NovelToon NovelToon
Dimanja Suami SMA

Dimanja Suami SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Beda Usia
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Sebuah bakti kepada orang tua, mengharuskan perempuan berumur 27 tahun menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya yang selama ini ia anggap sebagai adik. Qila yanh terbiasa hidup mandiri, harus menjalani pernikahan dengan Zayyan yang masih duduk di bangku SMA. “Aku akan membuktikan, kalau aku mampu menjadi imam!” Zayyan Arshad Qila meragukannya karena merasa ia lebih dewasa dibandingkan dengan Zayyan yang masih kekanakan. Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Bagaimana keduanya menghadapi perbedaan satu sama lain? Haloo semuanya.. jumpa lagi dengan author. Semoga kalian suka dengan karya baru ini.. Selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kontrakan

“Jadi, kalian mau pindah ke kontrakan kapan?” tanya Bagus setelah semuanya selesai makan malam.

“Saya ikut Kak Qila saja, Yah.”

“Sudah menikah masak masih panggil Kakak?” tegur Ana.

“Nanti menyesuaikan, Tante.” Jawab Zayyan dengan canggung.

“Kenapa panggil Tante? Panggil Ibu saja sama seperti Qila. Ini juga berlaku buat kamu Qila!”

“Iya, Bu.”

“Jadi, Nak Qila mau pindah kapan?” tanya Bagus.

“Kalau minggu depan, bagaimana? Lumayan satu minggu untuk cari kontrakan.” Jawab Qila.

“Kami sudah menyiapkan kontrakan untuk kalian di Jalan Tambang. Dekat dengan tempat jemputan dan jarak ke sekolah Zayyan juga dekat. Kalian hanya perlu pindah bawa pakaian, semua isinya sudah kami siapkan.” Jelas Bagus.

“Lebih cepat lebih baik. Ayah sudah terlalu lama di sini, tidak nyaman kalau harus izin lagi sama Pak Lurah.” Kata Mukhsin.

“Kalau besok, bagaimana? Qila bisa izin tidak?” tanya Rumi bersemangat.

“Bisa, Tante. Ada izin pindah rumah 1 hari dari Perusahaan.”

“Panggilnya Ibu, La!” koreksi Ana.

“Iya, Bu.”

“Sepakat ya? Besok kita antar anak-anak pindah. Aku akan pesan nasi kotak untuk selamatan.” Kata Rumi yang diangguki semua orang.

Setelah sepakat, semuanya kembali ke kamar untuk beristirahat, termasuk Qila dan Zayyan yang saat ini hanya duduk berjauhan di tempat tidur.

Qila merasa canggung dengan Zayyan yang kini berstastus suaminya, sedangkan Zayyan sendiri merasa canggung karena bingung harus memulai dari mana.

“Apa barang bawaan Kakak banyak?” tanya Zayyan dengan ragu untuk memecah kecanggungan.

“Tidak. Aku hanya membawa satu koper dan satu tas. Kamu mau siapkan pakaian dan barang mala mini?”

“Kalau Kakak tidak keberatan. Siapkan saja, aku akan bantu.” Zayyan mengangguk dan berdiri.

Ia membuka lemari, lalu mengeluarkan pakaian secukupnya terutama pakaian sekolahnya. Qila membantu merapikan dan Menyusun pakaian ke dalam koper.

“Apa itu?” tanya Qila saat melihat Zayyan menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.

“Bukan apa-apa.”

“Kalau bukan apa-apa, kenapa kamu sembunyikan?”

“Kakak tidur duluan saja. Sisanya akan aku bereskan!” kata Zayyan memunggungi Qila.

Dengan cepat ia menyelipkan pakaian dalamnya ke dalam koper dan menutupnya. Qila tidak penasaran karena berpikir Zayyan memiliki alasannya sendiri. Ia naik ke tempat tidur dan menarik selimut.

Tetapi Ketika Zayyan menyusulnya, tubuh Qila menegang. Walaupun mereka sudah berstatus suami istri, Qila masih belum terbiasa dengan Zayyan sebagai suaminya.

Sang ibu bahkan sampai memperingatkannya untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. Qila memejamkan matanya erat-erat berharap Zayyan menganggapnya sudah tidur. Ia masih belum siap untuk memenuhi kewajibannya sebagai istri karena Zayyan masih anak sekolah.

Zayyan merapikan selimut Qila dan tidur di sampingnya. Tidak terjadi apapun malam itu, hanya saja saat bangun di pagi hari Qila berteriak karena Zayyan memeluknya.

“Kenapa teriak pagi-pagi, Kak?” tanya Zayyan yang masih mengantuk.

“Kenapa kamu peluk-peluk?” Qila memundurkan tubuhnya hingga menyentuh dinding.

“Kenapa? Bukannya sudah halal?”

Kata-kata Zayyan menyadarkan Qila. Benar, mereka sudah menikah. Halal bagi mereka bersentuhan, apalagi hanya memeluk. Qila menurunkan kewaspadaannya dan menghembuskan nafas Panjang.

“Aku ma uke kamar mandi.” Kata Qila kemudian.

Zayyan duduk dan memberikan ruang untuk Qila. Saat Qila keluar dari kamar mandi, Ana dan Rumi yang sedang memasak di dapur bertanya mengapa dirinya berteriak. Qila menjawab jika ada kecoa di kamar mereka dan membuatnya terkejut.

“Maaf, sudah mengejutkan Ibu dan Ayah pagi-pagi.”

“Tidak masalah. Mungkin Zayyan lupa menyemprotkan racun serangga di pinggiran kamar, makanya ada kecoa.” Kata Rumi.

Qila mengangguk dan masuk ke dalam kamar untuk melaksanakan sholat subuh.

“Tunggu aku, Kak!” kata Zayyan yang segera pergi ke kamar mandi.

Keduanya melaksanakan sholat subuh berjamaah di kamar sedikit sempit. Zayyan sampai menggeser meja belajarnya agar mereka bisa berjamaah.

Qila dengan sadar menyambut tangan Zayyan dan mencium punggung tangannya. Zayyan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan mengecup puncak kepala Qila, hingga membuat Qila tersentak. Ia masih belum terbiasa.

“Aku akan menunggu sampai Kakak bisa menerimaku sepenuhnya. Kita masih punya banyak waktu untuk mendekatkan diri dan aku akan membuktikan jika aku mampu.” Kata Zayyan.

Qila tidak menjawab, ia hanya mengangguk pelan karena tidak tahu harus menjawab apa.

Selesai sarapan, semua orang bersiap membawa Qila dan Zayyan ke rumah kontrakan. Rumah dengan 2 kamar tersebut sudah berisi perabotan lengkap, seperti televisi, kulkas, lemari pakaian, tempat tidur, mesin cuci, peralatan dapur dan lain-lain.

Jika pasangan lain akan membelinya sendiri, kini mereka tinggal menikmati fasilitas yang telah disiapkan secara lengkap. Mereka berdua benar-benar dimanjakan oleh kedua orang tua mereka.

Setelah membagikan nasi kotak ke para tetangga dan pemilik kontrakan, semua orang berkumpul di ruang tamu. Mukhsin yang sudah merasa lega Qila ada yang menjaga, mengatakan sore ini akan kembali ke Daerah Selatan.

“Apa tidak sebaiknya menginap beberapa hari lagi?” tanya Bagus.

“Tidak, Gus. Pekerjaan sebagai RT sudah menunggu. Orang-orang sudah menghubungi berkali-kali agar aku segera kembali.”

“Baiklah! Pak RT memang harus kembali bekerja. Berbeda denganku yang pengangguran ini.”

“Pengangguran apa yang pendapatannya lebih tinggi dari orang Perusahaan?” Bagus dan Mukhsin tertawa.

Keduanya sama-sama jebolan Perusahaan kontraktor. Bedanya, setelah keluar dari perusahaan Bagus memutuskan untuk berkebun dan menekuni kelapa sawit sedangkan Mukhsin memilih untuk berdagang dan sekarang dijadikan Ketua RT oleh warga di gangnya.

Sore itu, Qila melambaikan tangannya kepada kedua orang tuanya. Setelah kedua orang tuanya pergi, kedua orang tua Zayyan juga memutuskan untuk pulang dan meninggalkan keduanya untuk memulai hidup baru.

1
indy
lanjut
indy
sweet...
indy
lanjut
indy
sweet banget
indy
banyak yang hati, teman sekolah zayyab dan teman kerja qila
Mudrikah Ikah
lanjutan nya mana
Meymei: Sabar ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
mampir thor
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
Rian Moontero
qu mampir kak mey🖐🤩🤸🤸
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!