Lin Feng, seorang Pendekar Langit yang dihormati di seluruh Dunia Langit Surgawi, berhasil mencapai pencapaian legendaris: membangkitkan Seni Pedara Naga Terbang, teknik kuno yang hilang yang mampu membuka Gerbang Surgawi. Namun, kesuksesannya justru menjadi bumerang. Kaisar Langit Xuan, penguasa dunia, diliputi keserakahan dan rasa iri, merancang konspirasi keji untuk mencuri kekuatan Lin Feng—kekuatan yang hanya bisa diambil dengan membunuh pemiliknya.
Dijebak, difitnah sebagai pengkhianat, dan disiksa di penjara paling kelam, Gua Pengasingan Langit, Lin Feng menyaksikan hidupnya hancur berantakan. Bahkan Mei Ling, istri yang dicintainya, dirampas dan dijadikan selir oleh Pangeran Ke-7. Dalam detik-detik terakhir sebelum ajal menjemput, hati Lin Feng dipenuhi amarah dan penyesalan yang mendalam.
"Jika ada kehidupan lain... aku akan membalaskan semuanya!"
Namun, kematian bukanlah akhir baginya. Roda takdir berputar dengan cara yang tak terduga. Jiwa Lin Feng yang penuh dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wee nakk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JEJAK JIWA ABADI
Angin berhembus lembut menerpa dedaunan di hutan belakang rumah, sementara sinar matahari menari-nari di permukaan tanah.
Seorang anak laki-laki duduk bersila di atas batu besar, matanya terpejam namun tarikan napasnya dalam dan teratur.
Tubuhnya seolah diselubungi energi mistis setiap menarik napas,
dan saat menghembuskannya perlahan, energi setipis kabut mengembang lalu menyusut kembali. Sudah hampir dua jam anak itu melakukan siklus yang sama.
Akhirnya dia membuka mata dan menghela napas panjang, "Sungguh menyedihkan! Tubuh ini bahkan tidak bisa menyimpan energi Qi sama sekali."
Anak itu, Lin Feng, meregangkan tubuhnya perlahan. Dalam hembusan angin, ia menatap langit sambil mencari-cari sesuatu dalam ingatannya.
Dalam kehidupan sebelumnya, ia dijuluki Pendekar Langit bukan tanpa alasan. Lin Feng memiliki bakat surgawi dan seni bela diri yang tangguh.
Selain itu, ia juga menguasai banyak metode kultivasi yang dikumpulkannya dari berbagai penjuru Alam Langit Surgawi.
Salah satu metode andalannya adalah Segel Langit—sebuah teknik pemusatan energi yang mendalam pada pemurnian Qi, menciptakan pusaran di dalam Dantian yang membentuk sepasang lautan spiritual.
Disebut Segel Langit karena dua lautan spiritual itu bergerak bagai awan dalam resonansi sempurna.
Dalam perjalanannya, Segel Langit kemudian berkembang menjadi Segel Surgawi setelah ia berhasil memahami Seni Pedara Naga Terbang.
Jika Segel Langit berguna untuk memurnikan Qi dan memungkinkan pemiliknya memiliki cadangan energi tak terbatas—seolah memiliki ratusan nyawa cadangan—maka Segel Surgawi puluhan kali lebih hebat dari itu.
Sepasang lautan spiritual bukan hanya beresonansi secara alami, tapi juga menumbuhkan Pohon Langit di pusat pusaran.
Pohon itu berbentuk seperti pohon sakti dengan banyak akar udara, setiap akar memiliki fungsi menyerap segala energi yang masuk ke tubuh, termasuk energi yang bertujuan merusak.
Sementara dahannya berfungsi memurnikan energi yang terserap, membuat Qi di dalam Dantian memiliki tingkat kemurnian yang mengagumkan.
Seperti air jernih yang disaring berulang kali dalam sekejap. Pada dasarnya, ini menciptakan perbandingan mencolok antara Qi yang diserap normal dengan yang diserap menggunakan metode ini.
Kekuatan dan efisiensinya ribuan kali lebih baik, dengan konsumsi energi puluhan kali lebih sedikit.
Misalnya, pengguna teknik ini hanya perlu setetes Qi untuk menghasilkan efek yang sama dengan satu guci Qi menggunakan metode normal.
Padahal, dalam Dantian kultivator biasa paling banyak hanya bisa menyimpan sepuluh guci besar energi Qi.
Perbedaannya bagai bumi dan langit antara metode normal dengan Segel Langit. Apalagi jika sudah bertransformasi menjadi Segel Surgawi.
Mengingat hal ini, Lin Feng tersenyum getir. Ia bukan hanya kehilangan Segel Langit, tapi juga Seni Pedara Naga Terbang.
Satu-satunya metode yang bisa digunakannya sekarang hanyalah teknik pemurnian Qi sederhana, tapi sayangnya, tubuhnya saat ini bahkan lebih buruk dari yang dibayangkan—sama sekali tak bisa menyimpan energi Qi yang diserap.
Lalu bagaimana ia akan berlatih jika menyimpan Qi saja tak bisa dilakukan? Hal ini semakin membuatnya ingin menangis dan mengutuk takdir. 'Bisakah dewata memberikan lelucon yang lebih kejam dari ini?'
Lin Feng memejamkan mata menenangkan gejolak pikirannya, tapi hanya beberapa menit kemudian, ia membuka mata saat mendengar suara langkah kaki mendekat.
"Feng'er, apa yang kau lakukan di sini?" Suara itu membuatnya segera menoleh. Ia tahu itu suara wanita yang wajahnya pertama ia lihat saat terbangun dari kematian.
Dengan helaan napas kecil, Lin Feng berkata, "Berlatih, tentu saja. Lalu, kenapa kau ke sini?"
Meski tak tahu harus bersikap bagaimana, ia melihat wajah Lin Mei sedikit berbeda dari pertemuan terakhir—penuh dengan kekesalan yang aneh.
"Pergi menenangkan diri!" Lin Mei mendekat dan duduk di sebelah Lin Feng, lalu melanjutkan, "Memang benar aku tak memiliki kekuatan besar, tapi bukan berarti aku tak bisa melakukan hal berarti. Orang-orang tua itu terlalu suka mendikte junior dan merasa mereka bisa melihat masa depan. Cih, menyebalkan!"
Lin Feng menatap gadis itu sambil mengangkat sebelah alis. Ia tak tahu apa yang terjadi, tapi keluhannya membuatnya bingung.
"Feng'er, beberapa bulan lagi Klan Lin akan mengadakan kompetisi bela diri. Mereka menargetkan keluarga kita. Aku yang hanya berada di tahap Qi Memadat tak akan bisa bertahan lama.
Tapi meski tak memiliki Soul Beast, aku tetap akan maju melawan mereka. Demi kehormatan ayah...!"
Lin Feng tercengang tapi juga bingung. Ia yang belum paham benar tentang keluarganya saat ini tak bisa menyimpulkan apa-apa dan hanya diam.
Meski ia memiliki ingatan di tubuh ini, tapi hanya sebatas ingatan anak sepuluh tahun.
"Kompetisi bela diri Klan Lin? Jadi kompetisi ini adalah unjuk kekuatan setiap junior keluarga, ya? Lalu, apakah ayah akan datang?"
"Benar. Kompetisi yang diadakan tiga tahun sekali untuk melihat junior yang memiliki potensi. Lalu, perwakilan akademi yang datang akan memilih yang terbaik untuk bergabung.
Seluruh keluarga di dunia ini ingin anak-anak mereka bisa masuk akademi bela diri—itu kebanggaan tertinggi yang sangat terhormat!"
"Oh, menarik! Jadi gini, aku tertarik ikut kompetisi ini, hehe..."
"Hei, kau bahkan tak memiliki apa-apa! Apa kau lupa, kau dipukuli sampai hampir mati oleh anak-anak yang hanya berada di tahap Qi Memadat! Bagaimana kau akan melawan tahap Qi Inti? Jangan buat ayah makin kesulitan..."
"Tidak! Kakak, aku mungkin butuh beberapa hari menyendiri di gunung belakang untuk berlatih.
Jadi kuharap jangan ganggu aku sampai waktunya kita berangkat ke Klan Lin!" Lin Feng berdiri sambil membersihkan debu dari pakaiannya, lalu melompat pergi meninggalkan Lin Mei yang terkejut.
"Hei, hati-hati! Aku akan sesekali bawakan makanan untukmu. Ingat! Jangan memaksakan diri...!"
Teriakannya cukup keras, tapi Lin Feng sudah jauh. Entah ia dengar atau tidak, Lin Mei merasa adiknya benar-benar berubah sejak bangun dari ambang kematian.
"Entahlah, apakah dia benar-benar adikku atau bukan. Sikapnya sangat berbeda, bahkan aku merasa asing di dekatnya." Lin Feng menghela napas berat, hanya bisa memandang bayangan Lin Feng yang menjauh. "Lebih baik kuberi tahu ayah tentang ini!"
Setelah Lin Feng benar-benar menghilang, ia memutuskan kembali ke rumah untuk memberitahu ayahnya tentang keanehan pada diri Lin Feng.
Beberapa jam berlalu, jauh di dalam hutan di atas bukit, Lin Feng telah selesai memeriksa area itu. Sebenarnya, ini adalah tempat rahasia yang biasa digunakan anak ini untuk bermain dan menyendiri.
Tapi karena kini yang menghuni tubuh ini bukan dirinya yang dulu, tempat seluas halaman rumah itu dijadikan tempat berlatih.
"Memang benar Seni Pedara Naga Terbang telah dirampas dariku, tapi aku masih merasakannya dalam tubuhku. Sepertinya kelahiranku kembali ada hubungannya dengan Jiwa Naga."
Setelah menghabiskan waktu cukup lama untuk memahami tubuh barunya, Lin Feng berhasil menarik kesimpulan awal meski belum mengetahui fakta sebenarnya.
Jadi setelah menemukan tempat yang aman, ia memutuskan untuk menggali lebih dalam tanpa takut diketahui Lin Mei atau Lin Tao.
Gerakannya halus saat mengambil posisi duduk lotus. Tak butuh waktu lama, tubuhnya memancarkan cahaya aneh.
Jika Lin Tao melihat ini, ia akan terkesima mengetahui anaknya mampu memasuki kondisi spiritual hanya dalam beberapa tarikan napas.
Sementara tubuhnya memancarkan kilau cahaya misterius, jauh di dalam diri Lin Feng terdapat riak energi yang tak biasa.
Cukup mudah baginya menggunakan Indera Surgawi meski kini sangat lemah—itu lebih dari cukup untuk mempelajari keanehan energi dalam tubuhnya.
"Benar sekali! Ini ternyata ada di sini, hahaha! Dewata masih berpihak padaku." Hatinya bersorak saat melihat ada semacam gerbang berwarna emas tersembunyi di dalam Dantian-nya.
Seperti dugaannya, meski Seni Pedara Naga Terbang telah diambil, Jiwa Naga masih melekat pada tubuhnya dan menjadi bagian tak terpisahkan.
Kebahagiaan menyebar di wajahnya, bersamaan dengan menguatnya riak energi.
"Tapi sepertinya benda ini kosong! Energi spiritual ini memang meyakinkan, tapi tak ada artinya selama Gerbang Jiwa tak memiliki inti!" Lin Feng membuka mata.
"Bagaimana jika benda ini dikombinasikan dengan Segel Langit? Apa yang akan terjadi? Tidak, bahkan itu tak akan cukup menopang konsumsi kekuatannya.
Tapi... bagaimana dengan Segel Surgawi! Hah... pasti akan menghasilkan kekuatan yang melawan langit, haha."
Setelah mengetahui kepastian tentang tubuh barunya, Lin Feng mengakhiri aktivitasnya. Ia tak menyangka cangkang jiwa naga masih ada dalam tubuhnya.
Meski bahagia, ia sadar butuh usaha lebih untuk membangkitkannya. Satu-satunya cara adalah mengembangkan metode Segel Surgawi, tapi masalahnya,
dunia ini berbeda dari Alam Langit Surgawi. Sangat sulit menemukan bibit jiwa untuk menumbuhkan Segel Langit sebelum berkembang menjadi Segel Surgawi.
Biji Naga Suci di Alam Langit Surgawi sangat langka, apalagi di dunia bawah seperti sini.
Tapi apapun itu, Lin Feng yakin bahwa mungkin Naga Suci tidak dianggap makhluk dewa di sini, malah sebaliknya.
Karena ia percaya, orang-orang dunia bawah tak akan bisa mengenali naga suci sekalipun itu ada di suatu tempat.
"Baik! Tunggu aku menembus tahap Langit Kecil, baru bisa menggunakan benda ini. Sekarang yang lebih penting, bagaimana mempertahankan Qi Sejati dan menembus tahap pertama dari Qi Memadat."
di sebelah udah ampe jauh bgt ini ceritanya