Eliza seorang gadis yang terlahir dari keluarga kaya, bahagia juga ceria harus angkat kaki dari rumahnya setelah menolak perjodohan
namun sial pelariannya malah berakhir dengan pertemuannya kembali dengan musuh bebuyutannya yang tak sudah lama pergi ikut bersama orang tuanya
Karena ketidaktahuannya Eliza kabur dari perjodohan yang sebenarnya pria ini adalah tipenya dan malah terjebak nikah kontrak dengan musuh bebuyutannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ai laelasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 26 harga diri Eliza
Zayn mencari buku untuk mengipasi tubuhnya, sementara Eliza mencari sesuatu di meja untuk membuka pintu kamar yang terkunci
"Gue nyerah" Eliza menjatuhkan tubuhnya keatas ranjang
Melihat pakaian Eliza membuat Zayn semakin merasa gila, jakunnya naik turun dan tangannya mencoba memijat kepalanya sendiri untuk menghilangkan pikiran kotor dari otaknya
"Zayn... " Eliza mendongak menatap Zayn yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil bertelanjang dada
"Lo juga?" Eliza melihat wajah Zayn sudah semerah kepiting rebus
Melihat Zayn tampak seperti kesakitan sementara Eliza masih bisa menahan diri, Eliza menghampiri Zayn mencoba mengguncang tangannya
Eliza mengira Zayn pingsan karena tak bergerak sama sekali sambil memejamkan mata, baru saja tangan Eliza menyentuh tangan Zayn tiba-tiba bulu-bulu halus di kulit Zayn berdiri
"Minggir El" gumam kecil yang keluar dari mulut Zayn
"Apa? " Eliza mendekatkan telinganya namun yang terjadi setelahnya membuat Eliza cukup terkejut
Zayn menarik Eliza dan memeluknya deru nafas Zayn menyapu telinga Eliza membuatnya semakin tak terkendali, hati Eliza menolak namun reaksi tubuhnya mengkhianatinya
Zayn yang sudah terlatih dengan cepat melumpuhkan Eliza, sementara gadis itu terlalu mabuk dibuatnya
Zayn sudah beraksi terlalu jauh hingga Eliza mulai tersadar dirinya dalam bahaya, dengan sisa tenaganya Eliza melawan namun dia kalah telak
"Zayn jangan... Sadar Zayn, gue Eliza" lirih Eliza pelan namun bisa terdengar ia sangat panik
"Zayn... Jangan.. Zaaaaaayn" teriakan terakhir Eliza sebelum ruangan itu menjadi hening
...🍒🍒🍒🍒🍒🍒...
Suara dari kamar Zayn telah di simpan perekam suara, Gina mendengar untuk memastikan tujuannya berhasil
Gina berjalan mondar-mandir sambil mendengar teriakan Eliza, hatinya tak tega namun ia ingin anak dan menantunya benar-benar terikat
"Maafin mami El.. Mami gak tega tapi mami pengen kalian jadi pasangan suami istri yang sesungguhnya, mami gak akan biarin kalian pisah" ucap Gina
Gina bersikap egois karena ingin Eliza benar-benar menjadi menantunya, Gina tak ingin posisi menantu keluarganya diisi oleh wanita lain
Apalagi dari awal Gina tak pernah merestui hubungan Zayn dan Renata, Gina akan berusaha untuk menyatukan Eliza dan Zayn
...🍒🍒🍒🍒🍒🍒...
Mario dan Renata sedang sibuk dengan pekerjaannya, hingga tak ada waktu untuk menghubungi kekasihnya masing-masing
Bahkan Mario sering tidur sambil memangku laptop untuk mengerjakan tugasnya agar cepat selesai, sementara Renata kurang tidur karena jadwalnya sangat padat
...🍒🍒🍒🍒🍒🍒...
Pagi hari buta matahari bahkan belum menampakkan diri, Eliza terbangun dengan tubuh yang terasa remuk
Eliza mencoba untuk bangun meskipun sakit ia rasakan di sekujur tubuhnya, kepalanya pun masing terasa amat berat dan tubuhnya menggigil karena kedinginan
"Aarrghh.. Sial" Eliza mencoba menurunkan kakinya sambil menahan rasa sakit
Jari kakinya menekuk merasakan sakit di area pribadinya, perlahan Eliza berdiri mengambil handuknya lalu menutup tubuh polosnya
Saat Eliza kembali mencoba untuk membuka pintu rupanya kunci sudah terbuka, Eliza segera mandi dan mengganti bajunya
Baju semalam tak mungkin lagi ia pakai karena sudah robek parah, Eliza memejamkan matanya mencerna apa yang baru saja terjadi pada dirinya
Ia duduk di kloset sambil menyalakan keran air, kesal, kecewa, marah, bercampur menjadi satu
Eliza adalah gadis yang menjaga benar kehormatannya, meskipun Zayn adalah suaminya namun Eliza masih belum rela Zayn mengambilnya
Eliza ingin memberikannya pada suami yang mencintainya dan juga dia cintai, harga diri Eliza terlalu tinggi hingga tak ingin merasa hidupnya sia-sia dalam hal apapun
"Gak... Gak mungkin.. Enggaaaaak" Eliza berteriak seraya mencengkram kepalanya
Meskipun keran sudah ia nyalakan namun teriakannya bisa terdengar sampai kamar , Zayn terbangun mendengar teriakan Eliza
"Ini? Astaga.. Eliza " Zayn melihat noda di atas sprei putihnya
Zayn memakai pakaiannya lalu berlari menuju kamar mandi, sesampainya di pintu kamar mandi terdengar suara Eliza marah marah di dalam kamar mandi
"Sial... gue gak seharusnya ada disini, gue merasa gak berharga, kenapa harus gini? Dia gak cinta sama gue dan gue gak cinta sama dia, gak bisa kayak gini.. Gak bisaaa" Eliza tampaknya sedang meluapkan kekesalannya
Zayn merasa bersalah dan tak berani mengganggu Eliza, Zayn memilih masuk ke dapur untuk memasak sarapan untuk mereka
Siapa tahu Eliza akan tenang setelah sarapan, setelah beberapa saat kemudian Eliza keluar dengan baju lengkap serta handuk di kepalanya
Tanpa menegur tanpa menoleh sedikitpun Eliza melewatinya menuju kamar, karena Eliza tak kunjung keluar akhirnya Zayn membawa sarapannya ke kamar
"El.." baru saja Zayn masuk Eliza sudah ingin keluar membawa sprei putih di tangannya
"Sarapan dulu El, lo mau kemana?" tanya Zayn
"Nyuci" hanya itu jawaban dari Eliza
Zayn menghela nafas kasar meletakkan makanannya diatas ranjang, otaknya terus berpikir apa yang akan ia katakan pertama kali untuk meminta maaf
Setelah selesai mencuci Eliza kembali kedalam kamar, ia lanjut merapikan baju baju dan memasukkannya kedalam tas
"Mau kemana El? Kita baru sehari disini" ucap Zayn
"Pulang, kalo lo masih mau disini gue bisa pulang sendiri " jawabnya terdengar dingin
"El.. Gue mau minta maaf, semalem..." tak ingin mendengar lebih jauh Eliza segera memotong pembicaraan
"Anggap aja gak terjadi apa apa, gue juga gak inget apapun" ucap Eliza
"Tapi El... " Zayn menyentuh lengan Eliza namun segera ia menepisnya
"Gak ada tapi tapi, gue gak mau lo bahas apapun lagi" Eliza keluar membawa tasnya
Zayn sejenak menatap kepergian Eliza, ada yang berbeda dari caranya berjalan
Eliza pasti tersiksa pikir Zayn, segera ia membereskan barang-barangnya lalu mengejar Eliza
Mobil keluar dari villa rupanya Eliza masih berada tak jauh dari sana, jalannya pelan bahkan lebih banyak berhenti
"Masuk El" Zayn berhenti tepat di dekat Eliza
Eliza tak bergeming sama sekali dia masih berdiri, Zayn keluar dari mobil menghampirinya
"Masuk El, kita pulang sekarang" ucap Zayn
"Gak usah gue pulang sendiri aja, gue bisa naik bus" Eliza memalingkan wajahnya seolah tak ingin bertatap muka dengan Zayn
"Gak ada bus sekitar sini, lo masih harus jalan jauh dengan kondisi lo yang buat jalan aja susah" Zayn menarik tangan Eliza agar ia menatapnya
"Gue baik baik aja, gue bisa sendiri" Eliza sebenarnya juga malu harus bertatap muka dengan Zayn
Rasanya tak normal melakukan hal seperti malam itu dengan Zayn, Eliza benar-benar merasa malu
Tak banyak bicara Zayn mengangkat tubuh Eliza lalu memasukkannya secara paksa kedalam mobil, setelah itu ia masuk lalu kembali menyalakan mesin mobilnya
"Gue bener bener minta maaf El, gue gak kontrol malem itu" Zayn menatap Eliza namun yang di tatap malah membelakanginya
Sepanjang perjalanan Eliza tak mau merubah posisinya bahkan saat ia ketiduran, Zayn menghentikan mobilnya di depan sebuah kedai makan karena belum sempat sarapan
Zayn membuka pintu mobil Eliza dan sedikit menunduk untuk membangunkan Eliza, saat mata Eliza terbuka wajah Zayn berada tepat di depannya membuat Eliza terperanjat
"Jangaaaaan" teriakannya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada
"Sssttt... Jangan teriak, orang orang liatin kita" Zayn menutup mulut Eliza dengan tangannya
"Kita belum makan, sekarang turun dan makan sama gue" Zayn melepaskan tangannya dari mulut Eliza
"Lo aja sendiri gue belum laper, bungkusin aja" jawabnya sambil berbalik membelakangi Zayn
Zayn mengusap wajahnya kasar lalu pergi meninggalkan Eliza sendiri di mobil
"Kok jantung gue kayak mau copot di tatap dia doang, gue malu banget" gumam Eliza
Eliza berpikir dia malu bertatap dengan Zayn karena samar-samar bayangan malam itu selalu terlintas diotaknya
terimakasih sudah membaca 🙏