NovelToon NovelToon
Dok, Kok Kita Mirip?

Dok, Kok Kita Mirip?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / Reinkarnasi / Dokter Genius
Popularitas:33.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eggpudding

Alma, Si anak baru di Sub Bagian SDM Rumah Sakit Harapan Hati mendadak terkenal di hari pertama masuk kerja. Alasannya yaitu wajahnya yang mirip dengan dr Ilman, Si tampan dari poli anak. Tidak hanya wajah, nama mereka juga mirip, Alma dan Ilman.
Gara-gara ini, banyak yang mengira bahwa keduanya adalah saudara, padahal bukan. Adik dr. Ilman yang sebenarnya juga bekerja di divisi yang sama dengan Alma. Tapi, karena suatu alasan, dia tidak mau mengakui bahwa Ilman adalah kakaknya sendiri.

...

"Saya izinkan kamu buat pamer kalau kita berdua bersaudara. Kalau bisa, puji saya tiap hari biar pekerjaan kamu makin gampang.” - Ilman -

“Hahaha... Dokter bercanda, ya?” - Alma -

“Saya serius. Sombongkan saja nama saya. Bukankah bagus kalau kamu jadi adik dari orang yang jenius dan ganteng seperti saya?”

Dih! Bisa ya, ada orang senarsis dan sesombong ini. Dokter pula. Pasiennya tidak apa-apa, tuh?

Tapi, anehnya Alma merasa pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eggpudding, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Tugas Di Luar

Mulut Hani itu pasti ada peletnya. Kalau tidak, mana mungkin aku percaya sebagian ucapannya kemarin.

Misalnya saja tentang om-nya yang pemilik brand mi instan ternama. Dia bisa mengarang tentang itu supaya aku tergoda. Selain itu, bukankah kemampuan dan keternaran Bang Salman saja juga sudah cukup untuk mendapatkan sponsor Indomich?

Ugh! Aku benar-benar menyesal telah termakan ucapannya.

Meski begitu, untungnya aku tidak menandatangani kesepakatan apapun. Dengan begitu, aku tidak perlu ragu kalau-kalau mulutku terpeleset dan membocorkan rahasianya.

Tapi, tetap saja keseeell!!

Ikh! Kok aku sebodoh itu, sih!?

Mengingat ketololanku kemarin, rasanya jadi malas berangkat kerja. Mana nanti ketemu Mbak Lia sama Pak Arif.

Kalau saja posisi mereka ada di bawahku, pasti aku langsung mencak-mencak. Sayangnya, mereka itu senior dan atasanku. Misalnya aku macam-macam, aku bisa kehilangan pekerjaan pertamaku ini.

Paling-paling yang bisa kulakukan hanya memelototi mereka dan sedikit ngambek, supaya mereka tahu kalau aku sedang marah. Seperti sekarang, saat aku kebetulan berpapasan dengan Mbak Lia di lobi gedung.

Kalau biasanya, aku akan menyapanya. Tapi, sekarang aku malas. Biarlah dianggap tidak sopan. Toh dia yang lebih dulu membuatku jengkel.

"Al, jangan gitu dong. Aku kan cuma ngikutin kemauannya anak bos aja."

Aku tak menjawabnya. Biar saja Mbak Lia sampai berbusa.

Tapi, sayangnya aku hanya bisa diam sampai di ruang TU. Karena, Pak Arif memanggilku. Kalau ke beliau, mana bisa aku bersikap seperti tadi. Dia atasanku.

“Kamu kan hari ini ikut acaranya BPJS TKU, ini sudah saya buatkan surat jalannya.” ujar Pak Arif sembari memberikan sebuah map warna merah.

Akupun membuka map tersebut untuk membaca isi surat perjalanan dinas itu. Namun, aku langsung mengurungkan niatku saat kulihat beberapa lembar voucher restoran cepat saji.

Kudongakkan kepalaku menatap atasanku itu. Beliau nampak menyesal telah menipuku selama sebulan ini.

“Mending mentahan aja, Pak.” ketusku seraya  melenggang membawa map tersebut.

Aku memang bilang begitu, tapi tetap voucher itu kuterima. Kan sudah diberikan, masa dikembalikan?

Sesuai pemberitahuan di hari sebelumnya, hari ini aku akan pergi ke pertemuan yang diadakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sementara itu, Pak Arif dan Mbak Lia akan rapat dengan owner rumah sakit untuk membahas laporan bulanan. Katanya sih, bukan cuma RS Harapan Hati cabang ini saja, tapi rapat ini melibatkan seluruh cabang.

Lalu, karena ini adalah acara kantor, aku pun berniat untuk menggunakan mobil kantor. Bisa sih, pakai motor sendiri. Tapi, sekali-sekali pakai fasilitas kantor juga tidak masalah kan? Toh ini masih termasuk tugas.

Untuk itu, aku sudah menghubungi sub bagian umum dan Pak Hasan -salah satu sopir kantor- yang akan mengantarkanku.

“Mari, Mbak.” ucap Pak Hasan saat mempersilakanku masuk ke dalam mobil yang dia kendarai.

Begitu aku masuk, mobil Toyota Calya keluaran 2019 itu pun meluncur ke jalan. Sepanjang jalan, aku terus memperhatikan sekitar sambil menjawab beberapa obrolan Pak Hasan.

Dan kini sampailah aku ke tempat tujuan. Sebuah hotel bintang tiga di pusat kota yang tidak asing lagi bagiku yang malas kelayaban ini.

“Suispire Hotel…?” gumamku sambil mencocokan alamat pada surat undangan dan nama hotel yang terpampang besar di pinggir jalan.

Tidak salah lagi, ini adalah hotel tempat tinggal dr. Ilman yang kukunjungi kemarin. Mendadak aku jadi semakin sensi. Rasanya jadi malas masuk.

“C’mon, Al! Belum tentu juga bakal ada dia di sini! Ingat tugas negara, Al!” gumamku menyemangati diri.

“Kok gak masuk, Mbak?” tanya Pak Hasan yang masih menungguiku.

Aku mendengus, lalu menyahut, “Iya, Pak. Ini mau ke dalam. Terima kasih sudah nganterin ya, Pak.”

“Iya, sama-sama. Bapak balik ke RS dulu ya, Mbak. Mari.” ujar Pak Hasan.

“Mari, Pak.”

Meski enggan, aku pun memaksakan diri untuk masuk ke dalam RS. Di dalam sana, sudah ada beberapa orang dari instansi lain yang sudah menunggu. Ada juga yang langsung menuju ruang auditorium, tempat pertemuan kami nanti.

Aku sendiri memutuskan untuk langsung menuju auditorium. Untuk ke sana, pertama-tama aku tanya dulu pada satpam dan merekapun menunjukkan jalannya.

Di sana rupanya sudah setengahnya terisi oleh peserta lain. Tinggal tiga barisan paling depanlah yang masih kosong.

Dasar orang Indonesia. Selalu saja tidak mau duduk di barisan depan. Padahal sama saja.

Well, aku juga tidak jauh berbeda, sih. Aku memilih tempat duduk yang tidak terlalu di depan dan dekat dengan toilet.

Sebelum menduduki tempat tersebut, aku terlebih dahulu mengambil alat tulis dan snack yang sudah disediakan panitia.

Pertemuan dimulai pukul 9.32, yang artinya lumayan molor dari jadwal seharusnya, pukul 9.00.

Tidak heran, sih. Tapi, tahu begini, mendingan aku berangkat sedikit terlambat juga.

Pertemuan ini membahas tentang perubahan regulasi pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan untuk karyawan baru dan beberapa update dari aplikasi milik mereka. Pemaparannya sendiri tidak terlalu lama. Ada dua orang pembicara dan masing-masing memberikan materi selama 15 menit, yang kemudian disusul dengan tanya jawab.

Tanya jawabnya inilah yang agak lama. Karena, ternyata ada banyak orang yang masih belum paham dengan penjelasan pembicara tersebut.

Selama kegiatan, aku terus mencatat isi kegiatan dan mengambil foto untuk dijadikan laporan nantinya. Lalu, ada satu hal yang menarik perhatianku, yaitu Pak Feri yang menjadi salah satu pembicara di sana.

Bukan karena dia ganteng loh, ya! Selama dia tidak lebih atau setampan Bang Salman, aku tidak akan tertarik dengan orang itu.

Yang membuatku tertarik adalah suaranya. Entah kenapa aku merasa pernah mendengar suara itu di suatu tempat.

Pertemuan ditutup pukul 12.05 dengan makan siang. Makanan sudah disediakan koki hotel secara prasmanan, jadi kami tinggal ambil… tidak sepuasnya tentunya. Karena, jumlah makanannya terbatas. Hanya menyesuaikan banyaknya peserta saja.

“Ayo, Mbak! Duduk sama saya!” ajak seorang ibu-ibu yang baru kukenal tadi, karena kami duduk bersebelahan.

“Baik, Bu. Saya ambil minumnya dulu sebentar.”

Begitu kuambil segelas jus jambu, aku menuju tempat duduk ibu tadi.

Nama beliau Ibu Tina, kepala HRD dari Jaya Mall, salah satu mall yang cukup dikenal di Kota B ini.

Peserta pertemuan ini memang bukan hanya dari bidang kesehatan, melainkan dari segala bidang. Bahkan ada pula pemilik perusahaan properti yang ikut bergabung.

Inilah keuntungan lain dari dinas luar. Kita bisa menambah relasi dari tempat lain. Pastinya ini akan sangat bermanfaat di kemudian hari.

“Boleh saya ikut bergabung di sini?” tanya seorang pria berkemeja biru muda yang tadi sempat menarik perhatianku.

“Oh, silakan Pak Feri. Ini kursinya masih kosong dua di sini.” jawab Bu Tina.

Agaknya mereka berdua sudah saling mengenal sebelumnya. Mungkin karena Bu Tina itu sudah cukup senior, jadi kenalannya juga cukup banyak.

“Sepertinya saya baru lihat Mbak ini. Dari perusahaan mana, Mbak?” tanya Pak Feri padaku.

Akupun mengulurkan tangan untuk bersalaman dengannya yang dia sambut singkat.

“Saya Alma dari RS Harapan Hati.” ujarku.

Begitu mendengar jawabanku, sekilas aku merasa raut wajahnya berubah datar.

1
Claudia Jung 🐻🐰
Kejamnya Kaihe
Claudia Jung 🐻🐰: Kaihe
puding telor: Pilih versi loyo (Ilman) atau yang kejam (Kaihe)?
At least Ilman tobat...
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Ngukeh 🤣
Claudia Jung 🐻🐰: Ngeri Ngukeh
puding telor: gitulah
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Pelangi 🌈
Claudia Jung 🐻🐰
Ya ampun
Claudia Jung 🐻🐰
diskotek purbakala 🤣🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰: Yo diskotek
puding telor: coba sebutkan namanya yang bener! sumprit ga ada ide hahaha
total 2 replies
susan
ini kynya ujiannya disini. hevia. jaman apalgi ini ?
puding telor: ada, dweeeh. dan bener. ujiannya di sini. otewe tamaaaat~~
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Penisirin we
puding telor: saru wei!
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Jangan lupa pake Kacang, Dok biar dikira spesial
Claudia Jung 🐻🐰: Aku juga nggak ngerti
puding telor: masih misteri beneran, deh. kenapa harus martabak??
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Like A Patrick: “Kukira hubungan kita istimewa!" 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Claudia Jung 🐻🐰
Pecat Ilman dari cerita ini kalo masih Ha-he-ho
Claudia Jung 🐻🐰
ILMAN RA TEGAS
Claudia Jung 🐻🐰: USIR ILMAN DARI CERITA INI 📢📢📢📢🤣
puding telor: pancen lambene tok sing lemes
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Terima aja tawaran Bu Nerissa
puding telor: noh! tak bikin!
Claudia Jung 🐻🐰: ya dibikin atuh
total 3 replies
susan
lgsg dapat tantangan dari camer
puding telor: mohon doanya...
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Astaghfirullah 🤣
Claudia Jung 🐻🐰: lama-lama jadi nggak aman
puding telor: masih aman,bu.
total 2 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Lha salahmu dhewe ora sabaran
Claudia Jung 🐻🐰
Aku kira resepsionis
Claudia Jung 🐻🐰
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
susan
gas poolll .. Hani gpp lah ketahuan. klo mmg gk mau ketahuan pecat aja si Alma. ato pindahin kmn. Alma Ilman dah over gk cocok acting kakak adek
puding telor: ehehe
total 1 replies
Claudia Jung 🐻🐰
Aseek
Claudia Jung 🐻🐰
Salman apa Ilman hayooo
Claudia Jung 🐻🐰: Fokus mbak, jangan lupa minum
puding telor: tengs bro, belakangan typoku makin parah duh /Gosh//Gosh/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!