Pandangan pertama seorang Aditya Pratama dengan model cantik bernama Kimberly Edelina Agatha membawa Aditya ke dalam perasaan yang tak dapat dijelaskan. Ketertarikan, obsesi ingin memiliki, atau mungkin jatuh cinta yang sesungguhnya. Pesona Kimberly membuat Aditya tak mampu melepaskan pandangan darinya. Hingga akhirnya, Kimberly luluh oleh karisma, segala perhatian, dan sikap manis Aditya padanya.
Kimberly harus menerima kenyataan getir setelah hatinya telanjur terpaut. Mengetahui Aditya ternyata pria beristri dan beranak satu, Kimberly mulai dilema.
Akankah Kimberly memilih bertahan dengan statusnya sebagai selingkuhan alias orang ketiga? Siapa yang jadi prioritas Aditya dalam hidupnya? Bisakah Aditya menolak pesona sang selingkuhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon viaviana97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Ingin Mas Tiada?
Dua hari kemudian, keadaan Kimy sudah membaik. Hari ini, gadis itu bisa kembali menjalani rutinitas pekerjaannya. Di lokasi yang berbeda lagi dari lokasi pemotretan sebelumnya, Kimy kembali beraksi, berpose di depan kamera. Mengenakan berbagai dress rancangan brand ternama sembari mengumbar senyum manisnya agar terambil jepretan kamera sang fotografer.
Walau Kimy ataupun Ice sama sekali tak memberitahukan lokasi mereka sekarang pada Aditya, sang CEO tetap bisa sampai di sana. Entah info dari mana. Kekuasaan sang CEO memang tak patut diragukan lagi. Niat Aditya menyambangi lokasi tersebut, tak lain dan tak bukan hanyalah untuk Kimy. Demi maaf Kimy, demi cinta dari Kimy. Aditya masih tak bosan berjuang meyakinkan Kimy. Pantang mundur sebelum tujuannya benar-benar tercapai.
Pria itu rela menunggu berjam-jam di sana. Sampai akhirnya ia punya kesempatan menemui Kimy secara face to face. Sore ini, Kimy yang baru selesai dengan semua urusan pemotretannya, kembali harus darah tinggi sebab mesti meladeni Aditya yang masih saja bandel dan nekat, terus mengejarnya.
Kimy yang mau masuk mobilnya untuk pulang, dihambat oleh sang CEO yang mencegah langkahnya.
“Kim, mas perlu bicara sama kamu sebentar,” desak Aditya sambil meraih tangan Kimy.
Gadis itu pun harus kembali menutup pintu mobilnya, tak jadi masuk. Ia harus melakukan perdebatan kecil lebih dahulu dengan sang CEO.
“Apa lagi, sih? Saya udah gak ada urusan dengan Anda. Mau bicara apa? Gak ada lagi yang perlu dibicarakan di antara kita.”
“Plis, sebentar. Kamu dengerin mas dulu. Kamu coba pahamin keinginan mas. Kimy, mas serius sama kamu. Mas sayang kamu.”
“Shut up! Saya udah cukup sering denger omong kosong dan penjelasan bulshit dari Anda. Saya udah muak. Harus berapa kali saya bilang, jangan pernah ganggu saya lagi! Anda pura-pura gak denger atau memang tuli?”
“Mas hanya ingin perbaikin hubungan kita, Sayang.”
“Hubungan? Hubungan apa? Anda seharusnya sadar. Gak pantes kalo Anda terus kejar saya kayak gini. Anda harus sadar status Anda, Anda pria beristri. Anda harus inget istri dan anak Anda.”
“Stop, Kim! Mas tau, mas tau itu. Tapi, mas gak berdaya. Mas cinta kamu. Mas gak bisa kehilangan kamu.”
“Saya bener-bener gak ngerti sama jalan pikiran Anda.”
Aditya tak berhenti sampai di situ. Kini, ia berlutut di hadapan Kimy. Masih di tempat parkir mobil di depan lokasi pemotretan Kimy. Seketika, mantan pasangan itu jadi pusat perhatian orang-orang di sana.
“Ngapain lagi? Astaga. Saya minta Anda bangun sekarang! Buat apa semua ini? Saya gak mau kita jadi pusat perhatian orang di sini.”
“Gak, Kimy. Biar aja. Mas gak akan berhenti sebelum kamu mau kembali menjalin hubungan sama mas.”
“Oh God! Kenapa Anda begitu keras kepala?”
“Sayang, mas mencintai kamu. Kembalilah sama mas. Mas rindu Kimy-nya mas yang dulu. Plis, be my girl. Don't leave me, Kim.”
“Anda bener-bener gila.”
Kimy mengabaikan usaha Aditya. Ia bahkan memilih tetap masuk ke mobilnya hendak melaju pulang. Gadis itu terus membunyikan klakson agar Aditya menyingkir dari tempatnya. Namun, yang diminta pergi justru berpindah posisi. Pria itu berdiri tepat di depan mobil Kimy sambil merentangkan tangannya. Sang model benar-benar tak habis pikir dengan kegilaan pria yang pernah menjadi kekasih kesayangannya itu.
“Hey, menyingkirlah dari sana! Anda jangan halangi jalan saya!” teriak Kimy dari dalam mobil sambil melongok ke luar kaca mobil sampingnya.
“Mas gak akan menyingkir. Kalo kamu mau pergi, silakan. Tabrak aja mas!”
“Ya ampun, orang ini.” Kimy lagi-lagi membunyikan klaksonnya.
“Jalanlah, Kim. Silakan.”
Kimy tak mungkin melaju begitu saja. Apalagi, masih banyak orang berlalu-lalang di sini. Model itu tak mau terjerat kasus kriminal hanya karena terpaksa menyerempet seorang CEO gila yang tergila-gila padanya.
“Kenapa, Kim? Majulah!”
Gadis itu turun dari mobilnya. Ia langsung melabrak Aditya.
“Anda ini apa-apaan, sih?”
“Apa, Kim? Lebih baik mas tiada, kan? Gak ada gunanya mas tetep hidup. Kamu bahkan udah gak mau bersama mas lagi.”
“Hahh. Astaga. Silakan, terserah apa mau Anda. Yang jelas, kalo Anda mau tiada, jangan di depan mobil saya. Jangan pernah libatin saya.” Kimy sampai mengacungkan telunjuknya di depan muka Aditya.
“Kim, oke. Baiklah kalo itu yang kamu mau. Kamu mau mas tiada, kan?”
“Ya, terserah Anda. Saya pun gak mau lihat muka Anda lagi.”
“Fine. Mas akan penuhin keinginan kamu.”
Setelah kalimat terakhirnya, Aditya melenggang pergi masuk ke mobilnya. Bukannya lega kini Aditya tak mengusiknya lagi, Kimy justru cemas. Ia takut kalau Aditya benar-benar nekat melakukan hal macam-macam.
“Astaga. Tuh orang, gak bisa biarin hidup aku tenang sehari aja.”
Kimy buru-buru masuk mobilnya. Lantas, ia mengemudi mengikuti ke mana arah mobil Aditya melaju. Dalam pikirannya, sudah terselip hal yang tidak-tidak.
“Mas Ditya sebenernya mau ke mana, sih? Mau ngapain dia?”
Setelah beberapa menit mengemudi, Aditya menghentikan mobilnya di pinggir jalan layang. Pria itu turun dan berdiri di pinggir, dekat pembatas jalan. Melihat ke arah bawah, rasanya sudah cukup tinggi posisinya sekarang. Bila ia jatuh, tubuhnya akan remuk menghantam bebatuan di bawah sana atau paling-paling terseret aliran arus kali besar. Ya, entah siapkah pria itu? Benarkah ia akan loncat ke bawah sana? Mengakhiri hidupnya, sesuai keinginan Kimy yang tak mau melihat wajahnya lagi.
Sang CEO itu memang tak pernah main-main dengan ucapannya. Sepertinya, kali ini ia serius. Ia makin maju ke pinggir, bersiap merentangkan tangannya. Sampai sebelum pria itu berhasil loncat, sebuah tangan menarik tangannya dengan kasar. Pria itu agak mundur dari posisinya tadi. Tanpa berucap apa pun, tatapan sendunya menatap dalam-dalam gadis di hadapannya. Satu tamparan keras mendarat di pipi Aditya.
“MAS NGAPAIN?!” teriak Kimy.
Tamparan Kimy bahkan tak terasa sakit bagi Aditya.
“Penuhin keinginan kamu. Kamu lebih tenang kalo mas gak usik kamu lagi, kan? Ini yang kamu mau. Kamu mau mas tiada. Dan mas gak akan libatin kamu. Kenapa kamu ngikutin mas kemari?”
“Bisa gak, sih, gak perlu pake drama-drama kayak gini!”
“Siapa yang mau drama? Mas serius. Mas mau lakuin apa pun yang kamu inginkan.”
Aditya kembali maju ke pinggir. Ia tak pikir panjang lagi. Kalau tak lagi ada harapan baginya dan Kimy, ini jalan terbaik menurutnya. Daripada mereka terus ada di dunia yang sama dan saling menyakiti.
Aditya sudah hampir terjatuh. Dengan sigap, Kimy meraih tubuh Aditya. Ia merangkulnya erat dari belakang, sambil berteriak, dan berurai air mata.
“STOP! CUKUP, MAS! JANGAN! KENAPA MAS DITYA HARUS BEGINI? JANGAN BERTINGKAH GILA KAYAK GINI!”
“Kenapa? Kamu mau mas pergi, kan? Kenapa halangin mas?”
“Jangan ... jangan begini! Aku sayang sama Mas.”
lalu menikahi Kim,anak orang dibuat mainan
ish ish ish ish lebih baik Kim sama Albert aja yg jelas2 masih sendiri 😜
tar adit nih nyesel lo... istri pergi.. selingkuhan jg pergi.. soalnya gk ada kpastian... anak yg mnderita..😭😭😭🤸