NovelToon NovelToon
Pewaris Tak Terlihat

Pewaris Tak Terlihat

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4M
Nilai: 4.5
Nama Author: Turyana affandi

Tak di pandang di tempat iya berada sebelumnya. Namun keberadaannya saat ini mampu membuat orang lain mengejar-ngejarnya. Berawal dari kesalahan orang tua yang membuatnya harus hidup di antara garis kemiskinan. Di hina oleh orang lain dan di rendahkan oleh kekasihnya sendiri.

Tiba-tiba sang kakek datang ketika cucu nya benar-benar dalam himpitan rasa malu dan kesal.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita itu bukanlah hal yang sebenarnya.

Salam Halu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Turyana affandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

memberantas orang-orang sombong

"Baik tuan muda." Fendi mengangguk memberikan jawaban. Sedangkan Agung yang mendengar jawaban itu menjadi pucat pasi. Perusahaannya pasti hancur jika hal itu terjadi.

"Tuan Arsa, tunggu dulu. Tolong berikan kami kesempatan. Saya akan memberikan anak saya pelajaran saat saya pulang nanti."Agung memohon.

"Diam! " Arsa hanya mengerutkan keningnya.

"Sebenarnya aku sudah bersifat lemah lembut kepadamu. Jika aku ingin membalas dendam, kamu dan anakmu akan bisa mati dalam sekejap. Kita lihat saja, apakah ada yang bisa melindungimu jika aku melakukan itu." mendengar apa yang diucapkan oleh Arsa, Agung menjadi sangat ketakutan. Iya tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Arsa. Ini adalah hal yang paling menakutkan di dalam hidupnya. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi kepada mereka jika Arsa menginginkan mereka mati. Bayu pun ambruk di tanah.

"Semua sudah berakhir. Sudah berakhir" Gumam Bayu dengan penuh penyesalan.

"Tolong, pintu ada di sebelah sana. Silahkan keluar" Arsa melambaikan tangannya sambil duduk di sofa kembali.

"Tuan... Tuan... Tolong." Agung memohon. Fendi langsung membuka pintu dan memberi isyarat kepada Agung dan putranya untuk pergi. Ayah dan anak yang putus asa itu tidak punya pilihan selain meninggalkan ruang VIP.

Begitu berada di luar, Agung menampar pipi Bayu tanpa ragu.

"Sialan, kamu berani menyinggung cucu Andi Sudiryo! Apa menurutmu hidup kita tidak akan lama? " Ucap Agung dengan keras.

"Pah, aku tidak tahu kalau dia cucu Andi Sudiryo! " Jawab Bayu sambil menatap papanya dengan wajah sedih penuh penyesalan. Setelah apa yang terjadi di ruang VIP tadi, Agung dan Bayu sangat malu jika mereka masih berada di pesta itu, hingga mereka memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut.

"Tuan Arsa, sebenarnya... Meskipun Anda tidak memiliki dendam kepada tuan Lesmana, saya sudah berencana untuk memutuskan hubungan kerja dengan mereka." Ucap Fendi.

"Oh? Memangnya kenapa kok bisa begitu?" Arsa menatap Fendi dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Karena bahan baku yang disediakan oleh perusahaan mereka harganya mahal, dan kualitasnya sama saja. Dan mengapa mereka bisa bekerja sama dengan perusahaan kita adalah karena mereka menyuap Tuan Indra dan anaknya. Arsa mengangguk mendengar penjelasan itu. Dia memberi isyarat kepada Fendi untuk melanjutkan apa yang ingin Ia sampaikan.

"Tapi saat kita menghentikan kerja sama dengan perusahaan 3 pilar, kita masih perlu menyeleksi perusahaan yang lain sebagai penggantinya. Apa mungkin Tuan Arsa memiliki pandangan? " tanya Fendi kepada Arsa.

"Aku percayakan semuanya kepadamu. Terserah kamu mau memilih perusahaan yang mana sebagai pemasok bahan baku Perusahaan kita" ucap Arsa kepada Fendi yang berada di depannya ia tersenyum mendengar jawaban Tuan mudanya tersebut.

"Baik tuan muda. Saya akan memastikan untuk memilih perusahaan dengan harga yang tepat dan dengan kualitas yang baik" jawab Fendi dengan penuh keyakinan. Arsa pun mengangguk.

Di luar hotel.

"Tunggu sebentar tuan" Panggil seorang satpam di lobby masuk Guardian hotel. Adit teman baik Arsa, saat ini sudah tiba di depan Hotel memenuhi undangan dari temannya tersebut. Saat ia berada di depan pintu untuk masuk, dua orang satpam menghentikan langkahnya. kedua satpam tersebut melihat penampilan Adit yang sangat tidak elegan. Orang seperti itu bukanlah tipe orang yang akan mampu untuk menginap di Guardian hotel.

"Saya di sini untuk menghadiri pesta yang diadakan oleh Kendi Group. Mengapa? apa ada masalah?" ucap Adit kepada kedua satpam yang tadi memanggilnya.

"Maaf tuan, kalau anda ke sini untuk menghadiri pesta, Tolong tunjukkan undangan anda" salah satu dari kedua satpam itu meminta Adit untuk menunjukkan undangannya.

"Saya diundang secara lisan oleh pimpinan Kendi grup cabang Kota Surabaya. Jadi saya tidak perlu undangan untuk bisa masuk ke pesta ini." jawab Adit.

"Maaf, kalau anda tidak punya undangan tersebut, maka anda tidak bisa masuk." dua security itu saat ini berdiri di depan Adit untuk menghadangi jalannya supaya tidak masuk ke dalam hotel. Adit pun tidak bisa berkata apa-apa.

"Aku sudah bilang, aku diundang secara lisan oleh pimpinan. Kalau kalian tidak percaya kalian bisa bertanya sendiri kepadanya" mendengar apa yang diucapkan oleh Adit, kedua satpam tersebut tertawa. Seolah Adit sedang bercanda di tempat seperti ini. dan disaat yang bersamaan, seseorang yang mengenakan jas datang mendekati 2 security tadi beserta Adit. laki-laki itu adalah manager hotel.

"Ada apa ini? " Tanya Kepala Manager hotel di lobby hotel.

" Maaf pak manager, laki-laki ini bilang dia datang untuk menghadiri pesta Kendi Group. Tapi dia tidak ada undangannya. Dia bilang kalau dia diundang secara pribadi oleh pimpinan Kendi grup" jawab Salah satu satpam itu. Adit pun mengangguk.

"Benar apa yang dikatakan dia. Aku diundang secara pribadi oleh pimpinan. Aku berteman baik dengannya." ucap Adit kepada kepala security itu. Kepala security itupun melihat Adit dari atas sampai bawah, lalu ia pun tertawa.

"Apa tadi kamu bilang? Pimpinan mengundangmu secara pribadi? dan kamu juga berteman baik dengan pimpinan baru Kendi Group? " tanya manager hotel itu Terdengar sangat meremehkan.

"Iya" Adit pun mengangguk.

"Heh bocah gendut... Bisakah kamu berhenti bercanda. Kamu terlihat seperti ini dan kamu mengaku kalau kamu adalah teman dari pimpinan baru kendi grup? Apa kamu tidak ngaca dan melihat dirimu itu seperti apa? pasti kamu ingin pergi ke pesta Hanya untuk menikmati makanan kreatif saja." Managern itu pun mencibir Adit. Adit pun merasa malu. Dia sedang dipandang rendah saat ini. Tentu saja hal itu membuat Adit sangat kesal. Jika dulu adit diejek, dia akan diam-diam membiarkan semuanya. Namun setelah bertemu dengan Arsa, dia menyadari bahwa hal itu tidak boleh dilakukan. Pria itu memandang ke arah manager hotel dan kedua satpam di depannya.

"Apakah kalian pantas meremehkan orang lain hanya karena tidak menggunakan pakaian bermerek terkenal? Tentu saja hal itu sangat tidak boleh. Saya kasih tahu ya, anda jangan pernah memandang rendah kepada orang lain." ucap Adit karena kesal. kepala security itu pun mengerutkan dahinya karena heran dengan ucapan Adit.

"Kamu sedang berbicara apa? " tanya lelaki berjas itu.

"Aku bilang jangan merendahkan orang lain." ucap Adit dengan tegas.

"Hei gendut, Apakah kamu ingin mati ya?" kata manager hotel tersebut langsung menampar pipi Adit, Disaat Adit tidak menyadarinya. Adit pun tidak menyangka jika kepala security itu menamparnya.

"Kamu menamparku? " kedua bola mata Adit membulat tak percaya dengan apa yang dilakukan laki-laki itu.

"Berani sekali kamu berteriak kepadaku" Manager hotel itu menoleh ke arah para securiti di sampingnya itu.

"Apa yang kalian lihat? Cepat usir laki-laki ini." mendengar Apa yang diperintahkan oleh manager, kedua satpam tersebut pun langsung melaksanakan perintahnya.

"Tunggu saja, aku akan membalasmu karena telah menamparku." Adit pun yang marah Berkata sambil menunjuk ke arah manager itu.

"Baiklah saya akan menunggu balasanmu." Manager hotel itu meremehkan Adit. Iya tidak takut sama sekali. Dalam bekerja selama ini, Dia telah bertemu dengan banyak orang. masuk orang-orang penting yang berpengaruh. Itulah mengapa dia langsung berasumsi bahwa pria gendut di depannya itu adalah orang miskin dan pantas untuk direndahkan.

Setelah diusir oleh dua satpam tadi, Adit buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Arsa.

"Apa kamu ditampar dan sekarang diusir dari depan hotel?" ucap Arsa yang langsung berdiri dari kursinya karena terkejut.

"Baiklah Jangan khawatir aku akan segera turun." Arsa benar-benar geram dengan keadaan yang terjadi kepada Adit. Dia langsung menutup telepon tersebut. sahabatnya datang ke pesta yang dibuatnya, tapi malah dipermalukan sebelum ia masuk.

"Sebuah perbuatan yang tidak akan pernah aku maafkan." gumam Arsa yang masih berdiri di atas kursinya.

"Apa yang terjadi tuan muda?" Fendi yang melihat ekspresi Arsa pun cepat-cepat bertanya.

"Manajer hotel? " ucap Arsa dengan nada dinginnya.

"Apa? " mendengar itu Fendi pun terkejut. Fendy berpikir bahwa saat ini sedang ada masalah besar.

"Fendi Ikutlah aku! " Arsa keluar dengan keadaan marah. Fendi yang melihat itu pun menyadari bahwa masalah kali ini benar-benar serius. Dia langsung berdiri dan mengikuti Arsa keluar.

Di lobby hotel.

Adit yang baru saja di seret keluar kini kembali lagi masuk.

" Kenapa kamu kembali? Kamu ingin aku menamparmu lagi? " tanya manajer hotel sambil menunjuk ke wajah Adit.

"Diam!" Sebuah teriakan terdengar. Manajer hotel itu menoleh ke arah sumber suara. Iya melihat Arsa dan Fendi yang baru datang .

" Tuan Arsa, Tuan Fendi" ucap manajer hotel tersebut dengan terkejut. Kemudian ia buru-buru tersenyum dan langsung menundukkan kepalanya.

" Tuan Arsa, Tuan Fendi apa yang Anda berdua lakukan di sini? "Tanya Manager hotel itu.

"Minggir! " Arsa mendorong manajer hotel tersebut dan langsung menghampiri Adit.

"Arsa akhirnya kamu datang juga." ucap Adit dengan wajah sedihnya.

"Adit siapa yang menamparmu? " Tanya Arsa dengan suara dinginnya.

"Dia" Adit menunjuk ke arah manager hotel itu. Ada Hawa dingin yang menjalar ke seluruh tubuh manajer Hotel itu. Manager Hotel itu merasakan tatapan arca yang seakan ingin membunuhnya. Iya benar-benar ketakutan. Di saat itulah ia percaya bahwa Adit adalah benar-benar teman dari pimpinan perusahaan Pendi group cabang Surabaya. Dia benar-benar tersentak mengingat apa yang baru saja dilakukan kepada Adit.

"Berani sekali kamu memukul temanku. Kamu itu hanya manajer biasa. Apa kamu juga akan memukulku, hah? " ucap Arsa yang sedang marah sambil mencengkeram kerah manajer hotel tersebut.

" Tuan Arsa, saya minta maaf. tolong Maafkanlah saya." manajer hotel tersebut berkata dengan tubuh yang gemetar. Iya segera berlutut di kaki Arsa. Disusul dengan kedua security yang tadi mengikuti perintahnya.

Mereka benar-benar tidak pernah menyangka bahwa laki-laki gendut berpakaian lusuh tersebut benar-benar teman dari pimpinan baru. Dengan posisi mereka di hotel itu, mereka tidak akan pernah bisa jika Arsa membalaskan sakit hatinya. Arsa pun menoleh ke arah Adit.

"Adit pukul dia seperti yang dia lakukan kepadamu. Lakukan 100 kali lipat." mendengar apa yang dikatakan oleh Arsa, Adit pun mengangguk dengan cepat. Dia benar-benar tidak terima saat ditampar oleh manajer Hotel itu. Dan saat ini ia akan membalaskan dendamnya.

Adit menggulung lengan bajunya dan bergegas mendekat ke arah Manager hotel yang tadi menghinanya.

"Manager hotel yang terhormat. Apakah sekarang anda percaya bahwa aku adalah teman dari pimpinan perusahaan Kendi Group?" Adit menatap ke arah Manager hotel yang saat ini masih berlutut.

"Saya percaya kepada Anda tuan. Saya mohon maaf. Saya bersalah. Mohon maafkanlah saya." ucap Manager hotel tersebut dengan suara yang bergetar.

"Memaafkan kamu? Apa kamu sedang bermimpi? " Adit menjawab apa yang dikatakan oleh manajer tersebut sambil menampar wajahnya. Tidak hanya sekali Adit menamparnya. Sekali dua kali tiga kali sampai berulang-ulang kali hingga Adit merasa puas membalaskan dendam di hatinya. Hingga akhirnya wajah manajer hotel tersebut kemerah-merahan bekas tamparan tangan Adit. Setelah membalaskan dendamnya, Adit bisa bernafas lega.

"Ingat apa yang aku katakan. Tidak peduli seberapa tinggi jabatanmu. Anda tetap tidak boleh meremehkan orang lain hanya karena apa yang ia pakai. Masih banyak orang yang lebih baik daripada kamu." ucap Adit kepada manajer hotel tersebut.

1
wantaya
harusnya memang jadi dua novel meski saling terhubung,namun alur,klimaks ,anti klimaks,dan endingnya harus berbeda,jadi pembaca merasa membaca dua novel yang berbeda
Joni S Hasibuan
Buruk
Randy
thor saran thor coba arsa dilatih bela diri thor biar ada bekal tuk jaga diri mya thor tanpa harus bergantung sma pelindungx thor past tambah keren tuh thor n wasis pun tambah kesel/Facepalm//Facepalm/
Den Mas Har
sak karepmu wes koe penting bahagia
Den Mas Har
sak karepmu wes,seng penting koe bahagia/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Randy
hahaha itulah akibat serakah,sombong n merasa paling unggul akhir nya senjata makan tuan haha kena strokk berat dah wasis/Facepalm//Facepalm//Facepalm/lanjutkan thor gaskennn
Mbah Kung
kok macet... semangat thor
Syahrizal
Luar biasa
Msntan 99
pisah
Randy
/Grin//Grin//Facepalm/kocakk.belum kena ulti ud gemetaran mngkax jgn sombong kena mental.gk tuh
muhammad aiman ridzwan
setuju.. pisahkan novel.. jadikan 2 novel kayak judul novel "suami di anggap miskin" dan "mereka tidak tahu aku kaya".. kedua novel tu bersambung
Ezra Sumadi
bikin baru jak kk othor
kurdi
terserah lu thor mau lanjur apa kagak bodo amat,udh g seru
Joko Santoso
setuju
queeen
setuju yg penting d lanjutkan kan thor
Sufiatul Husna
mendingan di pisah Thor.......biar seruuuuu
Roody Anake Makyahnpakri
judul sendiri - sendiri saja
Agus Shoim
oke... tapi ceritanya jangan muter muter seperti gasing .... maklum Thor lgi penasaran ni
Kakasefti
setuju
Kholis Majid
lanjut yg penting alurnya nyambung pisah wz
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!