Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rujuk Konon
"kita rujuk aja dulu Yu, nanti gampang gimana selanjutnya,". Ucap Hendri.
"Iya nak Ayu,lebih baik kalian rujuk saja. Setelah acara akad nikah nanti baru kita bahas gimana kedepannya,". Bujuk sang mantan mertua.
Ck,rujuk konon mereka kira aku tidak tau apa yang di rencanakan, batin Ayunda. "Gak bisa bu, sebelum Hendri,kerja apa gajih juga berapa. Baru aku mau, tapi minimal gajih di atas lima juta,banyak lo keperluan aku sama cicilan mobil lo mas,". Kekeh Ayunda,dalam hati. Ia ingin sekali tertawa namun tetap di tahannya.
Sial, sepertinya Ayunda,tidak bisa di kerjain,batin Hendri. "Kalau nunggu itu pasti lama yu,apa lagi sekarang aku hanya mengharapkan bengkel saja,". Ucapnya.
"Nah makanya dari itu mas, sekarang aku gak mau rujuk. Percuma rujuk tapi aku juga kerja sama bayar semuanya. Lebih baik sendiri lebih enak,". Jawab Ayunda.
"Tapikan anakku juga kerja yu, walaupun hanya di bengkel. Sambil menunggu kerja yang lebih baik,yahh. Gak papa kamu bantu suami gitu,". Sahut bu Sari.
"gak lah bu, mending santai dirumah ada aja suami buat cari nafkah, bukannya ibu dulu seperti itu kan,". Sindir Ayunda.
"Kita pulang saja bu, percuma minta rujuk tapi Ayunda,gak mau,". Hendri,sudah geram melihat tingkah lakunya sang Mantan istri
"Bukannya gak mau mas, tapi liat kondisi mu bagaimana mau rujuk tapi gak bisa memenuhi persyaratanku,". Jawab Ayunda.
"ya udah,nanti akan aku pikirkan lagi yu,". Ujar Hendri. Beranjak pergi meninggalkan ibunya sendiri.
"Semoga Hendri,dapat kerjaan yang baik,dan kalian bersama lagi,". Ujar bu Sari.
Ayunda, hanya cengir kuda saja. "Kalau lama aku gak tau bu,siapa tau nanti ada yang lamarku duluan,". Jawab Ayunda.
"Lah gak bisa gitu dong yu, tungguin lah Hendrinya kamu yang sabar napa,".
"Sabar sampai kapan bu,umurku sudah bertambah pasti lah aku memikirkan masa depan lagi, membina rumah tangga dan memikirkan keturunan juga,". Kata Ayunda.
Membuat bu Sari,terdiam sejenak.
"Kan gampang tinggal rujuk sama Hendri, kalau kamu mau membina rumah tangga lagi dan memiliki anak-anak,".
Aduh, pusing nih ngomong sama orang yang gak ngerti,batin Ayunda. "Kalau Hendri,hanya mengandalkan bengkel saja,terus memberi uang kepada ibu.boro-boro bu nabung makan aja gak cukup,".
"Kamukan kerja yu,gajih besar juga,jadi kalian tercukupi,". Sahut bu sari.
Ayunda,menahan pelipis keningnya ia merasa pusing. bisa-bisa gila aku jika terus-menerus bicara sama bu sari, batin Ayunda.
"Kamu maukan balikkan sama anak aku,". Bu sari, memegang lengan Ayunda.
"Maaf bu,aku gak bisa,". Jawabnya.
"Lah, kenapa yu,ibu sangat senang kalau kalian rujuk. Apa lagi nanti ada cucu-cucu ibu,". Senyum merekah di bibir Bu Sari.
"Kita liat saja nanti yah bu, seperti yang aku ucapkan. Aku gak mau rujuk kalau mas Hendri, masih mengharapkan bengkelnya hanya pendapatan berapa belum ibu selalu meminta uangnya,". Decak Ayunda. Ia sudah kesal.
"Kamu seharusnya bersyukur kalau Hendri,masih berpenghasilan dari pada nganggur,". Ketus bu Sari
"Terus buat kami makan sama bayar cicilan mobil gimana bu,". Tanya Ayunda.
"Kan kamu kerja,gajih besar,". Sahut bu Sari, dengan santainya.
"kan aku sudah bilang bu. Jika aku punya suami atau rujuk ke anak ibu,aku bakalan berhenti kerja. Ngapain kerja ada suami yang cari nafkah,". Alasannya
"Kalau begitu ngapain juga Hendri,rujuk kalau kamu berhenti kerja Yu,aku gak suka memiliki menantu hanya mengandalkan suami sedang istri di rumah santai nganggur,". Oceh bu sari.
"Aku mau nanya sama ibu ? dulu pas masih ada suami setau ku ibu hanya diam tanpa bekerja apa-apa,".
Membuat bu Sari,terdiam tanpa menjawab perkataan Ayunda.
"Lah, kenapa diam bu,". Ujar Ayunda.
"Alah,susah yah ngomong sama kamu yu,mending aku pulang saja,". Bu Sari, beranjak pergi dari rumah Ayunda.
"Coba dari tadi kek,". Gumam Ayunda
"enak banget mau rujuk, tapi gak kerja bilang aja mau menikmati uang hasil keringat ku. mereka pikir aku mau seperti dulu,maaf yah sekarang tidak akan terulang lagi,". decak Ayunda, sendiri.
*****
"Gimana bu? Apa Ayunda, mau rujuk,". Tanya Hendri. Kepada ibunya baru saja duduk santai di sofa.
"Gak mau Hend,percuma kamu rujuk kalau dia gak lagi kerja,mana bayar cicilan mobil segala. pasti cicilan mobilnya berjuta-juta,". Jawab bu sari.
"Udah aku bilang,mana mau Ayunda,rujuk sama kamu Hend.aku yakin deh Ayunda, kerja di kantor sudah pasti banyak kenalan cowok tajir diluar sana,". Sahut Neli.
"Kamu mainnya kurang bagus Hend. Ayunda,itu pintar mana mau sama kamu kerja juga tukang bengkel, pendapat cuman seberapa,". Timpal Ambar.
"Benar juga yah,aku gak kepikiran gitu. Atau jangan-jangan Ayunda,udah ada target tanpa aku ketahui,". Gumam Hendri.
"Jadi kamu belum pernah cari tahu jika Ayunda, sedang diluar Hend,". Tanya sang ibu.
"Iy-iya bu,". Jawabnya.
"astaga Hendri,jadi selama ini kamu cuman diam tanpa apa-apa,". tanya sang ibu.
"Hendri,itu gak bakalan bisa apa-apa bu, kecuali kita yang beri dia ide. Kalau gak ada dia cuman diam aja,". Decak Ambar.
"Kamu itu laki Hendri, seharusnya lebih lancar otakmu daripada kakak-kakak mu. Heran aku sama kamu ini,gak becus jadi laki,". Bentak sang ibu.
Hendri, menghela nafasnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.
"Udah lah bu, pusing aku ngurus dia. Neli,kamu udah pesan kan katering nya buat besok sama kue-kue,". Tanya Ambar.
"Udah kak,tinggal besok saja. Baguskan bu dekorasi buat akad besok,".
"Bagus,ibu suka. Kamu kapan di seriusin sama pacarmu Nel,". Tanya sang ibu tiba-tiba.
"Nanti,pas kak Ambar. Besok aku ajak dia ke sini yah bu,". Ujar Neli.
"Ajak lah, sekalian sama orang tuanya. Biar ibu bisa akrab sama calon besan,". Bu sari,tengah kegirangan.
"Pasti bu,". Sahut Neli. Kini wajahnya penuh bahagia.
"besok aku juga bawa kekasihku bu,". Ucap Hendri.
"Terserah kamu, asalkan dia anak orang kaya atau punya kerjaan yang bagus,". Sahut sang ibu. Ia masih kesal kepada anak laki-laki nya itu.
Percuma punya anak laki-laki tapi gak becus,untung ada kakak-kakaknya, batin bu Sari.
"Dengarin apa pesan ibu Hend,". Ujar Neli.
"Kalau gak dapat satu,carilah yang lain. Laki kok lemah,". Ejek sang kakak tertuanya.
"iya kak,". lirihnya.
Sial,semua ini gara-gara Ayunda. Yang gak mau rujuk sama aku, jadi bahan ejekkan aku,batin Hendri.
menurut harus yang betul.