NovelToon NovelToon
Bellaric

Bellaric

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: LidyaMin

Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.

"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.

"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."

"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.

"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."

Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.

"Bellaric?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pupus

Setelah mendengarkan semua penjelasan Ardi di rooftop tadi, Eric hanya mampu terdiam. Seluruh tubuhnya terasa sangat lemah dan hampir tidak ada tenaga untuk bergerak. Saat ini Clara kekasihnya sedang mengandung anak Ardi, sahabatnya. Itulah fakta menyakitkan yang dia ketahui.

Pupus sudah keinginan Eric untuk melamar Clara menjadi isterinya. Justru kekasihnya itu, aahh..tidak bukan kekasihnya tapi mantan kekasihnya itu akan menjadi isteri sahabatnya. Benarkah mereka sahabat?

Tidak..tidak..Eric menggelengkan kepalanya cepat. "Mereka bukan sahabat ku lagi." Ucap Eric dalam hatinya dengan rasa yang teramat kecewa. Semua yang terjadi hari ini adalah merupakan hadiah ulang tahun terburuk baginya.

Rasanya terlalu sakit. Eric menyentuh dada kirinya sambil beurai air mata. Dia tidak mempedulikan banyak pasang mata yang melihat dirinya dalam keadaan kacau seperti itu.

Eric melangkahkan kakinya gontai meninggalkan rumah sakit. Walau sebelumnya dia sempat melihat Clara dari balik kaca. Ingin sekali rasanya dia merengkuh Clara dalam pelukannya. Tapi Eric sadar bahwa Clara sudah bukan miliknya lagi. Kakinya berat untuk melangkah masuk ke dalam ruang inap Clara. Hatinya sangat sakit menerima kenyataan ini.

Eric tidak sanggup lagi berada lebih lama di sana, sehingga dia memilih untuk pergi. Eric mengemudi sambil menyeka air mata nya dengan kasar. Hampir-hampir dia tidak sanggup menyetir. Eric menepikan mobilnya dan memukul kemudi.

"Aaaaaaarrrggghhh!!! Brengsek lo Ardi!!!"

"Kenapa lo berdua gak jujur sama gue?? Kenapa harus gue yang tahu sendiri tentang hubungan kalian?? Kenapa? Kenapaaaaa!!!!"

Eric berteriak frustasi di dalam mobilnya. Dia menelungkupkan kepalanya di kemudi. Kepalanya serasa ingin pecah karena pikirannya berkecamuk saat ini. Dering ponselnya terus berbunyi dari Daniel dan David. Melihat nama mereka saja membuat gejolak kemarahan Eric bangkit lagi.

Eric yakin, mereka berdua sudah mengetahui tentang hubungan Ardi dan Clara. Tapi kenapa mereka tidak berterus terang padanya. Eric tidak akan semarah dan sekecewa ini pada mereka, jika saja mereka lebih dulu jujur padanya.

Eric menyandarkan kepalanya di kursi mobil sambil memejamkan matanya. Dia perlu ketenangan sejenak. Ya, yang dia butuhkan saat ini adalah ketenangan. Dia harus berdiam diri di rumah.

Eric bukan tipe orang yang akan melampiaskan kekecewaan dan kemarahan dengan pergi ke klub, diskotik atau semacamnya. Eric lebih suka menyendiri untuk mencari ketenangan, agar dia bisa lebih jernih berpikir.

***

Bella sedang mengadakan rapat dengan para pegawainya. Tiba-tiba saja dada sebelah kirinya berdenyut nyeri. Bella yang sedang memimpin jalannya rapat, seketika berhenti bicara. Reyna asisten pribadi Bella, menoleh pada bos nya.

"Anda baik-baik saja Nyonya?" Reyna terlihat sangat khawatir karena wajah Bella pucat.

"Bisa kau lanjutkan ini? Aku ingin beristirahat."

"Baik Nyonya." Reyna mengambil alih untuk memimpin rapat seperti yang diperintahkan Bella padanya.

Di dalam kamar Bella terus menyentuh dada kirinya. Dia tidak pernah mengalami hal semacam ini. Dia ataupun keluarganya tidak pernah mempunyai riwayat penyakit jantung. Dadanya terasa sesak dan sangat menyakitkan. Air mata nya keluar tanpa bisa dia bendung lagi. Nama Eric terlintas begitu saja di kepala Bella.

"Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu sama Eric?" Gumam Bella sambil terus menyentuh dadanya.

Mengingat nama Eric membuat raut kesedihan di wajahnya. Tapi bukan kesedihan seperti saat dulu dia merasa cemburu atau di lupakan Eric. Kesedihan yang Bella rasakan saat ini seperti bukan dirinya yang mengalami perasaan itu tapi orang lain.

"Apakah Eric sedang mengalami suatu masalah yang sangat berat saat ini?"

"Aku harus cari tahu kemana tentang keadaan Eric?"

"Nomor kak Edo maupun kak Eno aku tidak memilikinya."

Bella terus bicara dengan dirinya sendiri. Dia mondar mandir di dalam kamarnya sambil terus berpikir. Sebentar duduk sebentar berdiri. Bella sangat gelisah.

"Astaga! Kenapa gue harus ingat lo lagi!" Bella setengah berteriak di dalam kamarnya.

Bunyi ketukan terdengar di depan pintu kamar Bella.

"Nyonya, apakah anda baik-baik saja?" Tanya Reyna. Dia tadi tidak sengaja mendengar Bella berteriak dari dalam kamar. Karena itulah dia menanyakan keadaan bos nya.

"Tidak. Aku tidak apa-apa. Pergilah!" Sahut Bella dari dalam kamar.

Reyna patuh pada perintah Bella. Dia segera pergi dari sana dan kembali pada pekerjaannya.

Bella menatap lekat foto Eric dan dirinya. Foto itu sudah menemani Bella selama ini dan selalu menjadi penyemangat untuknya. Air mata nya kembali jatuh saat tangan indahnya mengusap lembut foto itu.

"Gue gak tau apa yang lo alami saat ini. Tapi gue berdoa lo baik-baik aja. Gue gak bisa peluk lo. Dari jauh gue cuma mau bilang kalau gue selalu cinta sama lo."

"Eric..I love you."

***

"Bellaaaaaaa!!"

Eric terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk. Eric mengusap wajahnya pelan dan menghembuskan nafasnya panjang. Dia melirik jam di ponselnya. Sudah hampir jam 6 malam. Eric baru saja bermimpi. Rasanya itu seperti nyata.

Eric merasakan dengan sangat jelas, mendengar seseorang menyebut namanya dan berkata 'I love You' padanya. Dan suara itu adalah suara seseorang yang sangat dia kenali. Suara itu milik Bella.

"Itu hanya mimpi. Tapi kenapa seperti nyata?"

Eric turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Usai mandi, Eric membuat makan malam untuk dirinya sendiri. Walaupun hatinya sakit, bukan berarti dia akan membiarkan tubuhnya juga akan sakit. Dia harus bangkit dari keadaan ini. Karena itu dia perlu tenaga. Dia harus makan dan tetap hidup. Sambil menikmati makanannya, Eric mencari hiburan untuk dirinya sendiri dengan menonton televisi.

Selesai makan malam Eric masuk ke dalam kamar dan melangkah menuju balkon kamarnya. Eric berdiri duduk di kursi santai sambil memandangi langit malam yang di hiasi dengan jutaan bintang yang bersinar. Pikiran Eric kembali teringat dengan suara di mimpinya tadi.

Anehnya justru Eric tidak mengingat Clara lagi. Seketika rasa sakit yang sempat dia rasakan tadi mulai berkurang. Hanya gara-gara mendengar 'suara' Bella di mimpinya tadi. Di pikirannya sekarang hanya ada Bella.

"Apa ini karma buat gue karena dulu sudah mengabaikan lo Bell?"

"Bella gue butuh lo. Gue butuh pelukan lo. Gue butuh pundak lo buat gue nangis. Gue butuh usapan lembut lo di pundak gue."

"Kenapa gue baru sadar sekarang kalau ternyata cuma lo yang ada di hati gue? Kenapa gue baru sadar sekarang kalau cinta gue ternyata cuma buat lo? Kenapa gue baru sadar sekarang kalau lo gak ada bandingannya sama yang lain?"

"Bell..maafin gue."

Eric berbicara pada bintang-bintang di langit seolah-olah dia sedang berbicara pada Bella. Seandainya Bella ada di sini, Eric pasti akan menemui Bella dan memeluknya. Dia membutuhkan kekuatan dari singa betinanya yang kini jauh darinya. Keberadaannya tidak Eric tahu dimana.

"Bella..gue kangen sama lo." Ucap Eric dengan lirih.

***

Di tempat yang berbeda. Di waktu yang berbeda. Tetapi di dalam hati kedua manusia ini sama-sama memiliki rasa yang sama. Mereka sama-sama saling merindukan satu sama lain.

Eric dan Bella sama-sama tidak bisa memejamkan mata. Hati mereka gelisah.

Posisi berbaring Eric berubah-ubah. Begitu juga dengan Bella. Keduanya sama-sama meletakkan lengan di atas dahi mereka sambil menghela nafas panjang.

"Gue kangen lo" Ucap Eric dan Bella bersamaan.

1
Ta..h
kocak juga nih temen temennya dev 😅😅
Ta..h
nah pertanyaan bella itu gong nya erik.
Ta..h
so sweet 🥰🥰 banget banget sih.
Ta..h
ko gemess ya 😅😅
Ta..h
udah dandan abis abisan senyum senyum g jelas malah gagal ketemu ya ric 😅😅.
Ta..h
berarti eric sebetulnya udah jatuh cinta sama bella.
Asri Indah Nur 'Aini
berarti secara ga langsung semua masalah datengnya dari Ardi, mulai dari yang terjadi antara Daniel sama Rara maupun yang terjadi antara Clara dan Eric. tapi bagus deh Eric bisa bersatu sama Bella, daripada sama Clara munafik
Magda lena
Luar biasa
Gaulisia
baca yang kedua kalinya💃💃
Deistya Nur
keren, semangat terus thor 👍💪
Farida Deka
Luar biasa
Tiwik Firdaus
masih gagal aja erik kamu belum berhasil membobol gawang dan mencetaknya
Alejandra
Kalau dicerita Daniel seolah" Erick sangat mencintai Clara dan melupakan Bella begitu saja ...
Ester Abidano
great novel
Ester Abidano
great story
Arni Khayanti
Cakeepp mmng itu yg harus dilakukan blokir Daniel, David apalg Clara n Ardi itu juga akan saya lakukan.
Arni Khayanti
Daniel, David n ardi sahabat yg harus ditinggalkan itu kalau saya
Arni Khayanti
jgn percaya sahabat baik laki or perempuan 😂
Arni Khayanti
ditikung sahabat
Mita Karolina
Cerita jane dan David di sebelah mana thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!