NovelToon NovelToon
Cahaya Yang Padam

Cahaya Yang Padam

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Mengubah Takdir
Popularitas:28.4k
Nilai: 5
Nama Author: NurAzizah504

Cahaya dipaksa menikah dengan pria yang menabrak ayahnya hingga meninggal. Namun, siapa sangka jika pria itu memiliki seorang istri yang amat dicintainya yang saat ini sedang terbaring lemah tak berdaya. Sehari setelah pernikahan paksa itu dilakukan, pertemuan tak sengaja antara Cahaya dan istri pertama suaminya terjadi.

Akankah Cahaya diakui statusnya di hadapan keluarga suaminya? Atau malah Cahaya tetap disembunyikan? Dipaksa padam seolah tak pernah ada dalam kehidupan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurAzizah504, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Penjelasan

Seolah de javu, Cahaya bagai kembali ke kejadian beberapa hari yang lalu. Bedanya, waktu itu ia terbangun di sebuah gudang tua. Bukan di ruangan serba putih dan bersih seperti ini.

"Aya!" Sebuah suara memanggil dan menghampirinya dengan gerak cepat. "Alhamdulillah, kamu udah sadar," sambung Fahri seraya menyentuh wajah Cahaya dan mengecup keningnya sekilas.

"Bentar, Abang panggilkan dokter dulu."

Fahri menekan tombol merah yang tertempel di dinding dekat kepala ranjang. Tak lama kemudian, seorang dokter dan perawat pun datang.

"Alhamdulillah, sekarang ini, Ibu Cahaya sudah baik-baik saja. Tinggal proses pemulihannya saja, ya, Bu. Jadi, Ibu Cahaya harus banyak-banyak istirahat dan gak boleh stress."

"Baik, Dokter. Terima kasih banyak," balas Fahri tersenyum senang.

Setelah dokter dan perawat itu pergi, Fahri kembali menatap Cahaya yang juga tengah memandang dirinya dengan ekspresi datar. "Setelah dua hari, akhirnya kamu sadar juga, Sayang. Kamu tau, Abang khawatir banget sama kamu. Abang cemas, Ya. Dan, alhamdulillah, akhirnya kamu bangun juga."

Ketika Fahri hendak kembali mencium Cahaya sebagai bentuk cinta dan bahagianya, wanita itu dengan segera memalingkan muka. Hal itu tentu saja membuat Fahri kaget sekaligus bingung. Mengapa Cahaya bersikap seperti ini?

"Aya ...." Fahri juga hendak menggenggam tangan Cahaya dan lagi-lagi, tangan itu ditepis olehnya.

"Kamu kenapa?" Tak ingin menerka-nerka, Fahri pun langsung bertanya.

Namun, bukannya memberikan jawaban, Cahaya malah menangis sesegukan.

Fahri mendadak dibuat panik, tetapi apalah daya. Semua usahanya untuk menenangkan Cahaya, tak ada satu pun yang diterima baik olehnya.

"Kenapa Abang bohongin aku?" Cahaya buka suara tanpa menatap ke arah Fahri. Kedua tangannya terkepal pertanda menahan amarah yang sangat besar.

"Kapan Abang bohong sama kamu?" Fahri malah bertanya balik. Yang pada akhirnya membuat Cahaya makin kesal dan mau tak mau jadi menatap ke arahnya agar lebih jelas.

"Soal malam itu," berang Cahaya dengan mata tajam, "Abang udah tau semuanya, tapi kenapa Abang gak pernah cerita? Apa menurut Abang, aku gak berhak tau? Aku ini korban, Bang. Aku yang udah ditinggalkan. Aku difitnah."

Fahri menghela napas panjang. Memejamkan matanya sejenak sebelum kembali menatap Cahaya penuh rasa bersalah. "Maaf .... Abang beneran minta maaf."

"Ck, kalau udah ketauan baru aja minta maaf," ketus Cahaya sambil berpaling ke lain arah.

Cahaya mendengar semuanya sebelum dia berakhir pingsan dalam gudang tua itu. Saat itu, ia menangis. Hatinya sakit dan kecewa karena merasa dibohongi oleh orang yang dipercayainya.

"Lama-lama, Abang jadi gak ada bedanya kayak Kak Zahra. Kalian jahat menurut versi masing-masing."

"Abang cuma takut kehilanganmu, Ya."

"Kak Zahra juga gitu. Takut kehilangan Pak Arif, makanya dia berubah jahat."

"Tolong jangan samain Abang sama Zahra, Ya. Kami berbeda."

"Apanya yang beda?" tanya Cahaya menantang. "Kalian berdua udah bohongin aku dan Pak Arif. Kalian sama-sama menyembunyikan rahasia besar itu demi kebahagiaan kalian sendiri. Kalian─" Suara Cahaya terhenti, amarahnya mendadak lenyap saat melihat Fahri meneteskan air mata tanpa berusaha menyela kalimatnya.

"Apa Abang udah benar-benar seburuk itu di mata kamu? Apa benar gak ada lagi pintu maaf? Abang menyesal, Ya. Sungguh. Abang pikir, itu adalah jalan terbaik. Tapi, nyatanya ...." Fahri menggeleng. Air matanya jatuh makin banyak hingga membuat mata dan hidungnya menjadi merah.

Karena tak tega dan sedikit ada rasa bersalah dalam dirinya, Cahaya lantas kembali memalingkan muka. Ia menggigit bibir dan bertanya dalam hati, 'Apakah ia sudah keterlaluan mengatai Fahri seperti itu?'

"Sepertinya kamu butuh waktu sendiri. Kalau perlu apa-apa, telfon Abang aja."

Fahri hendak keluar dari ruang tersebut. Namun, langkahnya terhenti lantaran Cahaya memegang lengannya.

"Jangan tinggalin aku .... Aku takut sendirian."

Cahaya memang setakut itu sekarang. Saat menutup mata, ia takut tak lagi terjaga. Saat sendirian, ia takut Zahra tiba-tiba menghampirinya.

Beruntung Fahri adalah pria yang dengan cepat mengerti dirinya. Pria itu tak jadi keluar dan malah memeluknya dengan erat.

"Sorry," bisik Fahri dengan tulus, "Abang siap menerima hukuman apa pun, tetapi tidak dengan kepergianmu. Jangan tinggalin Abang, Cahaya. Abang mohon ...."

Cahaya tidak menjawab apa pun, tetapi pelukan yang ia balas, membuat senyum Fahri mengembang terang.

"Bang, Abang." Tiba-tiba Cahaya memanggil suaminya. Ekspresi wajah wanita itu sedikit ketakutan. Suaranya bahkan terdengar bergetar.

"Kenapa, Ya? Apa yang sakit?" tanya Fahri panik.

"Bayi aku, Bang. Apa dia selamat?"

Cahaya berharap bayi itu kuat seperti dirinya. Namun, cara Fahri menghela napas dan mengusap kepalanya, membuat Cahaya tak yakin bahwa ia baik-baik saja.

"Yang sabar, ya. Mungkin dia belum rezeki kita. Tuhan lebih menyayanginya, Ya."

...****************...

Di kantin rumah sakit, dua pria sebaya duduk berhadapan. Sudah sejak tadi mereka saling diam. Hingga akhirnya, salah satu di antaranya angkat bicara.

"Maaf, Rif. Aku udah gak jujur sama kamu."

Arif menanggalkan kacamatanya sesaat. Mengusap wajah dengan pasrah lalu kembali mengenakannya.

"Sebenarnya aku kecewa. Aku merasa dibohongi atas semua ini."

"Iya, aku tau. Sekali lagi, aku minta maaf."

Alhasil, Arif hanya bisa menganggukkan kepalanya dan berkata, "Aku juga minta maaf karena udah nuduh kamu yang bukan-bukan. Padahal, Zahra lah dalang di balik semua ini."

"Aku udah maafin kamu dari dulu," jawab Fahri dengan jujur. Dia memang tidak menyimpan dendam apa pun terhadap Arif.

"Tentang Zahra ... bagaimana dia sekarang?"

"Dia di penjara, Ri. Semua bukti kejahatan yang kamu berikan, sudah aku serahkan ke kantor polisi. Mungkin beberapa minggu lagi dia akan disidang. Dan, hakim akan memutuskan berapa lama dia harus mendekam di sana."

"Atas nama Zahra, aku minta maaf sama kamu. Bagaimanapun, dia itu adik aku. Aku sungguh minta maaf."

Arif menatap Fahri tak percaya. Padahal di sini Fahri juga menjadi korban atas kejahatan adiknya. Namun, bisa-bisanya ia mewakali Zahra untuk meminta maaf kepada Arif.

"Kamu itu terlalu baik, Ri. Makanya Zahra mudah memanfaatkan kamu," celetuk Arif lalu menyeruput kopi hitam miliknya. Keadaan menjadi sedikit lebih santai. "Dan, satu hal lagi. Aku sudah menceraikan Zahra sesaat sebelum dia dipenjara. Maaf, aku harus melanggar janjiku untuk selalu bersamanya."

Fahri tahu hal ini akan terjadi. Namun, tetap saja ia tak bisa mencegahnya. Karena pada dasarnya, Arif berhak memilih yang terbaik untuk hidupnya.

"Keadaan Cahaya bagaimana?"

"Sudah lebih baik."

"Sebenarnya aku sangat ingin menjenguknya. Tapi, aku gak punya muka untuk melakukannya, Ri."

"Kenapa?"

"Kamu masih tanya kenapa? Aku udah menuduhnya yang bukan-bukan. Mengatainya dengan berbagai kalimat yang begitu buruk. Aku bahkan mengabaikan permohonan maafnya. Dan, juga ... aku menceraikannya begitu saja tanpa menyelidiki kasus ini terlebih dahulu."

Fahri menemukan sorot kecewa pada kedua manik mata milik Arif. Ia sangat menyayangi akan hal yang menimpa mereka semua.

1
Tsalis Fuadah
dari diam diam ketemuan karena pekerjaan lama lama nyaman trs di tambah ketahuan n salah paham,,,,,, akhirnya byk pertengkaran,,,,,,, ehhh selingkuh beneran,,,,, hancur dehhhh ato ahirnya tuker za thor
Yosda tegar Sakti
bagus.
NurAzizah504: Terima kasih, Kakak
total 1 replies
Muliana
Ayolah thor,,, jangan lama-lama up-nya
NurAzizah504: Siappp /Facepalm/
total 1 replies
Teteh Lia
5 iklan meluncur
NurAzizah504: Terima kasih banyak, Kak /Smile/
total 1 replies
Teteh Lia
padahal Aurel kan nda perlu sampai ke rumah cahaya juga. cahaya nya juga nda pernah meladeni Arif berlebihan. justru malah ketus kalo ke pak Arif.
NurAzizah504: Maaf .... Aurelnya sedikit berlebihan /Frown/
total 1 replies
Teteh Lia
ada apa lagi dengan Arif?
NurAzizah504: Arif baik2 saja padahal /Joyful/
total 1 replies
Teteh Lia
🐠🐠🐠🌹 meluncur
NurAzizah504: Terima kasih banyak, Teh /Smile/
total 1 replies
Teteh Lia
padahal ibu nya jelas2 bilang buat minta maaf sama Fahri. tapi kenapa Geri malah berbuat sebaliknya
NurAzizah504: Ups, ada alasan dibalik itu semua /Joyful/
total 1 replies
Teteh Lia
akhirnya terbongkar juga.
NurAzizah504: Tapi, belm semuanya, Kak /Silent/
total 1 replies
Muliana
Jika seperti ini, seharusnya Fahri yang dendam. Bukan kamu Geri
NurAzizah504: Mash ada alasan yang lain, Kak /Smile/
total 1 replies
NurAzizah504
/Sob//Sob/
Muliana
Misteri yang belum terselesaikan, alasan Gery membenci Fahri
NurAzizah504: Pelan2, ya /Joyful/
total 1 replies
Teteh Lia
🐠🐠🐠🐠 mendarat
NurAzizah504: Terima kasih banyak, Kakak /Smile/
total 1 replies
Teteh Lia
apa bab ini memang pendek? atau aku yang kecepetan bacanya? tiba2 bersambung aja...
NurAzizah504: Memang agak pendek, Kak. Asalkan udah bisa update /Sob/
Muliana: Aku pun, merasakan hal yang sama
total 2 replies
Teteh Lia
Salut sama Aurel yang nda berburuk sangka dan tulus sama Arif.
NurAzizah504: Arif beruntung bgt bisa dapetin Aurel /Proud/
total 1 replies
Teteh Lia
Sayangnya, percakapan Gerry dan cahaya nda direkam. padahal bisa buat bukti ke Fahri...
NurAzizah504: Oalah, lupa kayaknya Cahaya /Sob/
total 1 replies
Teteh Lia
keras kepala banget... bang Fahri
NurAzizah504: Itulah, Kak. Sisi negatifnya dia, sih, itu /Sob/
total 1 replies
Muliana
apa bab ini terlalu pendek, atau aku yang menggebu saat membacanya /Facepalm/
NurAzizah504: Emg pendek, Kak
total 1 replies
Muliana
gantung lagi /Sob//Sob/
NurAzizah504: Kayak perasaan digantung mulu /Sob/
total 1 replies
Muliana
Ah Fahri ,,, kamu akan selalu dalam rasa salah paham serta cemburu ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!