Jatuh cinta pada pandangan pertama ? siapa yang percaya ?
Ziva bersyukur bisa terlepas dari mantan toxicnya atas bantuan Arshaka, tapi suatu ketika karena mantan toxicnya juga hubungan yang sedang mereka jalin harus berakhir.
Setelah kejadian buruk itu Ziva jadi trauma berat. Dan semakin berat pula hidupnya karena hubungannya dengan Arshaka berakhir di waktu yang sama.
Satu tahun terlewati tanpa saling berkomunikasi, mereka tidak sengaja di pertemukan lagi.
Akankah cinta yang selama ini Ziva jaga dan tertanam untuk Arshaka harus dia perjuangkan atau harus dia relakan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyiem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.
Hari senin tiba. Benar saja, baru juga masuk berbondong pertanyaan sudah terlontar pada Arshaka.
Arshaka tidak banyak menjawab, hanya menegaskan bahwa dirinya memang sudah memiliki pacar.
“Pacar gue cantik, pintar, kuat, dan yang paling penting, dia gemesin”
Itulah yang Arshaka katakan pada setiap orang yang bertanya tentang pacarnya. Tidak lupa dengan senyum yang tidak pernah dia tunjukkan pada orang banyak.
Sementara di divisi room, baru datang Ziva langsung ditarik untuk ikut bergabung membicarakan Arshaka.
Tidak banyak yang Ziva katakan juga, selain kata tidak tahu, dan tidak memikirkannya.
..
Sesaat sebelum jam istirahat tiba, Ziva, Bianca, dan mahasiswa magang lainnya dari divisi room berbondong-bondong ke ruang HRD untuk mendaftarkan sidik jari mereka agar bisa absen menggunakan finger print, tidak lagi secara manual.
Ziva dan Bianca sengaja berjalan paling akhir, sengaja mengalah pada yang lainnya. Lagi pula Ziva yakin temannya itu sudah menyiapkan banyak pertanyaan khusus untuknya.
“Kok bisa sih Zi ?”
“Kenapa sih Bi ? gak suka banget kayanya”
“Ck, jelaslah ! gue satu aja belum dapat, lo udah punya dua aja”
Ziva terkekeh, “ya terus masa gue mesti nungguin lo dulu ?”
“Terus si kikil gimana Zi ?”
“Entah, lo sendiri kan tau dari sebelum lo lihat dia sama selingkuhannya dia emang udah gak hubungin gue, ya gue blokir ajalah nomornya”
“Tapi dia tuh orang gila Zi ! gimana kalau tiba-tiba dia muncul lagi ? kalian belum benar-benar putus loh”
“Iya gue tau, tapi masa gue harus nunggu dia terus sih ? gue udah capek lahir batin Bi”
“Tapi lo harus secepatnya selesaiin masalah lo ini sama dia biar kedepannya dia gak ganggu hubungan lo sama pa-”
“Sama dia Bi” potong Ziva
“Ck, kenapa mesti dirahasiain sih Zi ?”
“Kok jadi lo yang sewot sih ?”
“Ya iyalah, mana enak punya pacar tapi dirahasiain, sakit tau Zi”
“Ck, bisa gak sih kali ini lo di pihak gue ?”
“Lo pikir selama ini gue di pihak siapa, badrol ?!”
Ziva tertawa pelan, dia merangkul Bianca masuk ke ruang HRD.
Di dalam, 2 orang teman seperjuangannya sedang menghadap masing-masing seorang HRD di hadapannya untuk mendaftarkan sidik jari mereka di mesin yang berada di atas meja.
Drrtt.. drtt..
Ziva membuka pesan masuk di ponselnya, dia tersenyum membaca isi pesannya.
“Nanti sama Dara aja, jangan sama Bagas”
“Emang boleh milih ?” balas Ziva
“Ck, jangan nyebelin deh”
“Lagian kenapa gak kakak aja ?”
“Aku masih ada kerjaan lain sayang”
“Dih si Ziva malah sayang sayangan”
Ingin sekali Ziva tampar mulut lemes Bianca itu. Bianca yang berteriak tapi dia yang malu.
“Kalau masih mau berisik mendingan pulang aja sana sekalian” tegas Arshaka
Pria itu juga sempat terkejut dengan teriakan Bianca hingga dirinya beranjak bangun dengan niat ke toilet agar bisa melewati kursi yang pacarnya duduki dengan Bianca.
“Ma-Maaf pak, gak sengaja” cicit Bianca
Mata tajamnya yang sejak tadi menyorot Bianca hingga membuat nyali gadis itu ciut, langsung berubah 180 derajat saat matanya sekilas bersitatap dengan manik Ziva, bahkan senyumnya yang sangat tipis terbit sebelum dia melangkah keluar.
“Mampush lu” bisik Ziva penuh kemenangan
“Bisa-bisanya giliran gue dilihatin kaya mau dikuliti, giliran lo malah jadi pangeran, dia gak psikopat kan Zi ?” bisik Bianca
“Lo tanyain aja sendiri sana”
“Gak dulu deh, buat sementara waktu gue gak mau dekat-dekat dia”