Kata siapa lahir di keluarga tentara itu menyenangkan? Tidak sama sekali!
Aku, Anjali Geraldyn ingin sekali kabur dari rumah karena peraturan ketat yang ada di dalam rumah.
Bahkan aku harus menikah dengan seorang tentara yang usianya jauh dariku! Aku benar-benar membenci hal ini!
Apakah lambat laun Anjali akan mencintai suami tentaranya itu?
Cerita ini di buat hanya untuk penghibur semata, tidak ada niat untuk menyinggung orang, pangkat dan pekerjaan sama sekali✌🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khintannia Viny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KERJA SAMA
Anjali sudah tiba di tempat yang biasa dia dan Nurul gunakan sebagai kantor. Anjali mengumpulkan semua uang hasil jerih payahnya untuk menyicil unit rumah di perumahan yang berada tidak begitu jauh dari rumah keluarganya untuk memudahkan Anjali bolak-balik ke rumahnya.
“Makasih ya bang.” Ucap Anjali.
“Nanti perlu di jemput ga?” tanya Arnold.
Anjali tidak langsung menjawab pertanyaan Arnold, dia menoleh ke parkiran rumahnya lebih dulu lalu kembali melihat ke arah Arnold.
“Ga usah bang, Jeli bareng Nurul aja kayaknya dia bawa motor.” Balas Anjali.
“Itu mobil siapa?” tanya Arnold saat melihat mobil sedan ada di depan rumah Anjali.
“Ga tau deh, mungkin ada client.”
“Perlu abang temenin? Kalian kan cewek-cewek berdua, takut orang berniat jahat.” Ucap Arnold khawatir.
“Engga usah abang, udah sana abang ke kantor aja katanya ada urusan mendadak, ada cctv juga kan di dalam, abang bisa pantau dari sana.” Jelas Anjali.
“Baiklah kalau begitu, hati-hati ya Jel, jangan jauh dari hp jadi kamu bisa langsung hubungi abang kalau ada apa-apa!” tegas Arnold.
“Siap bos!” seru Anjali sambil menunjukkan sikap hormat.
Anjali segera keluar dari mobil sang kakak karena hari itu Arnold memang menaiki mobilnya bukan motor gedenya.
Anjali menunggu sang kakak agar segera pergi dari sana, setelah itu baru dia masuk ke dalam rumah untuk menemui sahabatnya, dia juga heran mobil siapa yang ada di depan rumahnya itu.
“Nur..” panggil Anjali saat dia masuk ke dalam.
“Jel! Ayo sini masuk, ada orang yang menawarkan kerja sama produk make up dan dia mau kontrak lo untuk jadi brand ambassadornya.” Jelas Nurul yang langsung menjelaskan.
Anjali mengangguk namun dia masih belum melihat orang itu karena duduk membelakanginya.
Sampai akhirnya laki-laki yang sedang duduk itu berdiri dan menoleh ke arah Anjali. Dan Anjali terkejut akan hal itu karena dia mengenal laki-laki itu.
“Kak Ega kan?” tanya Anjali yang sepertinya mengenal laki-laki itu hanya saja dia takut salah mengenal.
“Kamu masih mengingatku ternyata.” Balas laki-laki itu sambil tersenyum manis.
“Ya ampun, udah lama banget ya kak ga ketemu! Kakak apa kabar?” tanya Anjali.
Belum juga laki-laki yang di ketahui bernama Ega ini membalas ucapan Anjali, Nurul dengan rasa penasarannya langsung menghujani Anjali dengan beberapa pertanyaan.
“Jel! Lo kenal sama dia? Seriusan? Dia ini client besar pertama kita loh! Lo kenal di mana? Kapan? Jel, lo kok diem aja sih?” ucap Nurul tanpa berhenti.
“Ya elah Nur, gimana gue mau jawab kalo lo nya aja kaga berhenti nanya!” balas Anjali dengan kesal.
“Oh iya juga ya, sorry Jel.” Balas Nurul.
“Namanya kak Ega, dia temen kakak sepupu gue di kota B, dulu gue sering ke sana jadi kita sering ketemu dan gue selalu ganggu mereka kalo lagi belajar bareng hahaha.” Jelas Anjali.
“Wah, dunia ternyata sempit banget ya?” balas Nurul.
“Yah ga tau juga sih, tergantung, kakak ke sini karena kebetulan atau karena emang tau ini aku?” ucap Anjali sambil menatap ke arah Ega dengan penuh tanda tanya.
“Kakak beneran tau kamu dari orang-orang kok dek, banyak yang merekomendasikan kamu karena kakak mau buka brand make up dan mereka bilang kamu yang paling cocok sama hal berbau make up.” Jelas Ega.
“Awalnya kakak ga sadar kalau Anjali yang mereka maksud itu Anjali yang kakak kenal, terus pas coba lihat sosial media kamu ternyata beneran kamu adalah Anjali yang kakak kenal.” Lanjutnya.
Mendengar hal itu membuat Anjali dan Nurul tersenyum sambil menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Baiklah, jadi apa yang harus aku lakukan?” tanya Anjali.
“Aku sudah memberi kertas berisi kontrak kerja kepada temanmu, kamu bisa membacanya dulu baru menandatanganinya.” Balas Ega.
Nurul segera memberikan surat kontrak kepada Anjali untuk di baca dan di tanda tangani.
Anjali mmembaca dengan cermat dan serius membuat wajah imutnya berubah menjadi seseorang yang berbeda. Bahkan Ega terpukau dengan kecantikan Anjali.
“Kamu benar-benar sudah berubah ya dek, kamu jadi sangat cantik dan lebih dewasa sekarang.” Ucap Ega yang membuat Anjali menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Ega.
“Jangan ngerayu aku ya kak, aku ga akan luluh dengan rayuan kalo masalah bisnis.” Balas Anjali dengan nada bercanda.
“Hahaha, jadi kamu ga bisa di rayu ya?” balas Ega sambil tertawa.
“Ga bisa dong! Aku tidak semudah itu kak.” Ucap Anjali sambil terkekeh.
Nurul hanya diam melihat keduanya saling menggoda, dia lebih memilih untuk mengecek beberapa pekerjaan yang lain.
“Kontraknya oke, aku tanda tangan sekarang ya kak.” Ucap Anjali.
“Oke, kelanjutannya biar besok aku dan perwakilan team ke sini buat jelasin.” Ucap Ega.
“Oke kak, semoga kerja sama kita lancar selama satu tahun kedepan.” Ucap Anjali sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
“Semoga kita akan terus bekerja sama tahun-tahun berikutnya.” Ucap Ega sambil membalas uluran tangan Anjali.
“Bisakah kita makan malam bersama?” tanya Ega mengingat sebentar lagi hari sudah semakin malam.
“Maaf kak, mungkin lain kali aja ya, soalnya kita masih ada banyak kerjaan.” Balas Anjali menolak dengan halus.
“Ah begitu, kalau begitu aku akan menghubungi nomer yang kamu kasih tadi ya.” Ucap Ega yang di balas anggukan oleh Anjali.
Anjali dan Nurul mengantar Ega untuk pulang karena perjanjian kerja sama mereka telah di atur dan akan di bicarakan lebih lanjut besok.
Setelah mobil Ega sudah tidak terlihat lagi, Anjali dan Nurul kembali masuk ke dalam untuk memulai pekerjaan mereka.
Anjali mulai mengganti pakaian satu per satu dan membuat video promosi secara live dan juga berbentuk foto yang bagus, namun perhatiannya terus teralih pada Nurul yang sejak tadi hanya fokus pada pekerjaannya.
Walaupun Nurul memang selalu serius saat bekerja, tetapi kali ini berbeda, biasanya dia akan terus berbicara walaupun dalam mode serius.
“Stop dulu!” ucap Anjali yang membuat Nurul menghentikan video live mereka.
“Kenapa Jel? Capek ya lo? Istirahat dulu bentar deh, tinggal lima baju lagi kok.” Ucap Nurul.
“Engga kok, gue ga capek sih, tapi gue heran sama lo Nur, lo kenapa diem aja sih dari tadi?” tanya Anjali.
“Diem aja gimana Jel? Lo ga liat dari tadi gue ke sana ke mari ngambil baju, take video take foto, gue ga diem aja Jel.” Balas Nurul yang tidak mengerti dengan ucapan Anjali.
“Bukan gitu maksud gue Nur, biasanya lo nyerocos aja mulutnya, tapi hari ini lo banyak diemnya.”
“Apa lagi tadi habis ada cowok ganteng noh kenalan gue lagi, biasanya kan lo kepo.” Ucap Anjali.
Mendengar ucaqpan Anjali membuat Nurul menatap Anjali dengan serius, dia menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan.
“Gue mau berusaha bersikap anggun, gue ga mau bar-bar lagi biar cowok-cowok ga takut sama gue.” Ucap Nurul yang membuat Anjali terbahak-bahak.
“Anjir lo Jel, kenapa malah di ketawain!” ucap Nurul tidak terima dirinya di tertawakan.
“Jadi dari tadi lo lagi belajar bersikap kalem?” tanya Anjali.
“Iya lah! Di mulai dari sekarang biar terbiasa.” Balas Nurul dengan penuh keyakinan.
“Hahaha, oke kalo gitu, selamat berjuang menjadi kalem ya Nur.” Ucap Anjali sambil terkekeh mengejek.