Setelah menikah kebahagiaan Alina hanya berlangsung sebentar, ia mendapati grup chat rahasia keluarga suaminya di ponsel Danu yang isi chat nya itu sangat menyakiti hati Alina. Di grup chat yang terdiri dari suami, kakak ipar, bude dan mertuanya itu. Alina dihina fisiknya dan lebih sadisnya ternyata selama ini Danu tidak benar-benar mencintai Alina ia hanya ingin harta Alina. Terlebih lagi ternyata Danu juga miliki wanita simpanan yang merupakan cinta pertamanya. Segala Kebusukan suami dan keluarganya itu akhirnya terbongkar.
Di dalam masa keterpurukannya itu Alina bertemu dengan sosok Raffa yang merupakan teman SMA Alina. Raffa tanpa sengaja mengetahui masalah yang sedang dialami Alina, ia bertekad untuk membantu Alina, dengan terlebih dahulu mengubah Alina menjadi angsa cantik seperti dulu. Agar membuat suami dan keluarga berhenti menghina fisik Alina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Alina dengan cepat memacu kendaraannya menuju ke polsek hatinya tiba-tiba bergetar seperti ada sesuatu yang akan terjadi. Setibanya di sana ia diminta terlebih Dahulu mengkonfirmasi barang bukti yang polisi temukan.
“Selamat siang Bu Alina,” seorang polisi menyapa Alina dan mengantarkannya ke meja barang bukti. “Berikut ini barang bukti yang kami temukan di kamar pelaku berupa pisau yang digunakan pelaku untuk melukai ibu,”
Alina melihat barang bukti yang berupa pisau itu, benda yang sama persis sesuai yang ada di ingatannya.
“Iya Pak, betul pisau itu yang digunakan pelaku,” ucap Alina yakin.
“Baik kalau begitu Bu Alina, ini tahap terakhir kami meminta ibu untuk menemui pelaku karena pelaku bersikeras menyangkal perbuatannya dan dia ingin menemui Ibu,” ungkap seorang polisi.
Tubuh Alina gemetar ketika harus bertemu dengan pelaku, perasaannya campur aduk.
Ketia langkah kakinya memasuki sebuah ruangan ia langsung disambut oleh teriakan, yang tak lain adalah ibu Dewi, yang merupakan mertuanya.
“Alina! Ibu mohon keluarkan Danu Nak,” tangis Bu Dewi yang langsung memegang tangan Alina.
Alina tidak bergeming matanya terbelalak ketika ia melihat suaminya meringkuk di balik jeruji besi.
“Mas, Danu!” Teriaknya.”Kenapa kamu melakukan hal itu Mas, apa salahku?” mata Alina berkaca-kaca, tidak terbayang jika pelaku pencurian itu adalah suaminya
“Ini semua gara-gara kamu Alina jika saja kamu tidak membiarkan aku pergi aku tidak akan senekat ini!” Serang Danu dengan sorot mata tajam melihat ke arah Alina.
“Sebenarnya apa kamu inginkan dariku Mas, apa yang hendak kamu ambil hah!”
“Tentu saja, aku ingin harta kamu Alina apalagi yang kamu punya selain itu!” Dengkus Danu kasar.
Air matanya jatuh seketika ketika mendengar jawaban dari Danu lagi dan lagi ini masalah uang. “Jawab jujur Mas, apakah selama pernikahan kita sekali saja kamu pernah mencintaiku?” lirih Alina.
“Ha, Tentu saja tidak! siapa juga yang bisa mencintai wanita berbadan gemuk seperti Bab* macam kamu!” tunjuk Danu ke arah wajah Alina.
Anehnya Alina kini sudah tidak terkejut mendengar jawaban Danu. Walaupun, hatinya sakit tetapi sudah bias. ”Baiklah Mas, selain kamu akan mendekam di tempat itu aku akan menggugat cerai kamu!” ujar Alina tegas. “Silahkan kamu berjuang sendiri Mas, untuk keluar dari sini, aku tidak akan mencabut laporanku!” Ucap Alina yang kemudian langsung berjalan pergi dari tempat itu.
“Gugat saja Alina aku menantikan hal itu, aku sudah lama muak melihat tubuh gendutmu itu lihat saja kamu pasti kan menyesal Alina karena menceraikan ku tidak ada satupun laki-laki yang akan menerima kamu!” Teriak Danu.
Air mata Alina seketika mengalir mendengar hinaan dari Danu, tetapi ia mencoba tegar dan dengan cepat menghapus air matanya.
“Alina tunggu Nak! “ teriak Bu Dewi. “Alina tolong maafkan Danu yah dia berkata seperti itu karena dia sedang kacau Ibu harap kamu mengerti posisi dia. Alina ibu mohon pada kamu cabut saja laporan pencurian itu Alina lagipula tidak ada barang berhasil Danu curi dari rumah kamu, anggap saja ini permintaan seorang ibu kepada anaknya ibu mohon Alina bebas kan Danu,” mohon Bu Dewi.
“Ibu Alina mohon berhenti, membela kelakuan buruk Mas Danu, ibu tahu yang mas Danu lakukan itu salah dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya!” Maaf Bu, Alina pergi dulu,” ujar Alina.
“Sombong sekali kamu Alina lihat saja kamu pasti kamu akan menyesal memperlakukan Danu seperti ini!” Teriak Bu Dewi.
Alina menatap dirinya di cermin kamarnya, hinaan dari Danu dan keluarganya terus terngiang di telinganya. “Aku tidak akan membiarkan mereka menghinaku lagi,” Bisiknya pada diri sendiri.
Dengan penuh tekad ia mulai mencari tahu cara berdiet bukan hanya untuk balas dendam tetapi juga bentuk ia mencintai diri sendiri.
Alina mulai berbenah diri ia harus berubah, hinaan Danu membuat dirinya sadar jika menjadi wanita jelek itu menyakitkan.
Di pagi hari Alina sudah bersemangat untuk memulai berolahraga, tetapi tubuhnya belum terbiasa untuk bergerak banyak ia hanya mencoba berjalan kaki keliling komplek selama satu jam. Saat makan siang juga ia berusaha menghindari makanan manis yang merupakan makanan kesukaannya.
Siang ini Alina agak lemas hari pertama diet membuatnya frustasi tidak bisa lagi makan kue favoritnya, tetapi Alina mencoba meyakinkan dirinya jika ini hal baik.
Dering ponsel Alina berbunyi ia sekejap menatap layar ponselnya yang bertuliskan nama Raffa.
“Hallo ada apa Raffa?” tanya Alina kepada pria yang menelponnya itu.
“Aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini pasti saat ini kamu sedang lemas karena tidak bisa makan kue favoritmu bukan?” tebak Raffa sambil tersenyum.
Alina tercengang bagaimana bisa Raffa tahu keadaannya saat ini. Yang sedang lemas karena butuh gula.
“Kamu tahu dari mana?” tanya Alina heran.
“Tentu saja aku tahu, aku juga pernah mengalami hal yang sama sepertimu 15 tahun yang lalu jadi aku tahu persis rasanya,” Jawab Raffa
“Jadi, aku harus bagaimana rasanya seperti mau meninggal I need sugar,” ujar Alina
“Sabar yah, sebelum kamu menang melawan orang lain kamu harus menang melawan dirimu sendiri,” Jawab Raffa. “Ingat hinaan dan cacian orang lain terhadapmu itu akan membuatmu bertahan,” sahutnya lagi.
Alina terdiam ia hanya menganggukkan kepalanya. Pikirannya nyalang ia mengingat hinaan dan tatapan jijik orang-orang ketika melihat dirinya.
“Halo Alina apa kamu masih di situ?”
“iya, aku masih di sini Raffa thanks for advice.”
“Oke, Sama-sama jika kamu merasa sulit hubungi aku, aku akan berusaha membantumu.”
“Terima kasih,” jawab Alina mengakhiri telepon.
Pembicaraan dengan Raffa tadi membuat Alina tersadar ia memang harus terlebih dahulu menang melawan dirinya sebelum bertarung melawan orang lain. “Semangat Alina,” ucapnya pada diri sendiri.
Sementara itu di rumah bu Dewi sedang terjadi ketegangan. Mereka sedang melakukan rapat keluarga untuk membebaskan Danu dari penjara.
“Neti bagaimana ini apa yang harus kita lakukan untuk mengeluarkan Danu ibu tidak tega melihat Danu di dalam penjara,” Isak bu Dewi.
“Tenang saja Bu, Neti akan Menyewa pengacara mahal untuk membebaskan Danu lihat saja si Bab* hutan itu akan menyesal karena telah memenjarakan Danu. Neti akan memberi pelajaran kepada si gendut itu,”
“Apa rencana kamu, sayang?” tanya suami Neti.
“Lihat saja nanti Mas, aku ada rencana untuk menghancurkan si gendut itu!”
Jangan lupa kasih Like, komen dan subscribe yahh..... 😍🥰