Kami saling mencintai , pernikahan kami sudah tinggal menunggu hari, tapi sepertinya takdir ku harus berpisah darinya. Karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan calon suami ku meninggal dunia.
Damian, adalah putra semata wayang keluarga Adi ningrat, karena itulah aku terseret dalam masalah keluarga mertuaku saat calon pewaris tunggal mereka telah tiada.
Orang yang telah kuanggap Ibu kandungku sendiri memintaku bahkan memohon kepadaku agar aku mau membantu keluarga mereka.
Betapa terkejutnya aku mendengar permintaan dari calon Ibu mertua ku. Beliau memintaku untuk tidak membatalkan pernikahan .
Aku akan tetap menikah bukan dengan calon suamiku tapi dengan calon Papa mertuaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Sepanjang acara Bening begitu gelisah, Damar meninggalkan nya begitu saja mengobrol dengan para rekan nya, membiarkan Bening di kelilingi oleh para pengusaha muda yang seolah saling pamer kekuasaan untuk menarik perhatian nya.
Acara yang begitu meriah, justru membuat Bening semakin sumpek, dimanapun dirinya melangkah, para lelaki itu terus membuntutinya.
Hingga karena kesal, akhirnya Bening memilih mencari keberadaan Damar, Damar sebenarnya merasakan kegelisahan yang sama, dari jauh sebenarnya Damar bisa melihat apa yang sedang Bening lakukan.
Damar takut, berdekatan dengan Bening, nantinya membuatnya lepas kontrol, bisa-bisa Damar menghajar para pria yang hendak berkenalan dengan Bening.
Bening menunjukan rasa kesalnya, gadis itu matanya berkaca-kaca, merasa diacuhkan, merasa diabaikan, Bening kesal, kenapa Damar mengajaknya jika dirinya dianggap orang asing.
Sekeliling mereka, semua pasangan begitu menikmati acara, sedangkan Bening gadis itu ditinggalkan dengan orang-orang yang begitu agresif mendekatinya
Bening merasa dirinya seperti dagangan yang ditawarkan oleh Damar, Damar yang melihat istri mudanya hampir menangis menjadi bingung
Pasalnya Damar tidak melihat para lelaki itu ada yang menyakiti Bening, lantas kenapa Bening seperti ingin menangis??"
" Saya pulang duluan, bisa Anda pesankan saya sebuah taxi??"
Damar kaget mendengar permintaan Bening, saat hendak bicara, Bening telah keluar begitu saja, Damar melihat wajah sendu Bening ..Ada apa sebenarnya??" hati Damar membatin
Damar segera menyusul Bening setelah berpamitan sebentar kepada Dirly, sesampainya di lobby Damar melihat para pembisnis muda itu banyak yang menawarkan diri suka rela mengantar Bening.
Damar dapat melihat wajah redup Istri nya, dengan cepat Damar menghampiri gadisnya, bukanya pergi para pria itu justru terang-terangan meminta izin untuk mengantar Bening
" Bisa kita pulang Sekarang??" ucap Bening mengiba, menatap wajah Damar
Damar sebenarnya bingung, mengapa istrinya seperti begitu tertekan, Damar sedikit beramah tamah pada para lelaki yang mendekati istrinya, sungguh seandainya bisa Damar rasanya ingin meneriaki mereka kalau bahwasanya Bening adalah istrinya.
Hingga akhirnya mereka benar-benar pulang, di dalam mobil Bening tidak sama sekali bicara, Bening begitu kecewa melihat sifat Damar yang mengacuhkan nya.
Bening bukanya ingin Damar mengakuinya sebagai istrinya, namun Bening berharap Damar tidak juga meninggalkannya begitu saja
Damar pun juga bingung ingin memulai pembicaraan melihat Bening yang enggan berbicara dan melihatnya membuat Damarpun turut bungkam.
Tiba dirumah, Bening segera turun begitu saja dari mobil, melepas sepatu hak tingginya dan berlari menuju kamarnya
Lagi-lagi Damar hanya mampu menatap punggung istrinya yang hilang ditelan pintu.
Saat begini Damar merindukan Widuri, sedangkan sang istri pun enggan pulang, jika dirinya belum menyentuh Bening, bagaimana ingin menyentuh bila hubungan mereka makin menjauh begini, damar menghela nafasnya, ini tidak boleh dibiarkan Damar akan menyusul Bening
Damar mendorong pintu kamar Damian yang ditempati oleh Bening, pintu itu tidak dikunci, Damar melangkah mendekati tempat tidur, dilihatnya tubuh Bening yang meringkuk di pembaringan, tampak tubuh kecilnya bergetar
Hati Damar bergejolak, Apa Bening menangis??", Lantas apa yang membuat Bening menangis??"
Damar melepas sepatunya dan ikut naik keatas ranjang
" Bening, kamu kenapa??"
" Bening mengangkat wajahnya, wajah putihnya berubah menjadi merah karena menangis.
" Hey kenapa menangis??" Apa kamu marah dengan saya,??"
" Bening, saya bukan canayang, yang dapat mengetahui isi hatimu, katakanlah jika ada yang salah, baik ucapan maupun perbuatan saya, agar nantinya saya bisa tau.
" Bapak jahat, Bapak egois, saya kesal dengan sikap Bapak yang mengabaikan saya,!!"