NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

Mentari mulai meninggi di sebuah sekolah membuat langkah para murid mulai cepat menuju kelas masing-masing. Tidak semua murid patuh memasuki kelas saat jam pembelajaran pertama dimulai, ada kalanya mereka berbelok menuju kantin dengan kejar-kejaran sepanjang lorong sekolah, membuat huru-hara sepanjang lorong.

Sementara tidak jauh dari arah kantin tepatnya kantor guru,, tampak gadis dengan rambut di kuncir dengan pengikat pita berwarna biru sedang berdiri depan ruangan tersebut seraya mengangguk kecil menatap Bu Rina.

Bu Rina pagi-pagi sekali meminta perempuan berambut tergerai itu untuk memfoto copy kan kertas berisi nilai anak kelas duabelas. Dengan senang hati ia melenggang pergi dari sana menuju gerbang yang masih tertutup rapat.

Wajahnya berubah lesu ketika ia mendengar pemilik koperasi mengalami kendala pada mesin fotocopy nya. Terpaksa mau tidak mau ia harus rela berjalan lagi ke seberang sekolah--salah satu tempat fotocopy tidak jauh dari sekolah mereka.

Tidak jauh dari tempat ia berdiri, segerombolan anak sekolah tetangga dengan pakaian urak-urakan tengah mengamati Kalea dari posisi mereka duduk diatas motor masing-masing.

Dari seragam mereka sepertinya mereka anak sekolah SMA Cempaka. Rambut berantakan, seragam robek di bagian bawah ditambah dasi diikat di lengan semakin memperjelas bahwa mereka baru saja melakukan tawuran.

"Ada mangsa tuh Bos, cakep juga kayaknya," ujar salah satu dari mereka.

"Anak Bintang mana yang gak cakep-cakep," celetuk salah satunya, duduk bersila seraya menghisap rokok yang terselip dikedua jari panjangnya.

"Kayaknya gue gak pernah liat itu cewek sebelumnya. Murid baru gak sih?"

Dengan kompak, mereka memandang setiap pergerakan Klaea diujung sana membuat seorang cowok sekaligus ketua mereka dengan mata menyipit memastikan siapa gadis tengah berdiri disana.

"Grace...?"

"Hah? Grace siapa bos, ngaco dah kalau ngomong. Grace udah lama mati Bos," tutur cowok itu.

Berulang kali cowok tersebut mengerjapkan matanya, tidak mungkin ia salah lihat bahwasannya tiga tahun lamanya tidak mungkin ia lupa siapa sosok gadis yang pernah membuatnya mengenal apa itu arti cinta walau dengan cara yang tidak masuk akal.

***

Berbeda dengan Kalea hampir menyelesaikan pekerjaannya, perempuan itu sesekali memalingkan tatapannya kearah jalan menghilangkan kegabutan nya menunggu lama pria tua itu menyelesaikan fotocopy nya setelah antrian panjang sejak lima menit lalu.

Setelah selesai, ia bergegas pergi menyebrang jalan raya dan sepuluh langkah lagi Kalea akan tiba digerbang sekolah. Terdengar suara teriakan berat membuat Kalea menoleh pada jalanan. Segerombolan anak sekolah tidak hentinya melotot pada dirinya.

"Grace, tunggu!!" teriak cowok itu saat Kalea kembali mendorong pintu gerbang, merasa keberadaan mereka tidak penting untuknya. Tangannya berhenti di udara ketika nama itu kembali terdengar.

Kalea terdiam menatap kedatangan segerombolan anak sekolah yang sama sekali tidak ia kenal. Pandangan mereka membuat Kalea bingung. Bagaimana tidak bingung salah seorang dari mereka melangkah maju lalu berhenti dengan jarak satu meter dari Kalea.

Jarak mereka dekat dan mampu membuat Kalea menilai penampilan cowok itu dengan sekali tatap. Alis mata tebal, hidung mancung dan rahang tegasnya sanggup meluluhkan kaum perempuan yang menatapnya.

"Lo punya nyawa berapa?" tanya cowok tersebut membuat Kalea mengernyitkan dahinya atas pertanyaan barusan.

"Gue gak ngerti maksud lo apa. Lagian maaf gue Kalea bukan Grace," ucapnya kemudian berbalik badan, namun langkahnya kembali tertahan saat pergelangan tangannya dicegat cowok itu.

Cowok tersebut cukup lama memandang wajahnya. Ia adalah Samuel Mahendra, pemimpin geng yang terkenal karena kenakalannya di sekolahnya sendiri, sekaligus musuh lama dari Vesarius.

Sam melangkah maju membuat Kalea spontan mundur beberapa langkah. Aura cowok itu sempat membuat Kalea merasa ketakutan namun tidak berlangsung lama karena Sam mengulurkan tangannya pada gadis itu.

"Maafin gue buat kejadian kemarin. Lo masih ingat wajah gue, kan?" tanyanya membuat Kalea menarik kedua sudut bibirnya jutek.

"Kenalin, gue Samuel panggil Sam juga boleh."

"Gue permisi dulu iya, maaf..."

Tanpa berniat menjawab, Kalea berlalu dari hadapan Samuel membuat cowok itu tersenyum dibalik wajah datarnya.

Samuel Mahendra memiliki karisma kuat namun tidak sekuat Gabriel punya. Samuel hobi bermain fisik tanpa pandang bulu. Namun, semua yang Sam miliki tidak sebanding dengan ketua Vesarius, oleh Gabriel Sagara.

Kalea berjalan melewati lorong-lorong sekolah tampak sepi karena bel istirahat masih belum berbunyi. Gadis itu menghentakkan kakinya dilantai membuang rasa kekesalan sejak tadi.

***

Tidak enak jika tidak membahas Gabriel, Adit, Bobby dan Haris tampak duduk di basecamp mereka, warung Pak Kumis.

Mereka berempat duduk di satu meja tertawa terbahak-bahak. Yang mereka lakukan sedari tadi menunggu kedatangan Haris sejak tadi belum datang hanya membeli es krim keluar sekolah. Hingga hadirnya Haris tiba-tiba dengan raut wajah panik membuat suasana tadinya asik tiba-tiba hening. Plastik putih yang cowok itu pegang sedari tadi ia letakkan dimeja.

"Zion gawat! adik lo tadi gue lihat ngobrol sama Sam di depan gerbang sekolah. Mereka kayaknya habis tawuran deh," kata Haris lalu meneguk air putih dihadapannya.

"Adik gue? Dimana?" tanyanya.

Haris menarik napas panjang. "Gerbang sekolah kampret, gak tau juga sih entah Lea masih ada disana," sahut Haris duduk.

"Cari tau informasi dari sekolah lain. Mungkin mereka salah satu sekolah yang Sam serang tadi pagi," ujar GS pada Adit.

 Adit dengan cepat membuka ponselnya, mengetikkan pesan panjang digrup besar mereka bersama beberapa sekolah yang tergabung dalam gang Vesarius kecuali SMA Cempaka.

"Lo yakin itu yang lo lihat Lea?" tanya GS disela-sela pembicaraan mereka.

"Lo pikir gue ini Adit tukang ngibul. Cewek mana lagi disekolah ini rambutnya jarang digerai lebih seringnya di kuncir kuda... itu Kalea, 'kan?" ujar Haris lalu mereka mengangguk mengiyakan.

***

Entah setan mana merasuki Kalea, perempuan itu datang ke markas Vesarius dengan mimik wajah cemberut menahan kekesalan. Tangannya masih sibuk menggulung beberapa kertas entah untuk apa itu ia lakukan, hanya Kalea yang tau.

Kehadirannya disana membuat GS, Zion, Bobby dan Haris memalingkan kepala kearah pintu kantin.

Bugh!

Bugh!

"Stop Lea, stop!!" seru Zion pada Kalea yang memukulnya dengan gulungan kertas. "Kenapa sih datang-datang main pukul ajah."

Zion menyentuh pergelangan tangan gadis itu agar berhenti memukul kepalanya di depan semua orang. Kalea datang tanpa peduli dengan banyak mata yang menatapnya.

"Grace itu siapa Kak? Dari Kalea masuk sekolah Lea selalu dipanggil dengan Grace, Grace dan Grace," ujarnya kesal seraya memandang Zion dengan tajam.

Sementara GS ada disana, duduk di kursi dekat jendela tidak berkutik sedikitpun ditempatnya bersama dengan Adit dan Bobby.a

"Ini kakak beliin es krim bawa ke kelas sana, bagi-bagi sama Letta juga Ana, sana-sana!" Semoga rencananya berhasil mengalihkan pertanyaan Kalea barusan dengan es krim ditangannya.

Bugh!

Kalea kembali memukul kepala Zion dengan kertas di tangannya.

"Lea gak bisa makan es krim Kak, alergi!" Matanya sinis membuat Zion menghela napas.

"Ah, nanti kakak beliin cokelat lagi mau?" tawarnya lagi.

"Dua ya?" Tawaran bodoh pikir Zion. Ia menarik napas panjang. Sudah tau dirinya lagi miskin, masih saja adiknya ini menguras isi dompetnya.

"Kakak... dua ya?"

"Iya, jadi tiga. Nanti dibeli Kak GS jadi tiga..." sela Bobby menatap GS dengan kerlingan mata. GS menganggukkan kepalanya membuat Lea bangkit dari kursi.

"Gitu dong. Yaudah Lea balik dulu."

Kalea berlalu dari kantin membuat Zion kembali duduk namun dengan posisi duduk mengarah pada Gabriel.

"Kali ini lo mau bilang apa lagi?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!