NovelToon NovelToon
Obsession Deril

Obsession Deril

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Siti padilah

"Kak please jangan kayak gini" cicitnya saat deril memeluk Almira dari belakang dan mengendus ceruk lehernya menghadap jendela kelas yang tembus ke lapangan sekolah.

"Why? padahal lo nikmatin posisi ini kan?" ucap Deril sambil menyunggingkan bibirnya.

"Aku mohon kak ja- hmmmptt" ucapannya terpotong dan tesumpal oleh benda kenyal milik Deril.

Deril melumat bibir Almira dengan rakus dan menuntut, yang membuat si empu terbelalak kaget tak bisa bergerak.

-----
Yahhhh, bagaimana ceritanya ketika seorang Almira yang pindah sekolah tujuan ingin mencari ketenangan tetapi malah menemukan kemalangan dengan bertemu dan mengenal seorang Deril sendiri.

Mau tau kelanjutannya? yukkk baca novel Obsession Deril ini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Siti padilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Almira si gadis kecil

Di dalam kamar rawat rumah sakit, orang tua Almira dan Deril menatap Almira yang masih terlelap dalam tidurnya. Terlihat wajah Almira yang pucat menandakan bahwa energinya terkuras karena hal ini. Tiba-tiba Budi menghadap ke arah Deril yang sedang menatap putrinya lamat-lamat.

"Deril." Panggil Budi.

Deril pun melirik ke arah Budi, begitu juga Rere, yang tidak tahu apa yang akan dibicarakan suaminya.

"Yah om kenapa?" Tanya Deril dengan ekspresi bingung.

"Saya ingin Tanya kejadian yang sebenarnya terjadi itu seperti apa?" Ucapnya dengan tenang, meskipun terlihat perasaan khawatir dari sorot mata Budi.

Deril sempat ragu untuk menceritakan, tapi karena dia ingat bahwa sebagian kejadian tadi sudah ia beritahukan. Tidak ada salahnya jika dia jujur. Untuk masalah konsekuensi dia akan menanggungnya nanti.

"Begini om. Saat tadi kita pamit awalnya emang mau ke alun-alun tapi karena om yang ngebolehin kita buat gak ke alun-alun aja, jadi aku mutusin buat ajak Almira ke tempat paforit aku. Dengan alasan tempatnya lebih dekat dan juga pemandangan di sana lebih menenangkan. Jadi kita datang ke tempat itu. Yaitu ke danau yang sebelum alun-alun itu om. Disana aku punya rumah pohon yang di buat sama ayahnya temen aku pas waktu kecil, jadi aku mau nunjukin itu ke Almira. Pas dia lihat tempat itu, dia terlihat excited sampai dia lari-lari dan terjatuh, membuat lutut Almira berdarah."

Bunda Rere terkejut membuat dia langsung mengecek lutut putrinya yang sudah terbungkus plaster. Dan berarti benar nyatanya bahwa putrinya terjatuh.

"Lalu?" Tanya Budi lagi karena Deril berhenti bercerita.

"Lalu kami masuk ke dalam rumah pohon itu, aku juga obatin luka dia. Terus dia mau denger cerita alasan tempat itu menjadi tempat paforit saya. Dengan sukarela saya menceritakannya, tapi saat saya berbicara panjang lebar tidak ada respon apapun yang saya dengar dari Almira. Hingga saat saya menoleh Almira sudah meremas rambutnya. Saya sudah berusaha untuk menyadarkannya, namun alih-alih sadar Almira malah pingsan, lalu saya bawa ke rumah sakit ini." Deril pun selesai menceritakan kronologi yang terjadi pada Almira.

Jujur perasaan Deril saat menceritakan itu sangat cemas. Takut dirinya di larang untuk mendekati Almira kembali, takut jika dirinya tidak bisa mendapatkan Almira seutuhnya. Bisa-bisa rencana nya akan gagal total untuk memiliki Lamira lewat Budi.

Adapun Budi sendiri, dia merasa tak asing dengan cerita yang di ceritakan oleh Deril. Rumah pohon? Yang pernah di bangun oleh ayah temannya? Bukannya itu Budi sendiri yah yang membangun?

"Bentar nak, kamu bilang tadi rumah pohon itu di bangun sendiri oleh ayah teman kamu iya?"

"Betul om. Waktu dulu pas aku kecil."

Budi terkekeh kecil, ia lupa jika Deril ini anak dari sahabatnya yang dulu pernah ia kunjungi karena sebuah kerjasama. Dan dengan kejadian itu putrinya selalu bersama Deril. Dan itu adalah kenangan yang menurut Almira berarti dan pasti akan membuat putrinya kembali lagi. Sepertinya, dia tidak bisa menyembunyikan rahasia anatara dirinya dan temannya itu. Budi cukup tahu melihat sikap Deril untuk Almira.

"Nak Deril. Makasih yah sebelum nya. Mungkin om juga mau bicara seusatu sama kamu. Sebenarnya saya sudah mendengar dari papah kamu kalo kamu menginginkan Almira. Dan asal kamu tahu anak kecil yang kamu maksud itu adalah Almira sendiri." Jelasnya penuh penyesalan.

Deg

"Apa?" Deril terkejut bukan main.

Deril tak pernah menyangka jika Almira adalah gadis kecilnya. Tapi dirinya juga merasakan perasaan yang sama terhadap Almira dan gadis kecil itu.

1
Dede Azwa
bagus..lanjjuttt kak👍🥰
Delpapa: makasih kakak tetap stay buat nunggu up yahhh
total 1 replies
Hiro Takachiho
Bikin baper, deh!
Delpapa: Makasih kak
total 1 replies
Setsuna F. Seiei
Bikin baper 😍
rofik 1234
Ceritanya menghibur sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!