Kisah ini menceritakan tentang pernikahan di usia yang terbilang masih sangat belia, ALZAIRA KIANA PUTRI gadis cantik yang banyak di idolakan kaum Adam di sekolahnya. Zaira seorang siswi di SMA Darma Bangsa dia termasuk primadona di sekolahnya. banyak para siswa yang mencoba mendekatinya namun selalu saja ditolaknya karena Zaira di larang berpacaran oleh ayahnya yaitu HENDRA WIRATMAJA.
HENDRA melarang putri kesayangannya berpacaran karena ia dan sahabatnya yaitu SAMUEL AFRIZAL DINATA sudah merencanakan untuk menjodohkan anak-anak mereka.
BAGASKARA AFRAZA DINATA anak sulung dari pasangan Suami istri Samuel dan Maria, Azka pria tampan berumur 25 tahun. Azka mempunyai adik perempuan yang bernama FARISA MELIANI DINATA dan seumuran dengan Zaira yaitu berusia 17 tahun.
Bagaimana reaksi Ziara setelah tau bahwa dirinya sudah dijodohkan dengan pria yang jauh lebih dewasa dari dirinya. akankah ia menerima perjodohan yang direncanakan oleh kedua orangtuanya.
simak kelanjutan ceritanya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianshen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan panggil Kakak
Zaira dengan santai keluar dari kamar yang ia tempati bersama sang suami. karena sudah merasa terlalu lama Zaira pun bergegas menuruni anak tangga tanpa menyadari ada Mita yang tengah berdiri menatap setiap pergerakannya.
Mita menatap bergantian kearah Zaira dan kamar tempat Zaira keluar tadi. " Kenapa Za keluar dari kamar itu, bukannya itu kamar utama milik kakaknya Lia?" batin Mita.
" Apa Za tidak tidur satu kamar dengan Lia, tapi kalau tidak kenapa Za harus menempati kamar kakaknya?" Mita semakin penasaran.
ia pun memutuskan untuk kembali ke taman terlalu rumit bila memikirkan tentang Za pikirnya namun baru saja menuruni anak tangga Mita baru teringat kalau jam tangannya tertinggal di wastafel. Mita pun terpaksa kembali ke kamar Lia.
" Hufff.... kenapa aku jadi pelupa gini sih!" kesal Mita menepuk jidatnya sendiri lalu mengambil dan memakai jam tangannya. lagi-lagi Mita dibuat terkejut saat hendak membuka pintu kamar ia melihat pria bertubuh tinggi tegap dengan stelan jas masuk kedalam kamar utama yang tepat berada di depan kamar Lia karena ada tiang membuat Mita hanya melihat punggungnya saja dan tidak lama pria itu masuk kedalam kamar Zaira menyusul dibelakangnya membuat Mita tercengang dan menutup mulutnya dengan tangan.
" Apa aku tidak salah lihat, Za masuk kedalam kamar itu bersama pri yang mungkin saja itu adalah kakaknya Lia?" gumam Mita semakin dibuat penasaran.
Sementara di gazebo taman belakang semua teman-temannya sedang mengumpat karena Mita belum juga kembali dari kamar mandi. ditambah lagi Za yang entah kenapa begitu terburu-buru setelah menerima telpon langsung kembali ke kamar.
Sebelum kembali ke rumah Azka menghubungi Zaira terlebih dahulu selain menanyakan keberadaan teman-temannya ia pun ygmengatakan kalau hari ini Azka akan pergi ke luar negeri karena ada urusan pekerjaan mewakili papanya.
Azka meminta Zaira menyiapkan keperluannya selama 3hari di sana. Zaira sama sekali tidak menyadari kalau sebenarnya Mita tidak berada di antara teman-temannya.
🌼🌼🌼
Didalam kamar
" Kak kok mendadak gini sih perginya?" tanya Zaira sambil tangannya memasukkan baju yang akan dibawa Azka.
" Iya, papa juga menghadiri pertemuan dengan para koleganya diluar kota dadakan jadi terpaksa papa menyuruhku untuk mewakilinys dalam pertemuannya dengan para investor di Malaysia!" ucap Azka sambil membuka laptopnya dan memeriksa beberapa berkas yang harus dibawanya.
" Ke Malaysia?" ada rasa tidak nyaman saat Azka mengatakan nama negara yang akan ia kunjungi. "Jadi kakak akan pergi ke Malaysia, selama 3 hari?" tanya Za berhenti menata baju Azka dan diam termenung.
Azka yang melihat ada perubahan dari sikap Zaira langsung meletakkan laptop yang dipangkunya dan menghampiri Zaira.
" Kenapa?" tanya Azka lembut
" Aahhh... ?" Zaira terkesiap dari lamunannya
" Kamu kenapa kok tiba-tiba diam?" tanya Azka lagi
" Tidak ada apa-apa!" Zaira memaksakan tersenyum
" Bohong, jelas kelihatan dari raut wajahmu sedang berkilah!" ucap Azka lalu menyentil dahi Zaira.
" Aww.... kak Azka sakit tau!" Zaira memberengut sementara Azka tersenyum merasa gemas dengan sikap isteri kecilnya.
Azka merengkuh bahu Zaira dan membawanya duduk ditepi kasur.
" Apa kamu segitu cemasnya karena aku akan pergi ke Malaysia?" goda Azka menarik dagu Zaira hingga kedua mata mereka saling bertemu.
" Takut, kenapa aku harus takut?" Zaira membuang pandangannya karena setiap kali bersitatap dengan Azka jantungnya begitu sulit untuk ia kendalikan.
" Duh jantung gue!" gumam Zaira yang sudah tidak bisa mengontrol irama detak jantungnya.
" Syukurlah kalau kamu tidak takut, jadi aku bisa leluasa berada disana!" ucap Azka seraya menyunggingkan senyumnya.
" Apa leluasa? owh jadi pergi ke Malaysia selain menggantikan papa ternyata ada tujuan lainnya!" kesal Zaira lalu mendorong baju yang tadi dipegang untuk dimasukkan kekoper kedada Azka dengan kasar lalu berdiri beranjak pergi.
Azka tertawa jahil, sebelum isteri kecilnya benar-benar marah. Azka menarik tangan Zaira hingga terjerabah ke dalam pangkuannya.
" Tujuan lain apa memangnya, hemm?" tanya Azka lembut lalu menenggelamkan wajahnya di curuk leher Zaira
" Ya mana aku tau!" jawab Zaira masih dengan wajah memberengut.
" Isteri kecilku benar-benar menggemaskan kalau lagi begini, ahhh membuatku jadi enggan untuk berangkat" Azka semakin mengeratkan pelukannya dipinggang Zaira.
" Sudah lepas, jangan kebanyakan ngegombal!" kesal Zaira memukul tangan Azka yang melingkar di pinggangnya.
Azka semakin dibuat gemas dengan tingkah cemburu Zaira. " Biarkan seperti ini!" pinta Azka dengan suara lembut.
" Nanti kamu telat, sudah lepas!"pinta Zaira namun tidak dihiraukan oleh Zaira sampai akhirnya bunyi dari ponsel Azka mau tidak mau membuat Azka melepaskan tangannya dan meraih telpon genggamnya.
(......)
" Iya, tunggu sebentar lagi aku akan berangkat!" ucap Azka dengan Sendy di seberang sana
Tuttt... sambungan telepon pun terputus.
" Aku berangkat ya, kamu jaga diri baik-baik di rumah jangan dekat-dekat dengan laki-laki manapun!" pesan Azka.
" Nanti setibanya di sana aku akan menghubungimu!" ucap Azka seraya mengecup kening Zaira membuat Zaira merasa canggung dengan sikap Azka yang tiba-tiba menciumnya.
" Tidak usah, nanti kamu tidak leluasa dengannya di sana kalau menelpon ku!" ucap Zaira ketus.
" Katanya gak takut tapi kok bicaranya seperti itu sih!" ucap Azka mencubit hidung Zaira
" Kalau kamu takut aku tidak akan bisa leluasa di sana karena aku pasti akan selalu kepikiran kamu terus, tapi jika kamu gak takut dan percaya sama aku itu akan membuat aku leluasa dalam menyelesaikan pekerjaan aku dengan cepat. karena kamu sudah menjadi canduku isteri kecilku. aku tidak bisa jauh darimu sayang!" terang Azka membuat Zaira mencelos dengan apa yang di ungkapkannya dan seketika wajah Zaira pun bersemu merah.
lagi-lagi Sendy menelpon Azka karena sudah hampir 20 menit menunggu Azka belum juga datang.
" mengganggu saja!" kesal Azka seraya mengangkat telponnya.
Sendy marah-marah karena Azka yang sudah di tunggunya sedari tadi belum juga datang.
Setelah menutup sambungan teleponnya Azka kembali merengkuh tubuh mungil Zaira.
" Kamu tenang saja aku disana benar-benar hanya untuk menggantikan tugas papa. jangan khawatir aku tidak akan menemui Kelin disana.!" tutur Azka seketika membuat Zaira menyunggingkan senyumnya.
" Aku berangkat ya sayang, ingat sepulang dari Malaysia jangan panggil aku kakak lagi oke!" pinta Azka dengan senyum yang menggoda
" Maksudnya?"tanya Zaira dengan polos
" Ya jangan panggil suamimu ini dengan sebutan kak lagi dong sayang, kamu itu kan isteri aku masa panggilannya sama saja dengan Meli sih" ucap Azka meraih tubuh Zaira membawa kedalam dekapannya.
" Kak, sudah ih kasihan kak Sendy nungguin kakak !" ucap Zaira mendongak
" Baiklah, aku pergi sekarang tapi ingat pesan aku tadi oke!"
" Iya pak guru, suami ku yang bawel!" ucap Zaira dengan wajah seimut mungkin
" Ahhh jangan pasang wajah seperti itu, membuat aku semakin tidak ingin berangkat saja sayang!" Azka kembali mempererat dekapannya
" Kak....!" panggil Zaira mengingatkan
" Iya,.. iya...!" ucap Azka seraya melepaskan pelukannya. Mereka pun berjalan keluar kamar dengan Azka melingkarkan tangannya di pinggang sang isteri seakan enggan untuk berpisah dan saat membuka pintu,
Ceklekk.....
" Kamu...?"
" Kalian.....?"
Ini anak tiri nya Dokter Ariel,Duh kasihan banget Dokter Ariel,Kapan sih bahagia dgn hadis pilihannya, Outhor sih kayaknya dendam banget dengan dokter Ariel..🤭