Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 kembali terjerat
Safira langsung tersadar dan menghempaskan tangan Al yang memegang tangannya, tatapan Safira langsung tajam menatap Al dan Al hanya tersenyum sinis melihat nya.
"Jangan pernah sentuh Saya. "
tekan Safira dan Al langsung tersenyum mendengarnya.
"Jangan sentuh Saya, kamu lupa kalau saya pernah melakukan lebih dari memegang tangan kamu bahkan kamu mendesah di bawah kendali saya Safira, hanya ada dua pilihan sekarang. Ikut saya atau saya akan menyeret kamu. "
jawab Al dengan nada dingin dan tatapan tajamnya.
Safira menghela nafasnya dan memilih mengikuti Al karena saat ini sedang di ruangan ramai dan dia enggan di jadikan tontonan.
"Mau kemana kamu Safira?? "
tanya Al saat Safira malah beranjak.
"Bayar makanan saya. "
jawab Safira dengan nada ketusnya.
"Asisten Saya yang urus, sekarang ikut saya jangan banyak alasan. "
perintah Al dan Safira langsung memutar bola matanya malas dengan titah seenaknya Al.
Safira langsung berjalan di ikuti oleh Al, Asisten nya Al hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah bos nya yang bucin tapi gengsi, padahal Safira wanita baik hanya bisa di perlakukan lemah lembut.
"Mau kemana lagi kamu ?? "
tanya Al untuk sekian kalinya saat Safira malah menjauh.
"Kamu cerewet sekali, Saya mau ambil mobil lah dan saya gak akan mengingkari saat saya memutuskan ikut dengan anda. "
jawab safira dengan nada kesalnya dan membuat Al melototkan matanya karena dia kaget dengan tindakan Safira.
"Berikan kuncinya biar di urus asisten saya. "
perintah Al dan Safira langsung memberikan kunci mobilnya saat tangan Al memintanya.
Safira langsung masuk kedalam mobil saat supir membuka pintu mobil sedangkan Al memberikan kunci mobil Safira pada asistennya.
Al masuk kedalam mobil dan duduk di samping Safira yang sudah terlebih dahulu duduk, Al tersenyum tipis melihat Safira yang begitu berbeda sekarang.
"Bagaimana kabar kamu Firaa?? "
tanya Al saat mobil sudah mulai bergerak.
"Seperti yang anda lihat, saya baik. "
jawab Safira sambil memalingkan wajahnya ke arah jendela karena Al memandangnya intens.
"Terimakasih kamu sudah kembali, walaupun saya gak tahu alasan kamu apa di kota ini, saya salut karena kamu bisa bersembunyi dari Saya Fira, saya harap kamu gak melupakan perjanjian itu. "
jelas Al dan Safira hanya berdehem menjawabnya membuat Al menghela nafas mendengarnya, tidak ada obrolan dari keduanya dan Al memilih mengerjakan pekerjaannya.
Safira hanya bisa diam dan tidak berani berbicara panjang dengan Al, dia sangat malas dan menganggap kesialan menimpanya.
Safira yang memang kelelahan akhirnya terlelap pulas bahkan Al tidak menyadari karena dia sibuk dengan pekerjaannya.
Mobil akhirnya tiba di rumah utama Al, Al kaget melihat Safira tertidur pulas, Al memilih menggendong Safira dan langsung membawanya masuk kedalam rumah, Al mengabaikan sapaan pelayan yang menyambutnya datang dan dia memilih berjalan menuju tangga yang akan membawa dimana kamarnya berada.
Dengan sangat hati hati Al langsung merebahkan tubuh Safira lalu menyelimuti setengah tubuh Safira, Al tersenyum karena dia bisa dekat dengan Safira lagi.
Handphone Safira berdering dan Al berdecak saat melihat nama yang menghubungi Safira, Al langsung menolak panggilannya lalu menonaktifkan handphone milik Safira.
Al melepaskan jas nya dan ikut merebahkan tubuhnya di samping Safira, selama Safira pergi Al begitu tersiksa karena kembali tidak bisa terlelap nyenyak tidurnya bahkan Al harus mengkonsumsi obat agar bisa tertidur.
.
.
.
Sore menjelang.......
Safira membuka matanya dan langsung tersentak saat melihat tempat asing sekarang, Safira langsung duduk dan mengedarkan pandangannya karena dia merasa asing sekarang.
"Akhirnya kamu bangun juga, ke air dan segarkan tubuh kamu, pakaian kamu sudah di siapkan. "
titah Al saat melihat Safira duduk terdiam.
Safira tidak membantah dan memilih segera menuju kamar mandi, Al benar benar tersenyum melihat tingkah Safira.
Al sudah menyiapkan berkas yang dulu pernah menjadi perjanjian antara dirinya dan Safira, semua akan menguntungkannya karena Safira melanggar kontraknya.
"Aku baru tahu kalau di kontraknya Safira yang akan kalah, kenapa harus cape cape pake cara yang lain, tinggal datangi Safira dan meminta Safira mempertanggungjawabkan semuanya lalu selesai, kalau menolak akan ada sebuah masalah. "
gumam Al saat dia tadi tidak sengaja membaca isi kontraknya dan alangkah senangnya semua berpihak padanya.
Saat asik dengan lamunannya ternyata Safira keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan segar dan bajunya pun sudah berganti.
"Duduklah ada yang harus kita luruskan sekarang Safira. "
titah Al saat melihat Safira terdiam setelah mengamati sekitarnya.
"Bisa tidak jangan di kamar kalau mau membahas masalah?? "
tanya Safira dan Al mengerutkan keningnya.
"Ada apa dengan kamar?? bukannya dulu kamar adalah tempat kesukaan kita bahkan kamu menjerit di bawah kendali saya. "
jawab Al dengan senyumnya dan Safira langsung mendelik mendengarnya.
"Sudah jangan mendebat, kamar adalah ranah pribadi dan sangat aman sekali untuk kita berunding, karena kalau kamu mengelak saya gak susah menghukum kamu. "
ucap Al kembali dan membuat Safira semakin kesal mendengarnya.
Safira langsung duduk di samping Al karena Al menepuk sisi kursi kosong di sampingnya, Al langsung menegakkan tubuhnya dan bersiap untuk memperlihatkan berkas pada Safira.
"Baca ini dari awal hingga akhir Safira dan nanti kamu akan tahu jawabannya. "
ucap Al dengan tangan memberikan berkas pada Safira dan langsung di terima oleh Safira.
Safira langsung terdiam karena dia sangat mengenali berkas yang ada di tangannya, Safira memilih membuka dan membaca semua dari awal, bahkan ada tulisan tangan Safira sendiri di berkas itu dan gak mungkin semua editan dari Al.
"Tamat riwayat kamu Safira, bahkan kamu sendiri yang menulisnya. "
gumam Safira dalam hatinya saat membaca perjanjian yang disepakati dengan Al beberapa tahun lalu.
"Kamu ingat dengan tulisan tangan itu kan?? dan gak melupakannya juga kan?? ingat tidak saat kamu dengan percaya dirinya berkata. "Saya gak akan pernah melanggar janji dan saya akan tanggung konsekuensi nya kalau melanggar ". Masih mengingatnya?? "
jelas Al karena melihat wajah Safira yang berubah sangat aneh menurutnya setelah membaca tulisan di dalam berkasnya.
"Saya sangat ingat sekali tapi ini dulu dan saya gak akan memenuhi semua yang ada di kontrak ini. "
ucap Safira dan membuat Al tergelak mendengarnya.
"Kamu yang menuliskannya dengan sadar, kamu juga yang menyanggupi kalau melanggar kontrak maka kamu selamanya akan bersama Saya Safira, kamu gak mengerti dengan hukum?? "
jelas Al kembali mengingatkan Safira dan Safira langsung memalingkan wajahnya saat bertatapan dengan mata Al.
"Jangan berfikir untuk kabur kembali karena semua gak akan mudah, dulu Saya terlalu bodoh karena tidak mengawasi kamu, tapi sekarang tidak akan terulang kembali, sudah saya putuskan sekarang. Kamu akan berada di samping saya selamanya karena kamu melanggar kontrak perjanjian yang kita buat, ingat hukum tuai akan ada Safira, kamu harus membayar pencarian Saya selama hampir tiga tahun ini dengan berada di samping saya selamanya, patuh lah dengan semua keinginan saya dan saya akan jamin semua hidup kamu dan kehidupan dunia akan saya berikan ke kamu. "
jelas Al kembali saat melihat Safira hanya diam.
.
.
.
Bersambung.
rp.perlu di pertanyaan nih