>Alea, adalah wanita kuat yang beruntung mendapatkan sistem.Sifatnya yang dingin selalu membuat lawan bicara ketar-ketir,meskipun begitu Alea tetap memiliki hati nurani.<
Di sebuah mansion yang megah,terlihat seorang gadis yang menangis menjerit melihat semua anggota keluarganya bersimbah darah.
"Daddy,mommy...,abanggg..,kakek... Bangun...hiks..hikss...bangunn..,siapa yang bikin kaliann begini!!.."marah gadis itu sambil memangku kepala ibunya yang bersimbah darah.
"HAHAHAHAHA...HAHAHA..."seseorang tertawa jahat dari arah belakang."Hmm..sayangku alea..apakah kau tau..aku yang telah membunuh mereka semua HAHHAAHAH..."dia adalah tunangan dari Alea yang bernama Riko.
Alea yang mendengar itu dari mulut sang tunangan langsung dibuat tambah frustasi.
"Aaaaaaakkkkkhhhh...Riko apa yang sudah kau lakukan dengan keluargaku!!..aku tak akan memaafkan mu Aaaaaakkhhhhh...kenapa semua ini bisa terjadi..hiks..hiks Daddy..mommy.. Maafin Alea,ini semua salah Alea..Alea minta maaf bangun lah dad..mom
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flora#elyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Penguntit
"Rasanya tubuhku segar kembali" sembari menutup matanya Alea menikmati lilin aroma terapi yang dinyalakannya.
Entah sudah berapa lama dia berendam, rasanya tidak ingin bangun saja dari berendamnya.
Darr,, darr, darrr "nona apakah anda ada di dalam, anda baik-baik saja kan nona," bibi yang biasa melayani Alea merasa khawatir karena Alea lama didalam sana.
"hm, sebentar lagi selesai, siapkan saja pakaian untukku" perintah Alea dari dalam.
Setelah selesai mengenakan pakaian dia bersiap turun untuk ikut makan malam. Selama makan malam berlangsung tidak satu orangpun ada yang berbicara, semua berkumpul di ruang keluarga seusai makan malam.
"Mommy tadi sempat memergoki Lili menguping pembicaraanmu" Risa menduga anaknya itu tidak tahu menahu dengan penglihatannya tadi, jadi dia memberitahunya.
"Aku sudah tahu itu mom, bahkan Xavier juga mengetahuinya" ucap Alea.
"Lalu apa kamu tidak berpikir dia akan mengikuti mu," timpal Algar, dia paling tidak suka di untit.
"Tenang bang, kita bakalan happy-happy, dia nggak bakal nemuin kita." Lirih Alea, tapi masih cukup jelas di dengar.
"Mom kita bakal liburan ni, Daddy diajak kan mom" ekspresi Dexter berubah-ubah, membuat yang melihatnya gemas sendiri.
"Heh bocil keluaran 2000an, jangan seneng dulu, ntar paman liatin hantu—"
"Nggak takut!" Dexter dengan berani memotong ucapan Alzar membuat sang paman berwajah masam.
Menurutnya Dexter selalu menang jika di ajak berdebat, 'ibu dan anak sama saja, kadang menyebalkan kadang juga datar kayak triplek'
"Ehem, jangan membatin di depanku" peringat Alea asal,
"Kayak kamu cenayang aja, bisa tebak isi pikiranku" elak Alzar.
"Memang," sahut Alea.
Tidak terasa hari yang di tunggu-tunggu akhirnya datang, dimana semuanya bersiap keluar kota untuk mengunjungi semua perusahaan Alea sekalian berlibur dengan dua keluarga sekaligus.
"Tidak disangka calon cucu menantuku juga mengajakku" ucap kakek Samuel terharu.
"Ya, dia bahkan sangat berharga untuk ku serahkan pada cucumu" ucap kakek indra sangat menyebalkan di telinga kakek Samuel, cucunya kurang apa cobak harta punya, duit banyak, wajah juga sangat tampan.
"Yaya, terserah kau saja" kakek Samuel menjawab seadanya, malas berdebat.
Disisi alea~
"Apakah al ingin cek in sekarang"
"Ya Felix"
"Anda mendapatkan 100 x lipat keuntungan"
Mata Alea berbinar, kapan lagi untung besar cobak.
Di saat semuanya berbincang di ruang tunggu bandara suara pramugari menyampaikan pesawat yang Alea akan naiki sebentar lagi take of sekitar 10 menit lagi. Semua keluarga Alea bersiap masuk ke pesawat, sedangkan Alea sendiri izin membeli sesuatu bersama Dexter.
Sembari menunggu capuccino yang masih dibuat, Alea tanpa sengaja melihat mobil yang sangat dikenalnya diluar kepala.
'ikuti saja jika bisa' Alea menutup wajahnya dengan masker dan kacamata hitam, dan melakukan hal yang sama kepada Dexter.
"Ayo kita pergi" keduanya berjalan santai dengan menenteng capuccino.
"Kenapa lama sekali dek" Alzar langsung bertanya seperti kilat.
"Apanya yang lama, orang cuma 5 menit" sahut Alea.
"Ini bukan lagi 5 menit tapi lebih" lanjut Alzar.
"Lebih dikit nggak ngaruh" balas Alea.
Setelah perdebatan kecil, kakak beradik itu diam setelah pesawat take of, mereka menggelengkan kepala kenapa di saat seperti ini kakak beradik itu masih sempat berdebat, tidak ingin pusing dengan kelakuan mereka, semua keluarga lanjut menikmati perjalanan.
POV Lili~
"Pasti mereka naiknya pesawat selanjutnya nih, dilihat-lihat merekanya aja belum muncul kok, mungkin sebentar lagi." Lili percaya dengan dugaannya, bahkan dia sudah membeli tiket ke Madiun.
"Kayaknya mereka dah masuk deh, mulai tadi nggak keliatan," tanpa pikir panjang, Lili dan ibunya duduk di kursi penunggu menunggu pesawat take of.
Setelah mendengar penuturan pramugari seperti sebelumnya, Lili langsung naik dengan menarik tangan mama nya.
"Jangan tarik-tarik dong, sakit tauk tangan mama" marah Adeline.
"Sorry ma, kita pikirin tangan mama nanti aja, sekarang fokus kita ikuti kak Alea ma" ucapnya dengan kejam dia mengabaikan rasa sakit di tangan mamanya tadi, (memang anak nggak tahu diri Lili ini, anak setan memang,)
"Sudahlah pokok nya mama pengen kamu cepet ambil tindakan rebut lakinya Alea, mama nggak mau misi kita gagal ngikuti mereka" ngotot Adel, memang dasarnya anak dan mamak sama-sama nggak punya malu.
"Beres,. . mama bakal punya menantu idaman sebentar lagi" (mimpi Lili ketinggian tau nggak, woi siapa yang bisa nyadarin cewek siluman ini, plis lah)
Bersambung. .