NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29 Kejutan Sederhana

"Kapan kalian akan bulan madu?" tanya Sendy. Keduanya tengah berbincang di teras belakang. Sepulang dari kantor Bima menyempatkan mampir ke rumah sang istri.

"Sepertinya kalian berdua sekongkol..." Bima melirik Sendy tidak suka.

Istrinya itu tersenyum. "Kamu tahu, Mas. Aku dan Richard sudah berteman lama. Saran honeymoon dari dia...sebenarnya ideku. Menurut Richard...Lagipula itu bukan ide yang buruk."

Meski tidak menanggapi, kali ini Bima setuju dengan ide Sendy. Mengajak Alena pergi ke tempat baru bukanlah ide yang buruk. Ada kemungkinan gadis itu lebih cepat merasa nyaman dengannya.

Bima sangat menyadari, selama ini hubungannya dengan Alena hanya sebatas atasan dan bawahan. Meski menyandang status sebagai asisten pribadi, sebenarnya Alena selalu menjaga jarak dengannya.

Bima juga tidak berniat mengenal pribadi Alena lebih dekat. Namun, setelah mendapat mandat dari neneknya sekaligus memenuhi permintaan istrinya, ia mulai mencari tahu sedikit tentang latar belakang Alena.

*****

Mobil Bima memasuki pelataran rumah dengan nuansa khas Jawa. Alena turun dengan muka lelah. Perjalanan kali ini memakan waktu cukup lama. Bima sengaja menempuh perjalanan menggunakan mobil.

Alena yang semula terus bertanya-tanya tentang kota tujuan hanya diam saat mobil mereka memasuki gapura dengan tulisan 'Selamat Datang Kota Blitar'.

Ini pertama kali bagi Alena untuk menginjakkan kaki di kota Blitar. Sementara Bima sudah beberapa kali.

"Biarkan Bibi Meri dan Pak Dana yang menurunkan barang kita."

Mendengar nama Bibi Meri disebut, seketika wajah lesu Alena berubah ceria. "Bibi Meri di sini?"

Bima mengangguk cuek. Ia berjalan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, muncul Bibi Meri dan laki-laki paruh baya yang bernama Pak Dana.

"Bibi!" Alena berlari memeluk Bibi Meri. Keduanya saling berpelukan melepas rindu.

"Kejutan, Non. Bibi Meri ditugaskan untuk membantu dan menjaga Non Alena."

"Di sini aja, Bi?"

Bibi Meri menggeleng. "Nggak, Non. Kemanapun Non Alena pergi, Bibi akan menemani."

Alena tersenyum bahagia. Sekarang ia tidak perlu lagi merasa kesepian. Bibi Meri memang bisa menjadi teman yang menyenangkan.

*****

"Kita berapa hari di sini?" tanya Alena. Keduanya tengah duduk bersama di depan TV, menikmati acara live musik.

"Kenapa? Kita belum ada sehari di sini, kamu sudah bahas soal pulang."

"Saya nggak nyaman di kota asing." Alena berkilah. Sebenarnya ia tidak nyaman menghabiskan banyak waktu berdua dengan Bima. Apalagi melihat niatnya ingin sekedar jalan-jalan dan bukannya bisnis.

"Kita pergi untuk bulan madu, Alena. Jadi, enjoy. Saya tidak akan kemana-mana. Kita akan jalan-jalan sampai puas." Bima tersenyum menatap Alena.

Harusnya jika mendapat senyuman akan balik tersenyum. Alena justru merasa ngeri. Hanya berdua dengan Bima. Hal itulah yang selalu ia hindari. Kali ini Alena tidak tahu bagaimana cara menghindar dari Bima.

Malam semakin larut. Bima mematikan TV, beranjak menuju kamar tidur. Di depan pintu kamar ia berbalik menatap Alena yang masih saja diam di depan TV.

"Kamu tidak tidur?" tanya Bima.

Alena salah tingkah, ia bingung mencari jawaban yang tepat.

"Malam ini kamu boleh tidur sendiri. Di kamar itu." Bima menunjuk kamar di ujung dekat dapur.

"Serius, Mas?"

Bima mengangguk, lalu masuk ke dalam kamar. Alena langsung bernafas lega. "Alhamdulillah...aku bisa tidur nyenyak malam ini."

*****

"Saya sadar...kamu masih sangat belum terbiasa menjalani pernikahan kita. Jadi, saya putuskan untuk memulainya dengan perlahan. Kamu harus nyaman dulu sama saya. Anggap saya teman kamu. Gimana?"

Alena terdiam sesaat. Ia urungkan menyendok makanan ke mulutnya lagi. "Kalau bisa seperti itu...bisa membuat lebih mudah sih, Mas."

"Hari ini kita jalan-jalan. Kamu harus nikmati asyiknya kota Blitar."

Alena mengangguk setuju. Lebih baik jalan-jalan daripada hanya diam di rumah.

Dari sampai malam Bima mengajak Alena menikmati indahnya kota Blitar. Menyusuri jejak-jejak sejarah penting kota Blitar, mulai dari rumah masa kecil Soekarno, makam Soekarno, makam pendiri kota Blitar, museum PETA, dan menikmati rindangnya taman kota, juga serunya nonton film di bioskop.

Alena sangat menikmati jalan-jalan kali ini. Tidak seperti biasanya, Bima sangat hangat. Ia bersikap layaknya seorang teman. Menanggapi pertanyaan Alena dengan sabar dan memperlakukan Alena layaknya teman baik.

Menjelang sore, Bima mengajak pergi ke pantai Serang. Salah satu pantai selatan yang juga memiliki monumen sejarah. Tapak tilas terakhir pahlawan Blitar.

Di sana Bima membiarkan Alena menikmati pemandangan laut dengan angin sepoinya sampai puas.

"Tidak kalah dengan Bali, kan?"

Alena mengangguk setuju. Pantai di kota ini juga tak kalah cantik dengan pantai yang ada di Bali. Apalagi dia habis seru-seruan naik ATV. Lari-lari kecil di pantai berkejaran dengan ombak.

Menikmati ikan bakar dan juga es kelapa muda, Alena sangat menikmati liburan ini.

"Saya minta maaf...Membuat kamu ketakutan sampai tidur di kamar mandi."

Ucapan Bima terdengar sangat tulus. Namun, lidah Alena masih terlalu kaku menerima permintaan maaf itu.

"Sebenarnya...keluarga saya sangat menginginkan saya untuk segera menikah dan memiliki anak laki-laki. Calon generasi penerus keluarga Narendra. Saya hanya tidak ingin mengecewakan mereka saja. Sayangnya...saya trauma dengan perempuan. Saya tidak mau jatuh cinta lagi. Jadi, saya sewa kamu untuk menjadi solusinya."

"Solusi untuk punya anak tanpa harus punya ikatan perasaan?"

"Kamu jangan tersinggung, Alena. Saya menawarkan ke kamu juga bukan paksaan. Kamu butuh uang, saya butuh anak. Kamu ingat baik-baik. Bukan saya yang meminta pertama kali. Kamu yang meminta itu."

"Saya kepepet, Mas. Butuh uang untuk membebaskan kakak saya."

Bima tertawa. "Apapun alasannya. Saya buat kamu nyaman di sini bukan sekedar ingin menghibur kamu. Mulailah membiasakan diri untuk menjalani apa yang sudah kamu pilih. Jadilah istri yang baik cukup sampai kamu bisa melahirkan anak saya."

"Ini juga saya coba, Mas. Jujur...saya tidak pernah dekat dengan lelaki sekalipun. Ini benar-benar pengalaman pertama saya. Bahkan saya belum pernah ciuman sebelumnya."

"Jadi, saya yang ambil ciuman pertama kamu?"

"Terserah...memang kenyataannya gitu." Alena merengut kesal. Bima tertawa menanggapi hal itu. Baginya cukup mengherankan, di jaman sekarang masih ada perempuan lugu seperti Alena.

"Kamu harus pelan-pelan menerima saya sebagai suami kamu. Terbiasa dengan sentuhan yang saya berikan. Sata tidak mau tidur dengan boneka atau robot. Saya tidak sedang memperkosa kamu, kan?"

"Ngomong dulu...biar saya siap. Kenapa selalu mendadak dan tiba-tiba? Saya sangat ketakutan...jadinya reflek menjauh."

"Oke...asalkan kamu janji...nggak akan pernah mukul, nampar, atau mendorong saya sampai jatuh. Minimal bilang ke saya kalau belum siap."

"Kalau saya belum siap...memangnya boleh ditunda?"

"Tapi jangan lama-lama, Alena. Apa perlu kamu nonton film dewasa dulu biar tahu harus ngapain? Atau kalau perlu kita ke psikolog buat mindset ulang otak kamu biar siap menjalankan kewajiban kamu."

"Jangan bercanda, Mas. Aku beneran takut!"

Bima tertawa terbahak melihat ekspresi Alena. "Udah malam...kita balik, yuk. Tenang saja. Saya kasih kamu waktu tiga hari. Gimana?"

Alena diam saja. "Setahun kek..." batinnya berusaha nego. Sayangnya tidak berani secara langsung.

"Saya benci pembohong, Alena. Buktikan ke saya kalau kamu memang tidak berniat menipu saya. Oke?"

1
🌹Nabila Putri🌹
ayo aldy selamat kan Alena dr Bima.
Genta Senja: kira-kira Aldy bakal ngelakuin apa ya?
total 1 replies
Bilqies
ogah ih

malasjuga ngandung benih kamu
Genta Senja: terlanjur
total 1 replies
Roeswartini
karya yg bagus setidaknya ada p.pesan moral yg tersampaikan lewat karya ini
Genta Senja: terima kasih Kak testimoninya....
total 1 replies
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
🎀
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!