Delima Maharani Pradipta, gadis cantik primadona sekolah selain wajahnya yang cantik dan tubuh bak model, sehingga siapapun terpesona juga dengan tingkahnya yang sangat gesrek, yang membuat semua orang ingin dekat dengan dia
Namun kemalangan menimpa nasibnya, dia harus dijodohkan dengan seorang casanova.
Akankah Delima bahagia dengan pernikahannya? Atau kah seorang casanova bertekuk lutut dihadapan Delima?
Ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulina alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cafe
Seperti janjinya pada sahabatnya tadi, malam ini Delima pergi ke cafe untuk sekedar refresing saja.
Delima turun dari tangga, dan kebetulan ada mami Dina dibawah sedang asyik nonton sinetron kumenangis.
"Mih...Delima ke cafe dulu" ucap Delima dengan mencium tangan mami Dina
Mami Dina memperhatikan dari atas sampai bawah penampilan anaknya, dan hanya geleng geleng kepala "Bukannya besok masih ada ujian De?"
"Sebentar saja kok mi, udah janjian ma yang lain juga"
"Rok kamu De" ucap mami sambil menunjuk ke rok Delima
Delima saat ini memakai rok sepan yang panjangnya selutut dan juga kaos santai yang pas ditubuhnya dan keliatan sangat seksi, tak lupa juga dengan jaket.
"Masih sopan kan mi" jawab Delima dengan cengiran bibirnya
"Terlalu seksi sayang, kalau papi kamu lihat marah loh"
"Ya mami jangan bilang donk, beres kan"
"Kalau Kenzo yang liat gimana?"
"Bodo amat ma si Kenzo mih, udah ah Delima keluar dulu janji gak lama kok mi, da..."
Didalam cafe, sahabat Delima sudah ada disana dan menunggu sang Tuan Putri yang datangnya ngaret.
"Sorry lama, kena semprot dulu, padahal gue kan cantik enggak nyamuk" ucap Delima dan langsung mendapatkan toyoran dari Jeje.
Keempat sahabat Delima melihat penampilan Delima, ya kali ini tidak seperti biasanya, udah tiba tiba ngajakin ke cafe e datang datang dengan penampilan yang wow....seksi abis.
"Kalian kenapa?" tanya Delima yang melihat sahabatnya memandang dirinya.
"Elu yang seharusnya kita tanya, elu sehat?"
"Sejak kapan gue sehat?" gantian Delima yang menyodorkan pertanyaannya ke sahabatnya itu.
Jeje berdiri dari menepuk jidad Delima "Panas, pantes gesrek otaknya"
"Enak aja...lagian kenapa sih?" tanya Delima lagi
"Elu ada masalah ma abang gue? mentang mentang mau kawin aja jadi aneh" ucap Satria
"Aneh gimana?" Delima belum menyadari kalau sahabatnya itu sedang mempermasalahkan pakaiannya.
"Bener bener deh, ogeb nya kumat"
"Rok elu Dedel"
"Enak aja gue pinter"
"Iya pinter tapi gila" ucap sahabat Delima kompak
"Hemmm terserah deh..." jawab Delima pasrah.
"Tumben pake rok itu De, seksi banget loh"tanya Adit
" Masak" jawab Delima dengan meminum minuman yang entah minuman siapa.
"Elu kenapa? ada masalah?" tanya Satria dengan memandang wajah Delima
Delima menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkannya lagi
Diam
Hening
"Tadi siang gue mergoki Kenzo di apartemen sedang....." Delima tidak meneruskan kalimatnya, karena sahabatnya pasti sudah tau maksudnya
"Gila"
"Parah"
"Dan elu diam saja?" tanya Satria
Yang untuk masalah yang menyangkut abang sepupunya Satria lah yang lebih bersemangat, karena dia tau seperti apa abangnya itu.
"Gue harus gimana? yang penting kan dia udah tau kalau gue dah pernah liat dia gituan" jawab Delima enteng.
"Bat......"
Belum selesai Satria ngomong sudah di jawab dulu Delima "Gak bisa, udah terlanjur"
"Tapi elu..."
"Udah gue gak apa apa, doain aja biar tu playboy bisa insaf"
"Yang gue butuhin dukungan kalian, dan kalian yang setiap saat bisa gue perluin nantinya" lanjut Delima
"Gue gak bisa dukung yang kayak gini, abang gue udah keterlaluan" Satria tiba tiba emosi karena melihat Delima yang malahan dengan santainya.
"Kan ada elu bang Sat, gak usah terlalau khawatir, elu kan tau siapa gue dibandingkan dengan abang elu" jawab Delima dengan menatap mata Satria.
"Tapi....."
"Diem ah...gak usah brisik, gue kesini butuh hiburan bukan malahan elu malahan kasian ke gue"
Sedangkan Kak Rey disana hanya diam saja. Dia tau sesulit apa jadi Delima saat ini, tapi Rey percaya adiknya akan mudah melewati ini semua, dan mudah membasmi si Kenzo.
Tiba tiba, manager cafe itu mendatangi meja Delima dan kawan kawan.