kalau marah sangat menakutkan sekali.
"Jelas kan pada papah kenapa nilai dan kelakuan kamu sangat buruk di sekolah?" tanya papah nya.
"A-aku..." ucap Anisa.
"Cepat jelas kan!" ucap Papah nya.
Anisa sangat takut.
"Kamu membuat papah malu saja!" ucap papah nya.
"Tugas kamu sebagai ibu apa? Kenapa anak satu saja tidak bisa kamu urus?" ucap Papah nya kepada mamah nya.
"Justru aku yang harus berbicara seperti itu sama kamu, kamu selalu sibuk dengan pekerjaan kamu, pulang kerumah saja sangat jarang." ucap Mamah nya.
"Tugas ku mencari nafkah untuk kamu dan juga Anisa." ucap Papah Anisa.
"Aku juga begitu, kebutuhan kita sangat banyak, aku juga dari dulu sudah bekerja." ucap Mamah nya.
Anisa yang mendengar keributan orang tua nya membuat nya semakin pusing.
"Bisa tidak mamah sama papah jangan ribut dulu?" ucap Anisa.
"Ini semua karena kamu! Mulai dari sekarang Mamah sama papah akan mencari Guru les untuk kamu." ucap papah nya.
Anisa langsung terdiam. Tiba-tiba handphone papah nya berdering.
"Papah jawab telpon dulu." ucap Papah nya. Handphone mamah nya juga berdering. "Ini urusan kerjaan..Kamu sebaiknya istirahat sana, jangan lupa untuk belajar!" ucap Bu Lala.
Anisa tinggal duduk sendirian di ruang tamu itu.
Keesokan harinya...
"Selamat pagi mamah, papah..." ucap Anisa membuka pintu kamar Mamah nya.
Namun dia melihat hanya Mamah nya yang tidur di sana.
"Pagi.. Kamu sudah bangun saja, ini hari Minggu." ucap Mamah nya karena masih pagi-pagi sekali.
"Aku mau ngajakin Mamah Sama Papah olahraga bareng. Sangat jarang mamah sama papah hari libur seperti ini ada di rumah." ucap Anisa.
"Mamah Masih ngantuk nak." ucap Bu Lala.
Anisa memasang wajah sedih. "Ajak papah kamu saja yah nak." ucap Bu lala.
"Papah Kemana mah?" tanya Anisa. "Mungkin di kamar Bawah." ucap mamah nya.
Anisa turun ke bawah memeriksa kamar. "Papah kenapa tidur di kamar bawah? Kenapa tidak tidur dengan mamah saja?" tanya Anisa.
Papah nya baru saja bangun.
"Ada apa nak?" tanya papah nya.
"Lupakan saja, aku mau mengajak Papah olahraga sama-sama di lapangan." ucap Anisa.
Papah nya langsung bangun.
"Papah baru saja pulang, papah mau istirahat dulu..Kamu ajak mamah kamu saja yah." ucap papah nya.
"Di hari seperti ini kamu harus belajar, bukan olahraga." ucap papah nya.. Anisa menghela nafas panjang.
Dia keluar dari sana dengan perasaan yang sangat kecewa dan sedih.
"Sebaiknya aku meminta Putri saja ke sini." ucap nya, namun dia baru ingat kalau Putri hari Minggu harus menjaga adik-adik nya.
"Biasanya ada Candra yang selalu menemani aku, sekarang tidak ada lagi, dunia terasa sangat sepi sekali." ucap Anisa.
Dia memegang perut nya yang terasa sangat lapar sekali.
"Huff perut ku sangat lapar, mau memesan makanan namun aku tidak memiliki uang lagi." ucap Anisa. Dia berjalan ke dapur berharap ada yang bisa di makan namun semua nya masih mentah dan Harus di masak dulu.
Anisa melihat telur dia mau memasak telur itu.
"Aaaa!!!" Dia terpercik minyak panas. Saat menggoreng telur.
Di dapur dia tidak berhenti teriak.
"Permisi...." Dika datang. namun tidak ada orang di ruang tamu. Dika mendengar pekikan di dapur membuat nya berlari ke arah dapur itu.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Dika. "Aku mau memasak telur itu, namun minyak nya mengenai kulit ku." ucap Anisa.
Dika mematikan kompor karena minyak seperti nya basah.
"Yahh gosong deh..." ucap Anisa dengan sedih.
"Kamu tidak pandai memasak, kenapa memaksa untuk masak? Bagaimana kalau rumah ini terbakar karena kamu?" ucap Dika.
"Aku lapar, tidak ada yang memasak di sini." ucap Anisa.
Dika menghela nafas menatap Anisa.
"Kamu Hanya bisa marah-marah dan menyalah kan orang lain saja, menggoreng telur pun tidak bisa."' ucap Dika. Dia membuat telur yang baru untuk di makan oleh Anisa.
Setelah beberapa lama akhirnya Anisa makan dan perut nya kenyang.
"Bapak ngapain ke sini?" tanya Anisa dengan Judes.
"Orang tua kamu meminta saya datang ke sini." ucap Dika.
"Mereka masih tidur." ucap Anisa. "Kalau begitu saya akan menunggu di depan." ucap Dika.
"Kenapa bapak tidak pulang saja sih? Ini hari Minggu, satu hari aja tidak mengganggu ketenangan hidup saya kenapa sih Pak?" ucap Anisa.
"Sayang tidak mengganggu kehidupan kamu." ucap Dika. "Melihat wajah bapak membuat saya muak."' ucap Anisa. Dika Menghela nafas panjang.
"Saya ke sini karena orang tua kamu." ucap Dika. Anisa menyelesaikan makan nya dan meninggalkan Dika.
"Anisa kamu mau kemana? Ada tamu datang bukan nya di buatin kopi." ucap mamah nya yang baru saja turun sementara Anisa mau ke kamar nya.
"Sudah lama datang nya pak? Maaf.yah sudah membuat lama menunggu." ucap Bu Lala.
"Tidak apa-apa buk." ucap Dika. Tidak beberapa lama Anisa datang membawa kopi.
"Anisa kamu duduk di sini dulu." ucap Bu Lala. Sebenarnya dia sangat malas, namun dia tidak boleh melawan.
"Mulai dari hari ini pak Dika akan menjadi Guru les kamu." ucap Bu Lala.
"Apa?!" ucap Anisa benar-benar sangat kaget sekali.
"Kenapa harus pak Dika? Masih banyak guru-guru lain, aku gak mau." ucap Anisa menolak tidak mau.
semoga anisa dan dika bersatu
Ceritanya seru tp udah sampe bab sejauh ini ceritanya masih bertele², banyak mutar² disitu aja ☹️.
yang jadi toko utama nya seperti peran yang hanya singgah sesaat.
lebih banyak menceritakan yang lain dari pada anissa dan dika yang jadi peran utama nya..