NovelToon NovelToon
Menjadi Selamanya

Menjadi Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Divi hampir menyerah saat pengajuan pinjamannya ditolak, dengan alasan Divi adalah karyawan baru dan pengajuan pinjamannya terlalu besar. Tapi Divi memang membutuhkannya untuk biaya operasi sang ibu juga untuk melunasi hutang Tantenya yang menjadikan Divi sebagai jaminan kepada rentenir. Dimana lagi dia harus mendapatkan uang?

Tiba-tiba saja CEO tempatnya bekerja mengajak Divi menikah! Tapi, itu bukan lamaran romantis, melainkan ada kesepakatan saling menguntungkan!

Kesepakatan apa yang membuat Arkael Harsa yakin seorang Divi dapat memberikan keuntungan padanya? Lantas, apakah Divi akan menerima tawaran dari CEO yang terkenal dengan sikapnya dingin dan sifatnya yang kejam tanpa toleransi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 10. Cuma Akting

Ugh, seharusnya Divi sadar apa yang dilakukan Arkael bukan karena rasa kemanusiaan atau pun rasa perduli, tapi Arkael menolongnya hanya karena Arkael membutuhkan Divi untuk berperan sebagai istri yang bahagia di depan semua orang, terutama mamanya. Apa lagi Arkael sudah mengeluarkan uang banyak untuk operasi juga pengobatan sang ibu, tentu saja Arkael tidak mau ambil rugi jika Divi celaka ditangan empat pria laknat itu.

Cih, memangnya apa yang Divi harapkan?

Malam ini adalah malam pertama pernikahannya, seharusnya dan normalnya, malam ini adalah malam yang paling ditunggu oleh setiap pasangan suami istri yang baru menikah. Tapi apa yang terjadi? Divi malah meringkuk di atas kasur, meratapi nasibnya yang hampir 'dipakai' bergilir, yang menjadi seorang istri gadungan, yang mungkin tidak akan pernah bertemu dengan jodoh sesungguhnya karena kontrak pernikahan konyol ini, dan yang paling berat, setiap harinya Divi harus selalu bertemu dan berinteraksi dengan pria paling arogan dan menyebalkan seperti bosnya itu...eh, tunggu... Omong-omong soal bos, bagaimana dengan status pekerjaannya?

Mau tak mau Divi menyibak selimut, melangkah ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar membuat wajahnya terlihat lebih segar. Sekesal apa pun Divi pada Arkael, dia tidak akan melanggar kesepakatan yang telah menyelamatkan ibunya. Dia harus tampil baik setiap keluar dari kamar, karena asisten rumah tangga yang ditempatkan Tuan Argam pasti akan melaporkan segala bentuk kecurigaan sekecil apa pun.

"Loh Nona mau kemana?" Seorang wanita, mungkin seusia ibunya - dengan apron yang melingkar pada pinggang dan satu nampan berisi makanan juga minuman di tangannya - menyapanya ketika Divi melangkah keluar dari kamar tidur utama.

"Eh, maaf, Ibu siapa?" tanya Divi, sopan.

"Saya Dar, asisten rumah tangga yang diminta Tuan besar untuk membantu di sini." jawab wanita bernama Dar itu.

Oh, oke, ini pasti mata-mata yang menyamar sebagai ART. Batin Divi menilai dan meyakini.

"Salam kenal, Bu." kata Divi ramah. "Suami saya kemana ya, Bu?" tanya Divi.

"Tuan muda ada di ruang kerjanya, beliau minta saya untuk antar makan malam ke kamar, katanya Nona masih terlalu lemah untuk keluar kamar." kata Dar. "Tuan ada kerjaan sebentar, katanya, nanti menyusul ke kamar menemani Nona."

"Eh, saya udah nggak apa-apa kok, Bu. Makasi." kata Divi dengan senyuman. "Saya makan di ruang makan aja, Bu."

Akhirnya Divi ke ruang makan diikuti Dar di belakangnya.

"Apa Arkael udah makan, Bu?"

"Belum, Nona. Kata Tuan, nanti di kamar makan sama Nona, Tuan menyelesaikan sedikit pekerjaannya dulu."

"Kalau gitu, saya susul ke ruang kerja Arkael dulu, Bu."

"Aku udah selesai, kok, jadi ngga perlu susul segala." Ucapan lembut seorang pria sontak membuat sekujur bulu disetiap permukaan kulit Divi berdiri tegak.

Dar menyiapkan dua piring di atas meja, setelah itu meninggalkan Tuan dan Nona muda itu setelah Arkael menempati kursinya.

"Kenapa keluar kamar?" tanya Arkael, nada suaranya sangat penuh perhatian. Divi meringis tanpa suara melihat Arkael yang menuangkan nasi berserta lauk pauknya ke atas piring Divi dengan penuh perhatiannya, padahal belum ada tiga puluh lima menit yang lalu, pria itu menyesal sudah menolongnya, bahkan berniat membiarkan Divi digilir.

"Sa- aku lapar." jawab Divi pelan.

"Kamu udah merasa baikkan?" Pertanyaan itu keluar lagi, yang padahal jawabannya sudah Divi berikan saat di dalam kamar tadi.

"Udah."

"Mau aku suapin?"

"Eh, nggak usah, aku bisa sendiri. Aku udah merasa baik kok."

Arkael mengangguk, tangannya meraih tangan Divi menggenggam sebentar tangan itu kemudian mengecupnya. "Tangan kamu tadi dingin sekali, aku sampai takut."

Divi memaksakan senyumnya diperlakukan dengan sangat lembut, matanya berlari ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada tanda-tanda keberadaan Dar yang mungkin sedang memantau aktifitas makan malam mereka, sehingga Arkael harus banget bersikap seperti itu.

Divi ingin menarik tangannya dari genggaman Arkael, tapi pria itu menahannya kuat, meski begitu, ekspresi wajahnya yang menatap Divi dengan lembut tidak berubah sama sekali.

"Aku memang begitu kalau panik, tapi sekarang udah enggak kok. Yuk makan, aku lapar." Mau tak mau, Divi juga melakukan hal yang sama, meraih tangan Arkael, terlihat seolah mengusap punggung tangan pria itu, padahal hanya sedang berusaha melepaskan tangannya sendiri.

Karena akting suami sempurna yang diberikan Arkael, Divi hampir saja melupakan tujuan utamanya keluar dari kamar, lantas Divi menyuruput air minumnya sedikit setelah mulutnya kosong.

"Ada yang mau aku tanya."

"Mau tanya apa, Sayang?"

Brrrrrr! Merinding!

"Ehm... Omong-omong soal kerjaan aku, apa aku masih bisa kerja di kantor?" Ini adalah perpaduan akting juga pertanyaan serius yang Divi perlu tahu, mengingat pernikahannya dengan Arkael yang sangat mendadak, tentu saja itu akan menciptakan berita yang aneh-aneh di kalangan karyawan, apa lagi di kalangan penggemar Arkael garis keras.

"Untuk apa kamu kerja lagi, Sayang? Kamu sudah menjadi istriku."

Detik berikutnya Divi menyesal sudah mengajukan pertanyaan sepenting itu di ruang makan, karena jawabannya akan sangat ambigu.

Jadi, Divi memutuskan untuk melanjutkan segala bentuk pertanyaannya di kamar nanti, jauh dari pantauan Dar.

Divi kembali menyuap makanannya, sementara Arkael malah meletakkan sendok, minum kemudian menyeka sudut-sudut bibirnya, lalu bertopang dagu di atas meja sembari memperhatikan Divi seolah Divi adalah karya seni yang sangat memukau.

Divi melirik, mencoba untuk tidak terpengaruh dengan tatapan memuja yang ditunjukkan Arkael kepadanya.

Ish, kenapa sih nih orang? Akting sih akting, tapi nggak perlu kayak orang bucin gitu kan?!

Kalau saja Divi tidak ingat bahwa mereka menikah atas dasar keuntungan bersama dengan kesepakatan yang sudah disetujui bersama, sudah dipastikan tatapan Arkael akan membuat dirinya salah tingkah parah, jantungnya jumpalitan, dan tubuhnya meleleh.

"Kenapa sih lihatin aku kayak gitu?" tanya Divi.

"Kamu cantik."

Oh ya ampun, Divi yakin, Arkael pasti sangat berpengalaman dengan banyak wanita, dia tahu perempuan paling lemah kalau ditatap seperti cara Arkael menatapnya dan tiba-tiba dipuji cantik padahal sedang mengunyah makanan. Cih, Divi tentu saja tidak akan terbawa suasana. Jika bukan karena Ibu dan tantenya yang menjadikannya jaminan hutang, dia memilih menjomblo dari pada harus menjalani harinya sebagai seorang istri dengan keromantisan palsu seperti ini setiap hari.

"Ehm, terima kasih. Kamu juga."

"Aku cantik?"

"Ganteng se-kabupaten." Senyum Divi mengembang dengan mulutnya yang masih menyimpan makanan.

Arkael tersenyum, dia juga terkekeh. Entah perasaan Divi saja atau memang Arkael sangat tampan ketika tertawa seperti itu.

"Pelan-pelan makannya, Sayang." Lagi-lagi akting perhatian diberikan kepada Divi.

"Aku lapar, dan masakan Bu Dar enak sekali."

"Mulai sekarang kamu akan makan yang enak-enak terus, jadi jangan khawatir."

Ah, Divi benar-benar harus membentengi hatinya dari akting juara milik Arkael, jika tidak mau terbawa perasaan. Jadi, untuk menetralisir dan juga untuk selalu menjadi pengingat tentang status dirinya, Divi mengeluarkan ponselnya, lalu mengetikkan sesuatu yang kemudian dikirimkan ke nomor Arkael.

Detik berikutnya Arkael merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel, senyumnya hilang begitu melihat pesan yang dikirim Divi.

[Divi]

[Saya akan berusaha berakting lebih meyakinkan untuk menyeimbangi akting Pak Kael.]

Tiba-tiba saja Arkael berdiri dan hendak meninggalkan meja makan.

"Mau kemana?" tanya Divi.

Arkael melirik sekilas ke arah dapur, seolah memberikan kode pada Divi bahwa mereka sedang di bawah pengawasan. Lalu, dengan gerakan cepat tak terduga, Arkael membungkukkan tubuhnya hingga bibirnya menyentuh kening Divi.

Kecupan singkat itu menyetrum Divi dengan aliran listrik yang membahayakan jantung.

"Aku ada kerjaan sebentar, kalau sudah selesai makan, langsung istirahat, nanti aku nyusul. Oke?"

"O-oke..."

Disana, Arkael meninggalkan Divi yang berubah menjadi manekin dengan debaran jantungnya yang mendadak mengalami perubahan ritme.

Oh, jantung tenang lah! Dia cuma akting!

.

.

.

Bersambung~

1
Boma
😄😄ketauan boong,pasti kecelakaanya di sengaja
Boma
maksudnya ini apa ya,apa kecelakaan di sengaja biar divi maubalik lgi ke arkael
Muri
kok ada yaaa ayah bejat kaya gitu sama anak kandungnya sendiri.
Boma
mau ya divi moga kael mau nerima kamu sepenuhnya,walau pun kamu gak perawan lgi
Umie Irbie
yaaaah...divi udah ngg prawan sama ayah nya sendiri😏😫 kirain bisa di gagalin 😒😩 ternyata tetap di pake,😩😒😫 iyaaa itu mah ngg pantas untuk kael
Boma
ya ampun ayah kandung iblis itu mah
Boma
terus berjuang el,untuk meyakinkan divi
Boma
pasti divi salah paham,di kiranya akan mengakhiri pernikahan kontraknya
Boma
padahal kakek cuma ingin tau perasaan kael yg sesungguhnya
Boma
mending jujur aja divi,kalo perasaan itu ada,tapi sllu menepisnya,karna tak sepadan dgn arkael,moga kakek merestuimu divi
Boma
pasti rana,makin runyam
DwiDinz
Siapa tuh yg nguping? Rana atau divi? 🤔
Boma
kamu aja yg ambil,biar nanti terbiasa😄
Umie Irbie
kok ayah siiii thoooor 😱🤔🤔 punya
traumakah ????
Umie Irbie
othooooor random bangeeeet dewhhh,. masa rumahnya kael yg mewah ada tokek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪
Umie Irbie: wahhahahahahaha,. 🤣🤣🤣🤣🤣 di hotel pulaaaa 😒😒😒🤣🤪
Kiky Mungil: mending kalo di rumah, tapi ini di hotel kak, eh, tokeknya juga mau ikut bobo dihotel kayaknya 😅😅😅
total 2 replies
Boma
kirain ada yg ngetuk pintu,eh toke😄ada2 saja
Kiky Mungil: tokeknya jadi room service 😅
total 1 replies
Boma
apa dia bilang wc ya ujungnya😁
Umie Irbie
duuuuh,. bahasa inggris yaks😒😣 artinya apaan siii,. masa kudu copy paste dulu ke google transit 😏😣😒
Kiky Mungil: jangan kak...bahaya artinya 😋😋
total 1 replies
Umie Irbie
hahahaah,. baca nya sweet bangeeet siiiii 🤣🤭🤭
Umie Irbie
hahahaha,. hukuman nya kok enak sekali yaaaaa 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!