Yura adalah gadis kecil yang terlahir dari keluarga berada. Bapak Yura bernama Alwi merupakan Kepala Polisi Angkatan Darat yang bertugas di Tanjung Batu-Kepulauan Riau. Dan Ibunya bernama Lili hanya bekerja sebagai IRT. Yura kecil hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Tetapi setelah dewasa, kehidupannya berubah 180° tak seindah masa kecil nya. Semua bermula saat Bapak nya menjodohkannya dengan lelaki pilihan Bapak nya, yang sama sekali tidak ia cintai. Hingga mengakibatkan Yura hidup dalam penderitaan setelah ia menikah. Yura membesarkan keempat anaknya seorang diri dan hidup dalam kesederhanaan, sebab suami pilihan Bapaknya telah berani mengkhianatinya. Kini Yura hanya pasrah kepada takdir yang sudah Tuhan tetapkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Oren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 Tidak Berubah
...***************...
Singkat cerita, kehidupan rumah tangga Rio dan Yura seperti itu saja, tanpa ada kemajuan. Yang ada malah anak terus bertambah. Sekarang Yura sudah hamil anak keempat. Anak ketiga Yura dan Rio berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Tiara.
Kini usia pernikahan Yura dan Rio yang sudah memasuki 9 tahun. Tetapi semakin kesini, perilaku Rio semakin menjadi-jadi. Akhir-akhir ini Rio sering pulang terlambat, bahkan pernah sampai tidak pulang sama sekali. Melihat perilaku Rio, Yura sudah tidak tahan dan akhirnya angkat bicara.
"Bang, kenapa akhir-akhir ini Abang sering pulang terlambat, bahkan pernah tidak pulang sama sekali." Protes Yura kepada suami yang tidak dicintainya itu.
"Sibuk," jawab singkat Rio kemudian berlalu menuju kamar mandi.
Yura hanya mengelus dada melihat tingkah laku suaminya yang dirasa sudah berubah.
Selesai mandi, Rio segera memakai pakaiannya kemudian bersiap-siap mau pergi lagi.
"Abang mau kemana lagi?" Tanya Yura heran, sebab suaminya sudah beberapa hari tidak pulang, sekarang sudah mau pergi entah kemana.
"Kamu kenapa bawel sekali, biasanya aku pergi kamu diam saja." Rio merasa tidak suka ditanya-tanya oleh istrinya. Padahal Yura sebagai istrinya berhak tau kemana Rio pergi selama ini.
"Jika Abang tetap ingin pergi, bawa aja semua baju Abang, dan tidak usah kembali lagi kerumah ini." Yura mengultimatum suaminya, dan tidak digubris sedikitpun oleh Rio.
"Apa maksud mu berbicara seperti itu? Jelas aku akan kembali kerumah ini, sebab anak dan istri ku ada disini." Rio tidak terima dengan ucapan Yura yang mengusirnya dari rumahnya sendiri.
"Dengan kamu pergi-pergi seperti ini, rumah ini seperti tak memiliki kepala keluarga." Yura tak kalah kesal dengan sikap Rio.
"Aku hanya pergi sebentar, itupun urusan pekerjaan." Rio mulai merendahkan suaranya, berharap istrinya mengerti.
"Sebentar apanya? Setiap hari anak-anak selalu menanyakan keberadaan Papi nya yang seminggu hanya dua kali pulang kerumah." Marah Yura yang sudah sampai ke ubun-ubun.
"Iya, Abang janji besok-besok akan meluangkan waktu Abang untuk kalian." Janji Rio pada istrinya yang sedang hamil 4 bulan.
"Jangan berjanji jika akhirnya Abang ingkari." Cibir Yura yang sudah muak dengan janji palsu suaminya.
"Iya, Abang janji. Kalau begitu Abang pergi dulu ya. Jaga diri baik-baik." Pesan Rio sambil mengelus perut istrinya.
"Papi mau kemana?" Tanya Doni yang baru saja pulang sekolah dasar.
"Papi mau pergi kerja dulu ya sayang. Jaga Mami dan adek-adek ya bang." Pesan Rio pada putra sulung nya.
"Tapi Papi kan baru pulang, Abang kangen sama Papi, adek-adek juga kangen sama Papi." Ucap Doni sambil berkaca-kaca matanya.
"Iya nak, Papi juga kangen sama kalian." Rio langsung mencium pucuk kepala putranya dengan sayang.
"Tapi Papi janji ya, besok kalau pulang bawa Abang dan adek-adek main-main." Doni memberikan jari kelingking nya kepada Papi nya.
"Iya, janji sayang." Rio kemudian menautkan jari kelingking nya ke jari kelingking Doni tanda janji.
Doni hanya menganggukkan kepalanya saja, dan menaruh kepercayaan penuh pada Papi nya.
"Kalau begitu Papi pergi kerja dulu ya sayang, ingat pesan Papi tadi, jangan nakal-nakal dan jaga Mami serta adek-adek." Pamit Rio dan mengingatkan kembali putranya akan pesannya yang disampaikan tadi.
"Oke Papi." Jawab Doni, lalu memberikan jari jempol pada Papi nya.
Yura yang sejak tadi mengamati interaksi antara suami dan putra sulung nya itu, hanya diam tanpa ekspresi. Lalu Rio pergi meninggalkan anak dan istrinya.
"Sayanggggg...." Panggil Rio.
"Sayangggg..." Teriak seorang wanita yang langsung berlari berhambur kedalam pelukan Rio.
"Kenapa lama sekali yang?" Cemberut wanita berseragam dokter itu.
"Maaf sayang, tadi Abang harus bujuk istri Abang dulu, agar di izini pergi." Jujur Rio.
"Kamu sudah makan yang?" Tanya Rio penuh perhatian.
"Belum, suapin yang." Manja wanita itu.
"Aduh... Manja banget sih sayang aku ni." Gemas Rio sambil mencubit hidung istrinya.
Waaahhhh ada yang baru nih, kira-kira apa ya yang baru dari Rio???
Stay tune terus yaaa 🤗🤗🤗
Jangan lupa ya pembaca setia yang saya cintai, untuk meninggalkan jejak komentarnya, like, subscribe, vote, serta tolong membacanya jangan di skip yaa… 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Terimakasih banyak atas dukungan pembaca dan teman-teman selama ini, dan mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan, kesamaan nama tokoh, tempat dan latar. ❤️❤️❤️
...***************...