Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Ayo bangkit
Udara malam begitu dingin,hujan menyerpa dan membasahi seluruh isi bumi, semua orang nyenyak dengan tidurnya, tapi tidak dengan seorang gadis yang sudah banyak bertahan di semua penderitaan hidup.
Perlahan Kaira melangkah kan kakinya menelusuri jalanan kota yang sudah sepi,hujan tidak terlalu deras lagi,tapi masih menetes.
Bayang bayangan saat dirinya bahagia bersama dengan kedua orang tuanya terlintas di kepalanya,lalu bayang bayangan kehidupannya sekarang ini juga terlintas di kepalanya,semua ia bandingkan.
Hidupnya yang sekarang ini jauh berbeda dengan Kaira yang dulu.
Ucapan Bima yang sudah lebih dari satu kali mengatakan untuk ia mati terus terngiang ngiang.
Satu hal yang tidak di ketahui oleh pria paruh baya itu,Kaira bertahan hanya karena nya,Kaira bertahan karena ia ingin berada terus dekat dengan pria paruh baya itu.
“Pah..kalau kata orang ayah adalah cinta pertamanya,ayah adalah segalanya,tapi kenapa Kaira tidak menemukannya dari papah?,kenapa papah yang menjadi luka besar dan penghancur bagi hidup Kaira?”suata itu tercekak dan pelan,air matanya berjatuhan bersamaan dengan air hujan yang menyentuh pipinya.
Lalu senyum tipis muncul di bibir pucat nya.”Kaira pergi pah, sebentar lagi Kaira akan ketemu mama,semoga papa bahagia,dan..dan Kaira sayang sama papa..”
Perlahan Kaira berdiri,dimana dirinya saat ini sudah berada di atas jembatan tinggi.
Gadis itu menutup matanya dan mulai menjatuhkan dirinya ke bawah.
Hap….
Tiba tiba Kaira terkejut,seseorang memeluk tubuhnya dan membawanya turun.
“Apa yang lo lakuin hah?”suara bentakan dari seseorang,membuat Kaira membuka matanya.
Tatapan tidak ada harapan dalam hidup sangat terpancar jelas di mata Kaira.
“Jangan bodoh Kaira,lo ngelakuin sesuatu yang sangat salah besar.”ucap Fathan lagi lalu menarik tangan gadis itu.
Tapi Kaira menahan kakinya untuk tidak melangkah,yang membuat Fathan berhenti dan kembali melihat ke arah Kaira.
Manik mata yang lelah dan redup itu memandang ke arah Fathan sembari dengan pelan menggelengkan kepalanya.”tolong jangan ganggu gue,tolong lepaskan lah,pergilah.aku tidak ingin ikut dengan mu.”
Fathan tidak menjawab gadis itu, ia dengan cepat menggendong tubu Kaira ala bride style.
Kebetulan Fathan membawa mobil dan segera memasukkan gadis itu ke kursi depan.
Kaira terus terdiam membisu,seakan tidak bisa berbicara,ia tidak merasakan kedinginan,gadis itu menunjukkan hidupnya sudah mati rasa.
Tatapannya terus ke arah hujan yang bersahuta menyentuh jalanan kota,tidak ada kedipan di sana.
Fathan juga melakukan hal yang sama,pria itu terdiam tapi dia fokus membawa mobil itu melaju lebih cepat.
Fathan memarkirkan mobilnya,pria itu keluar dari dalam mobil dan segera kembali mengangkat tubuh Kaira yang sudah tertidur pulas dengan pakaian rumah sakit setengah kering di tubuh nya.
Sebelumnya,mata Fathan tertuju kepada Arloji yang ada di tangannya menunjukkan pukul 02:35 WIB.
Pria itu sedikit bersyukur karena para pemilik Apartemen pasti sudah tenggelam dalam mimpi, jadi dia bisa membawa Kaira masuk ke dalam apartemen miliknya.
Fathan merebahkan tubuh Kaira di atas tempat tidur,dengan cepat pria itu mengambil air hangat di mangkok dan sapu tangan kecil berwarna putih.
Pria itu dengan pelan meletakkan sapu tangan itu di kepala Kaira,dan satu sapu tangan lagi ia buat mengusap pelan tangan gadis itu supaya sedikit hangat.
Fathan menatap Kaira,bagaimana ia membantu gadis itu melepaskan pakaian yang ada di tubuhnya.
.
“Permisi pak,maaf mengganggu waktunya,pasien bernama Kaira Lestari tidak ada di ruangan,apa pasien ada di sini?”
Bima dan Mita yang tidur di ranjang penjenguk rumah sakit turun dari atas tempat tidur.
“Tidak suster,dia tidak ada di sini..”jawab Bima sembari melihat sekitarnya,
Andini tertidur pulas di atas ranjang rumah sakit.
“Kalau begitu saya permisi pak,mau cari tempat lain.”
Bima mengangguk kan kepalanya.lalu suster itu pun melangkah kan kaki meninggal kan ruangan.
“Papah mau kemana?”ucap Mita setelah melihat suaminya melangkah ingin keluar dari dalam rumah sakit.
“Papah mau cari Kaira mah,kemana dia?”
“Pah..papah tahu kan anak itu gimana? Dia pasti sengaja sembunyi supaya kita panik,Kaira selalu aja buat masalah pah.”
Bima pun menghentikan langkahnya.”tapi nggak mungkin Kaira sembunyi mah..”
“Pah..kan bukan sekali dua kali dia main drama ke kita,”lalu Mita melangkah ke arah suaminya.”sudahlah..ayo kita tidur, besok pagi dia pasti udah ada di kamar,dia itu sengaja supaya amarah papah terpancing”
Akhirnya Bima pun mengikuti langkah istri nya naik ke atas tempat tidur.