Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.
Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.
Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Lima
Setelah dari rumah Audi, Bu Dewi langsung pulang. Tadi putranya Daniel, mengatakan jika dirinya telah pulang.
Mungkin banyak yang bertanya kenapa Daniel dan ibunya tinggal di rumah yang sederhana saja, padahal dia seorang CEO. Ini adalah atas permintaan mamanya.
Di antara rumah kontrakan yang berjejer, paling ujung rumahnya Daniel. Tipe rumahnya berkonsep minimalis. Rumah dua lantai dengan empat kamar tidur itu termasuk sederhana jika dibandingkan dengan CEO perusahaan lain.
Sebenarnya rumah kontrakan itu juga milik mamanya. Tapi, Bu Dewi meminta pembantunya yang mengambil sewa setiap bulannya, sehingga Audi tak mengetahui jika tempat tinggalnya saat ini milik Bu Dewi.
Sampai di rumah, ternyata Daniel sudah duluan tiba. Melihat mamanya yang sedang berjalan memasuki halaman rumah, dahinya menjadi berkerut.
"Mama dari mana?" tanya Daniel.
"Dari rumah kontrakan yang paling ujung. Anak gadis yang cantik dan ramah. Dia memberi Mama sayur lodeh masakannya. Sepertinya enak. Mama tak sabar untuk makan," ujar Mama Dewi dengan semangat.
Daniel memandangi mamanya dengan tatapan heran. Tak biasanya sang mama betah berkunjung ke rumah tetangga. Apa lagi sampai membawa masakan orang itu.
Mama Dewi langsung meletakan sayur itu di meja makan. Dia lalu meminta Daniel untuk makan dan langsung mencicipi. Dengan masih keheranan pria itu memilih duduk dihadapan mamanya.
Mama Dewi makan dengan lahap. Daniel menjadi heran. Dia lalu mencoba mengambil sesendok, mencobanya. Ternyata rasanya enak. Dia lalu menambah lagi.
"Enak'kan? Mana orangnya cakep lagi," ucap Mama sambil makan.
Daniel hanya mengangguk. Kebiasaan mamanya jika melihat anak gadis. Ujung-ujungnya nanti akan dijodohkan. Sepertinya sang mama sudah tak sabar melihat putranya menikah.
"Ma, jangan mulai lagi. Aku ini masih normal. Tak perlu Mama jodoh-jodohin. Kalau tiba waktunya, aku akan menikah dan memberi Mama cucu yang banyak," jawab Daniel.
"Laura anaknya sudah dua. Kamu masih saja belum move on," ucap Mama Dewi dengan suara pelan.
"Ma, aku bukannya belum move on, tapi belum dapat gadis yang tepat. Tapi ...."
Daniel teringat dengan Audi. Dia suka dengan gadis itu. Pembicaraan mereka juga nyambung.
"Tapi apa? Kamu sudah dapat gadis yang pas?" tanya Mama Dewi dengan antusias.
"Udahlah, Ma. Tunggu saja, pasti ada waktunya aku akan menikah. Aku mau menikah itu seumur hidup. Menikah bukan karena umur yang telah lanjut, Ma," ucap Daniel.
"Tapi Mama semakin tua. Takutnya sudah tak bisa memomong anakmu nanti," ucap Mama Dewi.
"Ma, aku tak mau menikah hanya karena didesak umur. Aku akan Menikah jika aku sudah yakin dengan calon pasanganku dan yakin bahwa pernikahan adalah jalan terbaik."
Daniel menjawab dengan tersenyum. Dia tetap melanjutkan suapannya. Melihat mamanya terdiam, dia melanjutkan lagi ucapannya.
"Pernikahan adalah hubungan antara dua orang yang akan selalu berkembang dari waktu ke waktu, sehingga tak ada gunanya untuk memaksakan menikah bila memang kita belum yakin dengan keputusan itu. Menikahlah karena kamu sudah siap dalam segala hal."
"Jangan terlalu lama berpikir, Nak. Di dunia ini tak ada yang sempurna. Berhentilah mencari yang sempurna untuk dicintai karena yang kamu butuh hanya dia yang tahu betapa beruntungnya dia ketika bersamamu," ucap Mama Dewi.
Daniel tersenyum menanggapi. Dia mengerti keinginan mamanya, tapi memang belum ada wanita yang bisa menggetarkan hatinya. Sejak dia memutuskan ke Sumatera empat tahun lalu, dia berusaha melupakan semuanya. Papanya Toni gencar menjodohkan dirinya dengan sepupu istri mudanya. Namun, Daniel tetap menolak. Dan satu tahun belakangan ini dia pindah kembali ke Jawa.
Rumah ini dia beli sekaligus dengan rumah kontrakan yang ada enam petak atau rumah. Daniel membelinya agar sang mama memiliki banyak tetangga. Dia juga tak membebani dengan sewa yang mahal walau rumah kontrakan mereka termasuk baru, karena telah direnovasi.
**
Mama Susi tersenyum saat Bimo mengajaknya berbicara tentang rencana ke luar kota. "Apa yang kamu pikirkan, Bimo? Kamu ingin pergi ke mana?" tanya Mama Susi dengan rasa penasaran.
Bimo menjelaskan rencananya untuk melakukan perjalanan dengan Ghita dan mengajak Mama Susi serta pengasuh anaknya untuk bergabung. "Sebenarnya ini adalah perjalanan bisnis. Tapi, aku ingin menghabiskan waktu bersama Ghita dan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Aku pikir ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk aku lebih dekat dengan anakku, Ma," kata Bimo dengan antusias.
Mama Susi tersenyum dan mengangguk setuju. "Itu ide yang bagus, Bimo. Mama yakin Ghita akan sangat senang. Kapan kamu berencana untuk pergi?" tanya Mama Susi sambil memikirkan rencana perjalanan.
Bimo menjelaskan rencananya dengan lebih detail. "Aku berencana untuk pergi awal bulan depan. Dia hari aku akan rapat, setelah itu bisa menghabiskan waktu untuk liburan. Aku sudah memikirkan destinasi yang tepat untuk Ghita dan kita semua. Aku ingin pergi ke pantai. Ghita pasti suka bermain di pantai dan aku pikir ini akan menjadi liburan yang menyenangkan bagi kita semua," kata Bimo dengan antusias.
Mama Susi mengangguk setuju dan mulai memikirkan persiapan untuk perjalanan tersebut. "Itu ide yang bagus, Bimo. Mama akan membantu kamu mempersiapkan semuanya. Berapa lama kita berencana untuk pergi?" tanya Mama Susi sambil membuat catatan tentang apa yang perlu disiapkan.
"Seminggu saja, Ma."
"Baiklah, Mama setuju. Nanti mama bilang sama Bibi," jawab Mama lagi.
"Semoga perjalanan ini bisa membuatku melupakan Audi. Sebenarnya aku yang butuh liburan, bukan hanya anakku saja," gumam Bimo dalam hatinya.
dri kue brownis lngsung turun ke hati .../Facepalm//Facepalm//Kiss/
Bu Dewi seperti bisa jadi mama mertua yang baik untuk menantunya... Dan Daniel juga tipe suami yang hangat untuk keluarga nya...
😆😆😆😆
selamat bahagia ya Bimo karena telah membuang batu berlian untuk Daniel...