Menceritakan seorang gadis anak yatim piatu , tinggal bersama paman dan bibinya , ibu dan ayahku meninggal di saat usia ku masih 8thn,
Sonya di jodohkan dengan fasya pamungkas anaknya pak bagaskara , oleh pamannya untuk membayarkan utang² mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Nurlaela sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
"Maaf aku terlambat" bisik fasya tepat di telinga sonya,membuat sonya yang mendengarnya merinding seketika.
Sonya menolehkan kepalanya membuat hidungnya menyentuh hidung bangir milik fasya. Sonya menahan napasnya saat dirasa jarak keduanya sangat dekat. Segera saja ia mengalihkan kembali kepalanya ke arah depan,menatap rintikan hujan yang mulai mereda.
"Ayo pulang" ajak fasya sambil membantu sonya berdiri dari duduknya lalu keduanya berjalan menuju mobil fasya yang tak jauh dari tempatnya tadi,dengan kedua tangan yang saling terpaut.
Sesampainya di halaman rumah,fasya mematikan mesin mobilnya dan menolehkan kepalanya ke arah samping. Dilihatnya sonya yang tertidur lelap dengan diselimuti jas milik fasya. Tanpa sadar kedua sudut bibirnya terangkat keatas membentuk sebuah senyuman yang jarang atau bahkan tak pernah ia berikan kepada sonya. Fasya mengelus lembut surai hitam sonya lalu mendekatkan wajahnya dan mencium pipi sonya dengan lembut.
"Kau sangat cantik" gumamnya tanpa sadar. Lalu ia keluar dari mobil berjalan ke arah pintu penumpang depan lalu mengangkat tubuh sonya dengan bridal style. Ia menutup pintu mobil menggunakan kaki kirinya dan segera masuk kedalam rumah. Sesampainya di kamar miliknya,dibaringkannya sonya di atas tempat tidur dengan perlahan agar tak membangunkannya. Beralih melepaskan kedua sepatu sonya dan menyelimutinya sampai batas dada. Di singkirkannya helaian rambut yang menutupi wajah cantik sonya,memandangnya cukup lama sebelum ia beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak lama fasya keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos abu² polos dengan celana bahan sebatas lutut berwarna hitam. Lalu ia menyingkap selimutnya sedikit untuk dirinya masuk dan ikut berbaring di sebelah sonya dengan tangan yang memeluk erat tubuh sonya. Entahlah,ia hanya ingin memeluk sonya untuk saat ini. Tentang perasaan yang di rasakannya saat ini ia tidak tau,ia hanya mengikuti apa kata hatinya.
Ia terus memandang wajah sonya yang tertidur pulas,dengan tangan yang terus mengelus pipi sonya dengan lembut. Di dekatkannya bibirnya ke arah dahi sonya lalu mengecupnya cukup lama dengan mata yang terpejam. Lalu melepaskan ciumannya dan semakin mengeratkan pelukannya hingga ia merasa hangat dan nyaman. Lama kelamaan ia ikut menyelami mimpi bersama sonya.
Pukul 20.05 WIB
Sonya merasakan seseorang memeluknya erat hingga ia sulit untuk bernapas. Sonya membuka matanya dan mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya untuk membiasakan cahaya yang masuk ke dalam rentinanya. Namun saat pandangannya sudah jelas ia hanya melihat kegelapan,membuat sonya takut. Bayangkan saja kau baru bangun tidur namun yang kau lihat hanya kegelapan tanpa adanya cahaya.
Sonya yang ketakutan pun mulai meneteskan air matanya dan terisak pelan. Membuat fasya yang sedang tertidur pun bangun karena suara isakan sonya.
"Hey~ kenapa menangis hmm?" tanya fasya dengan suara khas bangun tidurnya,sambil menangkup kedua pipi sonya. Sonya yang mendengar suara fasya pun segera membuka matanya dan seketika tangisan nya berhenti.
"A-aku bisa melihat? Ah~ ya allah terimakasih telah mengembalikan penglihatan sonya" ucapnya girang lalu segera menghapus air matanya dan tersenyum cerah. Fasya yang mendengar ucapan melantur sonya pun mengangkat salah satu alisnya. "Kau kenapa sih? Kau kan memang bisa melihat" ucap fasya dengan nada yang kentara bingungnya.
"Tidak,saat bangun tidur aku tidak bisa melihat apa² hanya kegelapan yang menyapa pandanganku" jawab sonya dengan wajah polosnya. Fasya semakin menaikkan alisnya,ia sungguh kebingungan sekarang. Namun tak lama kekehan terdengar keluar dari belah bibirnya disertai gelengan kepala tak habis pikir. "Oh ya ampun. Hahaha~ kau lucu sekali,kau tadi tidur di pelukanku dan sepertinya saat kau bangun wajahmu sangat dekat dengan dada ku hingga matamu hanya melihat gelap saja". Sonya menatap fasya dengan wajah polosnya dan kelopak mata yang mengerjap-ngerjap lucu. " Benarkah?" fasya hanya mengangguk menjawab pertanyaan sonya tadi lalu ia mendudukkan diri dan menyandarkan tubuhnya di ikuti oleh sonya.
"Kau mandi lah dulu,lalu kita pesan go-food untuk makan malam" perintah fasya. Sonya pun hanya menganggukan kepalanya lalu turun dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tapi tunggu! Sepertinya sonya baru menyadari sesuatu...
"Yakk! Kenapa aku bisa disini!?" teriaknya lalu segera pergi keluar kamar fasya dan masuk kedalam kamarnya. Sonya menutup pintu kamarnya dengan cara di banting,membuat fasya yang sedang cengo melihat sonya yang lari keluar dari kamarnya terjengit kaget. Fasya menggelengkan kepalanya sambil mengelus dadanya dengan senyuman tipis yang tercetak di wajahnya. Ia mengendikkan bahunya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sekarang keduanya sudah terduduk canggung di kursi meja makan,entah ada apa dengan keduanya hingga saling terdiam di tempatnya masing²,padahal sudah 5 menit berlalu. Makanan yang di pesan pun sudah tersaji di hadapan mereka, mereka juga sudah berdo'a bersama tadi namun tak ada di antara keduanya yang mulai menyantap makanan. Fasya berdeham untuk mencairkan suasana canggung yang mengelilingi mereka,sonya hanya menatap fasya dengan salah satu alisnya yang di angkat keatas seloah bertanya 'ada apa?' melalui tatapannya tersebut.
"Cepatlah makan,ini sudah akan larut malam. Sesudah makan kau bisa melanjutkan tidur mu" perintah fasya,ia pun mulai mengambil satu potong french chiken dan memakannya. Sonya pun mengikuti fasya dengan mengambil sepotong pizza dan memakannya dengan wajah datar nya. Membuat fasya mengernyitkan dahinya bingung 'kenapa wajahnya datar kembali? Padahal tadi sudah mulai berteriak kembali?' batin fasya. Ia memakan makanannya sambil terus memperhatikan sonya,fasya menelan terlebih dahulu makanannya sebelum berbicara kepada sonya.
"Kau ini kenapa? Kurasa tadi kau sudah baik² saja dengan ku,tapi mengapa sekarang kau memasang kembali wajah datarmu?" tanya fasya lalu kembali menggigit paha ayam yang menjadi menu makan malamnya. "Tidak ada. Aku sudah selesai" balas sonya dingin lalu mengelap mulutnya dengan tissue yang sudah tersedia di atas meja untuk membersihkan jikalau ada sisa² makanan di mulutnya. Ia pun bangkit dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju kamar. Namun baru satu langkah kakinya melangkah,fasya segera menahan pergelangan sonya dan menyuruhnya duduk kembali. Mau tak mau sonya kembali mendudukkan bokongnya di kursi meja makan dan mendengus keras.
"Sebenarnya kau ini kenapa sih? Kenapa kau terus mendiami ku? Apa ini karena ponsel mu yang kubanting kemarin? Jika iya maka maafkan aku,besok aku akan menggantinya. Jawab pertanyaan ku jangan hanya diam saja sonya,diam tidak akan menyelesaikan masalah" ujarnya sungguh jika seperti ini fasya jadi bingung sendiri,ia bukanlah lelaki dengan sifat kepekaan yang tinggi. Sonya berdecak kesal sebelum berujar dengan nada yang sinis. "Sebenarnya bukan aku yang kenapa,tapi kau? Kita--ah maksudku aku dan kau memang seperti ini saling bersikap acuh dan tak peduli dengan urusan masing². Namun apa ini? Kenapa kau tiba² sok peduli padaku?" sinisnya. Fasya terdiam mendengar ucapan sonya,memang benar selama ini mereka berdua saling acuh bahkan fasya sangat membenci sonya. Namun entah apa yang terjadi padanya hingga ia tiba² bersikap peduli pada sonya dan malah merasa gelisah saat sonya mendiaminya. Sungguh ia pun bingung dengan perasaannya sekarang.
"Sudahlah aku mau kembali ke kamar,ngantuk. Dan untuk ponsel kau tak perlu menggantinya,karena kau tak akan mungkin bisa mengembalikan kenangan² yang tersimpan di ponsel itu. Selamat malam" lanjutnya lalu segera pergi meninggalkan fasya dengan keterdiamannya dan pikiran yang berkecamuk.
Fasya menghela napas panjang dan mengusap wajahnya kasar. Lalu ia pun ikut pergi meninggalkan dapur menuju kamarnya,sebelum melangkahkan kakinya ke atas tangga,fasya menolehkan kepalanya memandang pintu coklat yang tertutup rapat. Dimana di dalamnya terdapat sosok gadis cantik yang telah berhasil membuat dirinya gelisah dan detakkan jantung yang terlampau cepat.
Fasya kembali menghela napasnya lalu melanjutkan langkahnya dengan kepala yang tertunduk lesu. Ah~ sepertinya ia akan tidur lebih cepat sekarang untuk mengistirahatkan otak dan tubuhnya. Dan berharap jika ke esok kan harinya sonya akan kembali pada sifat aslinya.