NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villa Duke Emeric

Setelah momen yang penuh kegembiraan saat melempar buket bunga, Duke Emeric dan Adeline melangkah menuju kereta pengantin, sebuah kereta yang mewah dan elegan yang akan membawa mereka ke tempat mereka akan bulan madu.

Sorot mata penuh kebahagiaan terpancar dari wajah keduanya, menandakan awal dari petualangan baru mereka bersama.

Ketika kereta berjalan menjauh dari istana, pemandangan indah perlahan memenuhi pandangan mereka.

Matahari yang mulai terbenam di ufuk barat menciptakan warna-warna yang memukau di langit, memberi nuansa romantis pada momen tersebut.

Tiba di Villa Duke Emeric, para pelayan dengan sigap menyambut kedatangan mereka. Villa yang megah dan elegan menunggu dengan segala kemewahan yang telah dipersiapkan untuk kedua mempelai.

Duke Emeric dengan lembut menuntun Adeline melalui lorong-lorong villa yang indah, mengajaknya untuk menjelajahi setiap sudutnya.

"Selamat datang di Villa kita, sayang. Aku berharap kau akan merasa nyaman di sini. Apa pun yang kau butuhkan dan kapan pun, katakan padaku."

"Ia telah mempersiapkan segalanya dengan sempurna." Batin Adeline.

"Ya, Emeric." kata Adeline dengan senyum hangat di wajah nya.

Adeline tersenyum bahagia, merasakan kehangatan dan cinta dari suaminya. Mereka pun bersiap untuk menikmati masa bulan madu mereka yang penuh dengan kenangan indah di villa yang mewah itu.

"Ini adalah kamar yang akan anda berdua tempati." Seru seorang pelayan yang menuntun mereka, membuka pintu kamar. "Selamat menikmati malam anda berdua." tambahnya. Pelayan itu menutup pintu setelah Duke Emeric dan Adeline memasuki kamar.

Mereka melangkah perlahan ke arah kasur yang empuk di tengah ruangan yang dihiasi dengan indah. Duke Emeric meminta Adeline untuk duduk di atas kasur, sementara dia sendiri berlutut di depannya dengan penuh kelembutan.

Dengan cermat, dia membuka sepatu hak tinggi yang dipakai oleh Adeline, memastikan kenyamanannya.

"Kau pasti sangat lelah, sayang," ucapnya dengan suara lembut, matanya penuh perhatian.

Adeline mengangguk, senyumnya terukir di wajahnya yang cantik. "Aku memang sedikit kelelahan," ujarnya dengan lembut.

Duke Emeric menatap Adeline dengan penuh kasih, "Aku tidak akan memaksamu, Adeline. Kita tidak perlu melakukan nya jika kau kelelahan."

Namun, Adeline dengan tegas menolak. "Malam ini penting bagi kita, Emeric. Aku ingin menghabiskannya bersamamu," ucapnya tegas.

Duke Emeric tersenyum lembut, menyadari pentingnya momen itu bagi keduanya. Dia mendekatkan wajahnya pada Adeline, matanya menatap mata Adeline dengan penuh kehangatan.

"Kau yakin?" tanyanya, mencari kepastian dari Adeline.

Dengan senyum tulus, Adeline menjawab, "Iya, aku yakin."

Dengan penuh kelembutan, Duke Emeric tidak lagi menahannya. Dia membimbing Adeline untuk berbaring di atas kasur, memastikan kenyamanan Adeline di malam yang begitu spesial bagi mereka berdua.

"Adeline, kucinta kau lebih dari apapun di dunia ini."

"Dan aku juga mencintaimu dengan segenap hatiku, Emeric." Adeline tersenyum manis

Duke Emeric mengelus lembut pipi Adeline "Malammu bersamaku, Adeline. Apakah kau yakin?"

"Ya, aku yakin. Malam ini adalah awal dari petualangan kita bersama, Emeric." Adeline memandang Duke dengan penuh keyakinan.

"Maka biarkan aku membuat malam ini menjadi istimewa bagimu, istriku." Duke Emeric mengangguk, matanya penuh dengan kelembutan.

Mereka berdua kemudian menghilangkan jarak di antara mereka, merangkul erat satu sama lain, siap untuk mengawali malam yang penuh dengan kebahagiaan.

Dalam suasana malam yang indah, Duke Emeric dan Adeline terlena dalam ciuman yang panas, mengungkapkan hasrat yang terpendam di antara mereka.

Tangan Duke Emeric menjelajahi tubuh Adeline dengan lembut, membangkitkan sensasi yang memabukkan bagi keduanya. Mereka tenggelam dalam momen keintiman yang begitu mendalam, mengabaikan segala hal di sekitar mereka.

Suasana tenang dipenuhi dengan erangan dan desahan yang berirama, seolah menciptakan simfoni keintiman di antara mereka.

Duke Emeric dengan suara berbisik, penuh dengan hasrat "Adeline, kau begitu cantik malam ini."

"Haa, Emeric. Kau juga begitu tampan." Adeline berbisik dengan suara lembut, terengah-engah.

Setiap sentuhan, setiap ciuman, menjadi ungkapan yang lebih dari kata-kata. Mereka merasakan getaran yang mengalir di antara mereka, membangkitkan keinginan yang semakin dalam.

Suasana penuh gairah memenuhi ruangan saat Duke Emeric menekan tubuh Adeline dengan penuh keinginan.

Setiap tekanan yang dia berikan terdengat erangan nikmat dari Adeline, hal itu semakin menyulut semangat dalam diri Duke Emeric.

"Sayang, kau membuatku tergila-gila." Duke Emeric berkata dengan suara penuh hasrat.

"Emeric... aku...hah..hah.. milikmu sepenuhnya..." Adeline dengan napas tersengal-sengal.

Dengan penuh semangat, Duke Emeric mencium bibir, leher, dan tubuh Adeline, memenuhi setiap sentuhan dengan kehangatan dan keintiman.

Dia meraba setiap bagian tubuhnya dengan penuh kasih, berusaha memberikan kenikmatan maksimal bagi istrinya.

Duke Emeric berkata dengan suara lembut "Sayang, katakan padaku jika aku berlebihan."

"Jangan berhenti, Emeric. Aku sungguh... sangat me..menyukai nya..." Adeline berbisik penuh desahan dengan mata berkaca-kaca karena rasa nikmat yang ia rasakan.

Mereka tenggelam dalam kenikmatan yang tak terbatas, merasakan getaran cinta yang mengalir di antara mereka.

***

Adeline mengeluh "Oh, pinggangku..." dia menggeliat pelan, menahan rasa sakit di pinggangnya.

Duke Emeric, dengan ekspresi cemas, mengamati setiap reaksi Adeline. Ekspresi penyesalannya terpancar jelas di wajahnya saat dia meminta maaf atas kelebihannya semalam.

Duke Emeric terpaku di samping Adeline, memandanginya dengan ekspresi khawatir "Maafkan aku, sayang. Aku tidak bermaksud melebihi batas semalam."

Adeline dengan nada kesal "Pinggangku terasa sangat nyeri. Rasanya seperti aku digencet oleh seekor gajah."

"Maafkan aku, sayang. Aku tidak bermaksud membuatmu sakit." serunya dengan nada menyesal.

"Aku tidak mengira bahwa kau akan melakukan itu berkali-kali hingga subuh, Emeric. Sungguh, hasratmu begitu besar." keluhnya dengan kesal.

Duke Emeric tersenyum geli "Kau tahu aku selalu kehilangan kendali jika bersamamu, Sayang. Maafkan aku."

"Aku harap ini tidak terjadi setiap malam."

"Tentu saja tidak, sayang. Bagaimana kalau aku membantumu dengan kompres dingin untuk meredakan nyerimu?"

"Ya..." Adeline mengangguk kemudian membenam kan wajah nya ke bantal.

Duke Emeric mengambil kompres dingin dan memperlakukannya dengan lembut, meletakkannya di pinggang Adeline.

Kemudian, Duke Emeric memanggil seorang pelayan, dan dalam sekejap, seorang pelayan wanita memasuki kamar mereka.

"Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia?"

"Ya, tolong bawa makanan ke dalam kamar."

Ekspresi di wajahnya pelayan itu berubah saat melihat Adeline yang terbaring dengan kompres di pinggangnya, bekas merah terlihat di hampir seluruh tubuh nya.

"Duke Emeric benar-benar luar biasa. Mereka pasti menghabiskan malam yang hebat. Duke juga terlihat begitu perhatian dan peduli pada Nyonya, mereka pasangan yang sedang jatuh cinta." batin pelayan itu dengan senyum senang bercampur geli di wajahnya.

Saat hendak meninggalkan kamar, pelayan itu bertanya, "Apakah Anda memerlukan bantuan untuk membersihkan, Nyonya, Tuan Duke?"

"Tidak perlu, aku akan melakukannya sendiri nanti. Kau bisa pergi dan menyiapkan makanan."

"Baik."

Pelayan itu mengangguk patuh, meninggalkan kamar dengan perasaan hangat di hatinya. Dia merasakan kehangatan hubungan Duke Emeric dan Adeline, cinta dan perhatian mereka satu sama lain tetap terpancar jelas.

1
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
Keyzie
keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!