NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Pocong

Pesugihan Siluman Pocong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Warga kampung Cisuren digemparkan oleh kemunculan setan pocong, yang mulai berkeliaran mengganggu ketenangan Warga, bahkan yang menjadi semakin meresahkan, banyak laporan warga menyebutkan kalau Dengan hadirnya setan pocong banyak orang yang kehilangan uang. Sampai akhirnya warga pun berinisiatif untuk menyelidikinya, sampai akhirnya mereka pun menemukan hal yang sangat mengejutkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dicegat Setan Pocong

Pov Dudung

"Ternyata benar di kampung Jelegong ada tempat hiburan. tapi di sebelah mana ya?" Tanyaku mulai membuka pembicaraan.

"Emang kata siapa bohong? memang benar di sini ada tempat hiburan. tidak mungkin ada banyak orang kalau tidak ada yang menyenangkan."

"Terus di mana tempatnya?" tanya aku mengulang kembali pertanyaan.

"Kenapa kamu malah banyak bertanya, ikuti saja orang-orang! nanti saja pasti akan sampai ke tempat tujuan." jawab Amin yang terlihat celingukan dengan bertolak pinggang menirukan Gatotkaca yang sedang mencari musuhnya.

"Kalau ada tempat hiburan, Kenapa tidak ada sound yang terdengar?"

"Mungkin belum mulai karena ini masih sore." jawab Ajo menimpali.

"Ya sudah kita cari panggung tempat hiburannya, supaya kita bisa melihat dengan jelas siapa artis yang akan bernyanyi." ujar Amin sambil terus berjalan namun tidak bisa cepat, karena sudah penuh sesak oleh orang-orang yang sama-sama ingin menikmati hiburan.

Dengan perjuangan yang dipenuhi kesabaran, akhirnya kita pun sampai ke tempat tujuan. benar saja di tempat itu ada hiburan terlihat suasananya begitu hidup dan bersemangat. lampu-lampu warna-warni bersinar terang menciptakan nuansa yang ceria dan meriah di sepanjang lorong-lorong pasar, musik merdu dan riuhnya suara penjual yang berteriak menciptakan latar belakang yang dinamis dan menghibur.

Orang-orang berkerumun di sepanjang jalan, berjalan dari satu stand ke Stand lainnya. sambil menikmati aroma makanan yang menggoda dan melihat-lihat berbagai barang dagangan yang ditawarkan. ada berbagai makanan lezat seperti sate, bakso, mie ayam dan kue-kue tradisional yang menggoda lidah pengunjung. diantara kedai-kedai makanan terdapat juga stand-stand menjual barang unik dan antik. ada pakaian, perhiasan, mainan dan berbagai macam barang lainnya yang menarik perhatian pengunjung. suasana tawar-menawar yang riuh membuat pasar malam menjadi tempat yang ramai dan seru.

Di tengah-tengah lapang terlihat ada panggung yang diisi oleh berbagai alat musik, dengan para pemainnya yang sudah bersiap untuk melakukan pertunjukan. orang-orang yang berkunjung sebagian besar berada di hadapannya dengan suara gemuruh riuh rendah, dipenuhi oleh obrolan obrolan ringan dan penuh kebahagiaan.

Aku dan teman-teman lainnya berkumpul di satu tempat yang sangat tenang, yang bisa memindai keadaan panggung utama yang terlihat sudah ada tiga artis yang naik ke atas dengan wajah yang sangat cantik, dipadukan dengan pakaian yang glamour, membuat suara tepuk tangan terdengar memenuhi seluruh area lapangan.

Tak lama diantaranya suara musik pun mulai terdengar diikuti nyanyian yang terdengar merdu dan energik, membuat para penonton bersemangat untuk menggoyangkan tubuhnya, disambut dengan tepuk tangan yang lebih meriah, bahkan terdengar ada yang bersiul. yang dari belakang maju ke depan, berdempet-dempetan ingin lebih dekat ke arah panggung.

Selanjutnya, acara hiburan pun dimulai dengan begitu meriah dan sangat menakjubkan. artis-artis yang perform menunjukkan performa terbaiknya, diiringi dengan musik yang begitu kompak dan enak di telinga.

Aku Dan teman-temanku setelah melihat artis yang bernyanyi tidak terlalu khusu menatap ke arah panggung, karena yang sering kami lakukan menonton orang yang sedang nonton, dengan menyipitkan pandangan mencari wanita-wanita yang cantik yang bisa kita kagumi.

Tak terasa waktu pun semakin lama semakin larut, suasananya mulai terasa dingin. artis penyanyi mulai membuka baju jaketnya mungkin merasa gerah karena terus menari menghibur dengan dedikasi yang sangat tinggi, membuat orang-orang yang sedang menonton terdengar semakin bergemuruh Bersorak sorai sambil terus menari mengikuti irama musik yang sangat menggairahkan.

Aku yang datang dengan tanpa membawa uang, merasa sudah kesal dan tidak terlalu tertarik dengan hiburan yang ada. mataku memindai keadaan sekitar terlihatlah Amin yang sedang menatap ke arah panggung, namun dari rautnya tidak terlihat bersemangat sehingga aku pun mendekati.

"Teman-teman kita pada ke mana Min?"

"Nggak tahu Dung, tidak ketahuan Ke mana perginya. Namun tadi sebelum pergi mereka menitip pesan, kalau mau pulang kita harus berkumpul di depan warung."

"Warung yang mana Min? kan warung itu sangat banyak."

"Warung yang ada di pinggir kampung, yang di sampingnya ada pohon asem."

"Ya Sudah mendingan Ayo kita pulang. Aku sudah tidak betah berada di sini." aku mengajak Amin pulang.

"Ayo! aku juga sudah ngantuk."

Akhirnya kita berdua pun berjalan menuju ke arah warung yang sudah dijanjikan. tak lama diantaranya kita pun sampai ke tempat tujuan, terlihatlah sudah ada dua orang yang menunggu sambil duduk menikmati rokok yang berada di tangannya.

Aku dan Amin pun duduk di bangku yang terlihat kosong karena waktu itu warung dalam keadaan tutup, mungkin pemiliknya sedang menonton dangdut di pasar malam. tak lama diantaranya, datanglah Ajo yang disusul oleh Bidin diikuti oleh Enong dan Nani sampai akhirnya Pemuda Kampung cisuren berkumpul kembali.

"Sekarang udah kumpul semuanya, ayo kita pulang ! namun, sebelum berangkat Siapa yang berhasil?" Tanyaku sambil membagi tatap ke arah teman-teman yang berada di tempat itu.

"Akulah yang berhasil. Ada pemuda yang memberi pindang dan gorengan." jawab Enong sambil mengangkat plastik yang ada di tangannya.

"Ternyata nasin baik sedang bersamamu Nong! tapi Emangnya dia tidak mau mengantar kamu pulang?" Tanyaku yang masih menatap ke arah Enong dengan penuh kekaguman.

"Nggak, Karena Aku menolaknya.

"Ey..., Dasar licik! pemberiannya diambil tapi diantar pulang tidak mau."

"Aku menghargai perasaanmu kang Dudung, takut kamu cemburu." jawab Enong bercanda.

"Asik.....! kalau begitu nanti aku antar sampai ke rumah. Aku pastikan kamu akan selamat sampai tujuan. namun tidak pantas seorang putri membawa plastik seperti itu, Biarkanlah Kakanda yang membawa." tawarku sambil menadahkan tangan.

"Tidak! Nanti kalau kakanda Kudung yang bawa, pasti tidak akan selamat sampai rumah, pasti akan habis dimakan di jalan."

"Dasar pelit! Ya sudah, ayo kita pulang!" jawabku sambil mendengus kesal namun diakhiri dengan tersenyum.

Teman-teman yang lain tidak memberikan tanggapan, mereka hanya mengulum senyum sambil bangkit dari tempat beristirahatnya untuk memulai perjalanan pulang ke rumah.

Di sepanjang jalan terus diwarnai dengan obrolan obrolan, menceritakan pengalaman masing-masing sampai tak terasa semakin lama semakin jauh dari Jelegong. suara musik dangdut terdengar samar-samar sampai akhirnya tidak terdengar lagi, digantikan dengan suara jangkrik dan belalang. angin malam terasa dingin, langit tetap terang memamerkan bintang-bintang yang terlihat terang saling mengedip, dikomandoi oleh rembulan yang paling besar, membuat perjalanan semakin terasa gampang meski tidak menggunakan senter.

Namun ketika kami tiba di pinggir kampung Cisuren, tiba-tiba tercium kembali bau kemenyan membuat langkahku terhenti diikuti oleh yang lainnya, mungkin mereka merasakan penciuman yang sama.

Untuk sementara waktu kita pun terdiam, tidak ada yang berani mengeluarkan pembicaraan, tidak ada yang berani bergerak. keadaan sangat sunyi membuat suasana semakin terasa mencekam. aku memindai keadaan sekitar, mataku bergerak-gerak seperti sedang mencari sesuatu. aku mulai berburuk sangka, Apa mungkin setan pocong ada di kampungku?

"Kayaknya setan pocong ada lagi." gumamku dalam hati sambil memundurkan langkah.

"Mau kemana kamu Dudung?" tanya Amin berbisik.

"Aku mencium bau kemenyan kembali Min, jangan-jangan ini semua gara-gara setan pocong?"

"Jangan mengada-ngada kamu dung! Ayo kita percepat langkahnya agar segera sampai ke rumah."

"Yah, iyah....! secepatnya kita harus segera sampai ke rumah." jawabku sambil mulai melangkahkan kaki kembali.

Baru saja beberapa langkah tercium, bau bangkai yang sangat menyengat, membuat kepala terasa pening dan isi di dalam perut ingin keluar lewat mulut. tak sampai di situ terdengar suara pasir yang dilemparkan ke arah dedaunan, menimbulkan suara kemrosok yang begitu khas yang bisa membuat bulu Kuduk merinding.

1
Sri Ningsih
ceritanya jdi ngalor ngidul😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!