NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Siang ini kedua calon pengantin akan berangkat ke bandara untuk menjemput kedua sahabatnya. Yah, seperti yang pernah mereka rencanakan, Risa dan Aini akan menyusul Dian ke kota B satu minggu sebelum pernikahannya.

"Bu, kami pamit dulu ya bu, ibu baik baik yah di rumah, kalo ada apa apa langsung hubungi Dian atau mas Irul ya bu". Ucap Dian kepada calon ibu mertua.

"Iya nak, kamu ngga perlu khawatir, kan ada bi Nining yang nemenin ibu di rumah". Ucap bu Ida.

"Bi Nining, Irul titip ibu ya bi, kami hanya sebentar kok perginya". Ucap Irul kepada bi Nining.

"Iya den". Jawab bi Nining.

"Udah mas ayo berangkat sekarang, takutnya macet di jalan, kan kasian kalo mereka harus nungguin kita". Ucap Dian kepada Irul.

Setelah pamit kepada sang calon mertua dan bi Nining, Dian menggandeng tangan Irul menuju mobil, mereka akan berangkat di antar oleh supir, karna bu Ida tidak mengizinkan Irul mengemudikan mobilnya sendiri.

Di dalam mobil, kedua calon pengantin itu mengobrol santai dengan tangan mereka yang saling terpaut.

"Aku udah ngga sabar banget mas ketemu sama kedua sahabat aku". Ucap Dian yang sangat senang akan bertemu kembali dengan kedua sahabatnya.

"Tapi nanti mas yang kangen sama kamu". Ucap Irul dengan raut wajah sedih.

Dian mengerti maksud dari ucapan calon suaminya, karna mulai malam ini Irul akan tinggal di apartemennya untuk sementara hingga hari pernikahan mereka.

"Apaan sih mas, kan cuman seminggu doang mas, abis itu aku akan selalu berada di samping mas". Ucap Dian.

"Seminggu bagi mas itu lama sayang, setengah hari ngga ketemu kamu aja abang udah kayak ngga ketemu sama kamu selama sebulan. Ucap Irul sambil meletakkan kepalanya di bahu Dian.

"Lebay deh mas". Ucap Dian.

"Emang kamu ngga bakalan kangen sama mas, sepertinya emang cuman mas yang selalu kangen kalo ngga ketemu kamu". Ucap Irul.

"Kangen mas, Dian pasti juga kangen". Ucap Dian sambil mengelus rahang Irul.

"Kamu ikut mas ke apartemen aja gimana sayang". Dian yang mendengar ucapan Irul langsung memukul lengan Irul.

"Jangan aneh aneh deh mas, mas mau ibu ngga jadi nikahin kita". Ucap Dian.

"Ya jangan dong sayang, ya udah iya, tapi tiap malem kita harus selalu video call ya sayang". Ucap Irul.

"Kata ibu kan kita ngga boleh ketemu dulu mas". Ucap Dian.

"Kan cuman video call aja sayang". Jawab Irul.

Perdebatan mereka terhenti saat mobil sudah berhenti karna sudah sampai di bandara, saking sibuknya mereka dengan obrolan mereka sampai tidak menyadari bahwa mereka sudah memasuki wilayah bandara.

Irul turun dari mobil dan membantu Dian turun.

"Coba kamu hubungi Risa sayang, mereka udah sampai atau belum". Ucap Irul.

Dian langsung menghubungi sang sahabat, cukup lama menunggu panggilannya terhubung. Setelah panggilannya terhubung, Dian langsung menanyakan keberadaan kedua sahabatnya itu.

"Mereka katanya udah nunggu kita di cafe bandara mas". Ucap Dian.

"Ya udah sayang kita susul mereka kesana". Ucap Irul.

Irul berjalan berdampingan dengan Dian sambil menggenggam tangan calon istrinya. Sesampainya di cafe, Irul mencari keberadaan kedua sahabat istrinya, Dian yang melihat Aini melambaikan tangan ke arahnya pun segera berjalan ke arah sahabatnya.

"Maaf yah kalian pasti sudah lama menunggu kami". Ucap Irul merasa tidak enak telah membuat kedua sahabat Dian menunggu.

"Santai aja kali bang, kita juga ngga lama lama amat disini". Ucap Aini.

"Ya udah yuk kita pulang aja mas, biar mereka berdua bisa langsung istirahat". Ucap Dian kepada Irul.

Irul membantu membawakan koper keduanya, karna Risa dan Aini hanya membawa satu koper masing masing.

Supir Irul yang melihat sang majikan pun langsung mendatangi Irul dan mengambil koper di tangan Irul untuk di masukkan ke dalam mobil.

Irul duduk di depan, samping supirnya, sedangkan Dian dan kedua sahabatnya duduk di belakang dengan Dian yang berada di tengah tengah sahabatnya.

Perjalanan pulang terdengar ramai karna ocehan ketiga wanita yang melepas rindu, Irul hanya geleng kepala mendengar kehebohan ketiga wanita di belakangnya.

"Rumah bang Irul masih jauh ngga Di". Tanya Aini.

"Ngga kok, bentar lagi nyampe, kamu udah capek banget yah". Ucap Dian.

"Ngga kok, aku cuman ngga sabar aja pengen ketemu calon mertua kamu". Ucap Aini sambil menampilkan deretan giginya.

"Ibu juga tadi antusias banget pengen segera ketemu kalian berdua". Ucap Dian tersenyum.

Sampailah mereka di depan rumah Irul. Supir Irul mengeluarkan koper Risa dan Aini dari dalam mobil.

"Yuk sayang, ajak Risa dan Aini masuk". Ucap Irul kepada Dian.

"Yuk masuk, ibu pasti udah nungguin di dalam". Ucap Dian kepada kedua sahabatnya.

Irul sudah masuk lebih dulu dengan membawakan koper Risa dan Aini.

Dian menuntun kedua sahabatnya untuk masuk ke dalam rumah.

Terlihat bu Ida sudah berdiri menyambut kedua sahabat Dian.

"Assalamu'alaikum bu". Ucap Dian.

"Wa'alaikumussalam, ayo nak masuk". Jawab bu Ida.

Dian, Risa dan Aini menyalami tangan bu Ida. Bu Ida terlihat senang bertemu dengan Risa dan Aini.

"Kalian terlihat lebih cantik dari foto". Ucap bu Ida.

"Ibu bisa aja, aku emang cantik dari bayi bu kata mami". Ucap Aini yang membuat bu Ida tertawa.

"Ya Allah Ni, jangan bikin malu deh". Ucap Risa.

"Sudah tidak papa, kamu antar nak Risa dan nak Aini ke kamar dulu sayang". Ucap bu Ida kepada Dian.

"Ya udah bu, aku antar mereka dulu ya bu". Ucap Dian.

Dian mengantar kedua sahabatnya ke kamar tamu, bukan kamar yang sedang di tempati oleh Irul, Dian mengantarkan mereka ke kamar tamu yang berbeda.

"Kalian ngga masalahkan tidur berdua disini". Tanya Dian.

"Ngga papa Di, santai aja, kamar tamunya nyaman kok, kasurnya juga besar, ini sih kita tidur bertiga juga cukup". Ucap Risa dan di setujui oleh Aini.

"Syukurlah, bang Irul memang baru membeli kasur ini kemarin, karna kasur sebelumnya lebih kecil, katanya takut kalian ngga nyaman, apalagi kalo Lisa udah dateng". Ucap Dian.

"Ya Allah baik banget bang Irul sampai merhatiin kita". Ucap Aini.

"Kalian mau istirahat dulu". Tanya Dian.

"Ngga usahlah Di, kita ngobrol bareng mertua kamu aja yuk". Jawab Risa.

"Ya udah yuk". Ucap Dian.

Mereka bertiga menemui bu Ida yang masih duduk di ruang keluarga.

"Loh kalian kenapa ngga istirahat saja dulu nak". Tanya bu Ida.

"Ngga papa bu, kita ngga capek kok bu". Ucap Risa.

"Ayo sini duduk". Ajak bu Ida.

Mereka bertiga pun mendekat ke sofa, mereka bertiga duduk di sofa panjang sedangkan bu Ida duduk di sofa single.

Bu Ida bertanya tentang kehidupan sehari hari Risa dan Aini.

Belum sehari mengenal keduanya, bu Ida sudah begitu nyaman dengan kedua sahabat Dian, sifat mereka berdua tidak jauh berbeda dengan Dian, pantas persahabatan mereka langgeng, karna mereka anak yang baik.

Tiba tiba terdengar teriakan Irul yang memanggil Dian dari dalam kamar tamu yang di tempatinya.

"Udah nak, kamu susul calon suami kamu dulu". Ucap bu Ida kepada Dian yang di angguki oleh Dian.

"Aku tinggal dulu sebentar yah". Ucap Dian kepada kedua sahabatnya.

"Iya santai, kan ada ibu yang nemenin kita". Jawab Aini.

Dian menghampiri Irul ke kamar. Sesampainya di dalam kamar, Dian melihat Irul yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Ada apa sih mas, kok teriak teriak, mas kan bisa nyusul aku ke ruang keluarga". Ucap Dian.

"Duduk dulu sini sayang". Ucap Irul sambil menepuk sofa agar Dian duduk di sampingnya.

Dian menuruti permintaan calon suaminya, dia langsung duduk tepat di samping Irul.

Irul yang melihat Dian sudah duduk dengan nyaman di sampingnya langsung menggenggam tangan Dian.

"Mas tuh mau manja manjaan sama kamu sayang, kita satu minggu ngga bakal ketemu loh sayang". Ucap Irul.

"Ya Allah mas, ngga enak loh ada Risa dan Aini, masa di tinggal gitu aja sih". Ucap Dian.

"Kan ada ibu sayang yang nemenin mereka ngobrol". Jawab Irul.

"Ya beda dong mas, udah ah, ayu mas juga ikut keluar". Ucap Dian.

Dengan terpaksa Irul ikut keluar dengan Dian, dia tidak ingin calon istrinya jadi ngambek karna merasa tidak menghargai sahabatnya.

"Ngga mau jauh banget sih bang dari calon istri". Ucap Aini yang tau akal akalan Irul.

"Kamu nih Rul kayak anak kecil aja, masa tamu kamu tinggalin, pake ngajak ngajak Dian segala lagi". Ucap bu Ida memarahi anaknya.

"Ya kan Irul bakal ngga ketemu Dian selama seminggu bu, jadi Irul tuh pengen berduaan sebelum di pingit, lagian ibu kenapa sih pake ada acara di pingit segala". Ucap Irul.

Dian melototkan matanya ke arah Irul, benar benar calon suaminya ini.

"Malu Rul, udah tua kok kayak anak kecil gini sih kamu, ini tuh demi kebaikan kalian berdua". Ucap bu Ida jengkel dengan kelakuan putranya.

Irul bungkam, tidak ingin lagi mendebat ibunya, dia juga tidak ingin membuat Dian ngambek melihat Dian yang sedari tadi sudah menatapnya kesal.

Sedangkan Aini dan Risa berusaha menahan tawa mereka agar tidak meledak.

Bi Nining datang membawakan mereka minuman dan beberapa kue.

Obrolan terus berlanjut, sesekali bu Ida dan Irul tertawa mendengar cerita lucu semasa sekolah Dian dan kedua sahabatnya.

Hingga waktu semakin sore, mereka pun menghentikan obrolan hangat mereka.

"Ayo kalian mandi dulu gih, ibu juga mau mandi, nanti kita jamaah maghrib di mushola". Ucap bu Ida.

Mereka semua bubar masuk ke dalam kamar masing masing.

Setelah melaksakan sholat, Dian pamit ke dapur untuk membantu bi Nining menyiapkan makan malam. Risa dan Aini awalnya ingin ikut membantu, tapi Dian melarang mereka, Dian meminta kedua sahabatnya untuk menemani calon ibu mertuanya mengobrol saja, karna permintaan bu Ida juga sehingga Risa dan Aini tidak jadi ikut ke dapur.

Irul juga sudah kembali dari mesjid, tidak seperti hari hari sebelumnya yang akan mengobrol dengan para bapak bapak, malam ini Irul langsung pulang setelah sholat karna dia akan menyiapkan beberapa barang yang akan dia bawa ke apartemennya malam ini.

"bu makan malamnya sudah siap". Ucap Dian setelah menemui bu Ida di ruang keluarga.

"Ayo nak kita makan malam dulu, setelah itu kita lanjut mengobrol lagi". Ajak bu Ida kepada Risa dan Aini.

"Ayo bu, yuk Di". Ucap Risa.

"Kalian duluan aja ya sama ibu, aku mau manggil mas Irul dulu di kamarnya". Ucap Dian.

Setelah bu Ida dan kedua sahabatnya berjalan menuju meja makan, Dian juga langsung menemui Irul yang masih berada di dalam kamar.

"Mas, makan malam dulu yuk, ibu sama yang lain udah nungguin". Ucap Dian.

Irul yang sedang memasukkan laptop ke dalam tasnya pun menoleh ke belakang. Terlihat Dian yang sedang berdiri di belakangnya.

"Mas beresin ini dulu bentar sayang". Jawab Irul.

"Tinggalin dulu mas, nanti aku bantu, kasian Risa sama Aini pasti udah laper". Ucap Dian.

Irul pun menurut.

Seperti biasa, Dian akan lebih dulu melayani calon ibu mertuanya dan juga Irul sebelum dia mengisi piringnya sendiri.

Risa dan Aini yang menyaksikannya tersenyum, mereka membayangkan diri mereka jika sudah menikah nanti.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!