TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!
“What!? Menikah? No ayah, aku ga mau menikah muda!” bentak Anjali yang saat ini menatap ayahnya dengan tatapan kesal.
“Jel! Jangan membentak ayah kamu, ga sopan!” ketus Claudia mengingatkan putrinya yang membentak ayahnya.
“Bun! Bunda setuju sama keputusan ayah? Aku ini baru mau ujian nasional loh bun, mimpiku masih banyak dan aku mau menggapai cita-citaku!” ucap Anjali.
“Bunda setuju, karena orang yang akan di jodohkan sama kamu itu orang yang baik, dia juga seorang letnan satu yang ternyata senior abang kamu juga.” Jelas Claudia.
Ya, ayah Anjali adalah seorang letnan jendral TNI angkatan darat, ayah Anjali adalah anak ke tiga dari empat bersaudara, dia memiliki dua kakak laki-laki dan satu adik laki-laki yang semuanya mengabdi kepada Negara ini sebagai TNI.
Anak pertama bernama Elang yang memiliki dua anak laki-laki dan satu anak perempuan, dan saat ini Elang sedang dinas di kota A.
Anak ke dua bernama Satria yang memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan, saat ini Satria sedang dinas di kota B.
Ayah Anjali sendiri bernama Andre yang memiliki satu anak laki-laki dan satu anak perempuan yang tidak lain adalah Anjali yang saat ini dinas di kota C.
Dan yang terakhir bernama Bagas yang memiliki satu anak laki-laki, dan saat ini Bagas dinas di kota D.
Walaupun empat bersaudara itu berada di beda-beda kota, namun mereka terus berhubungan dan seringkali mereka mengunjungi rumah orang tua mereka yang tidak lain adalah kakek dan nenek Anjali yang berada di kota A.
Bahkan, kakek Anjali sendiri adalah seorang pensiunan Jendral TNI angkatan darat. Jadi bisa di bilang kalau keluarga ayah Anjali adalah keluarga tentara.
Entah bagaimana bisa dia lahir di keluarga yang di penuhi oleh tentara seperti itu, sedangkan keluarga ibunya adalah keluarga dokter, ibunya memiliki dua adik yang juga berprofesi sebagai dokter.
Hal itu membuat kedua orang tuanya selalu mendorong Anjali dan abangnya untuk menjadi seperti mereka berdua.
Saat ini pun abangnya baru saja lulus dari akademi militer dan saat ini sudah memiliki gelar Letnan Dua, satu tingkat di bawah laki-laki yang ingin di jodohkan oleh Anjali.
Mendengar jawaban bundanya membuat
Anjali tersenyum remeh, dia tidak percaya kalau bundanya yang selama ini selalu mengerti dirinya malah mendukung keputusan ayahnya.
“Tujuan kalian apa mau menjodohkan aku? Karena dia tentara? Karena pangkatnya tinggi?” tanya Anjali dengan nada mengejek.
“Jeli! Apa maksud kamu? Kenapa kamu bicara dengan nada seperti itu!?” tanya Andre.
“Kenapa yah? Bukannya yang Jeli omongin itu bener? Ayah sama bunda mau menjodohkan aku salah satunya karena hal itu kan? Kalian berdua tau kan kalau aku memiliki kekasih yang hanya seorang mahasiswa?” tanya Anjali.
Dia sudah paham kalau orang tuanya berusaha menentang hubungan Anjali dan kekasihnya saat ini karena tidak setuju.
Sejak awal memang orang tua Anjali ingin Anjali mendapat seorang tentara juga, itulah kenapa saat mereka tau kalau Anjali memiliki kekasih yang seorang mahasiswa, mereka langsung ingin menjodohkan Anjali dengan anak dari rekan kerja Andre.
“Anjali, Radit adalah laki-laki yang baik, sopan, berwibawa, dan terlebih lagi dia memiliki kehidupan yang sudah mapan, ayah dan bunda tidak akan khawatir jika kamu dan Radit bisa bersama.” Jelas Andre.
“Oh, jadi namanya Radit? Terus dia umur berapa ayah? Kalo dia senior abang, pasti usianya juga di atas abang kan?” ucap Anjali.
“Usianya 30 tahun.” Balas Andre.
“Hahahaha!” tiba-tiba saja Anjali tertawa terbahak-bahak membuat kedua orang tuanya mengerutkan keningnya.
“Kamu kenapa ketawa Jeli?!” tanya Claudia.
“Kalian lupa anak kalian ini baru saja berusia tujuh belas tahun, dan kalian ingin anak ABG kalian ini menikah dengan seorang om-om?” tanya Anjali sambil mengusap air mata di ujung ekor matanya karena tertawa.
“Jel, usia itu hanya angka, Radit masih sangat tampan dan terlihat lebih muda dari usianya.” Jelas Andre.
“Terserah! Pokoknya Jeli ga mau!” ketus Anjali yang langsung berlari menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya lalu membanting pintu kamarnya membuat Andre dan Claudia terkejut.
“Ya ampun anak itu!” geram Andre sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Udah yah, biar bunda aja yang ngomong pelan-pelan sama Jeli nanti, sekarang lebih baik ayah istirahat aja udah malem.” Ucap Claudia menenangkan suaminya.
Andre hanya menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala, lalu dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Sedangkan Claudia memutuskan untuk merapihkan meja makan lebih dulu karena kebetulan tadi memang mereka mengobrol di meja makan setelah makan malam.
“Arnold pulang..” seru seseorang dari ambang pintu membuat Claudia langsung menghentikan kegiatannya dan berjalan cepat menuju pintu utama.
“Abang? Kamu kok tumben pulang jam segini? Biasanya besok pagi baru sampe.” Ucap Claudia.
Arnold adalah kakak Anjali, dia akan pulang
ke rumah saat hari libur, seperti hari ini Arnold pulang karena besok sudah hari minggu dan waktunya dia libur.
“Iya, kerjaan abang udah selesai jadi langsung pulang aja mumpun masih belum malem banget bun.” Jawab Arnold sambil mencium punggung tangan bundanya.
“Kok rumah sepi bun? Biasanya kalo hari sabtu si Jeli tidurnya tengah malem.” Ucap Arnold.
“Adik kamu lagi ngambek di kamarnya, nanti biar dia cerita sama kamu sendiri ya, sekarang kamu mandi terus makan ya bang.” Ucap Claudia.
“Ga usah bun, abang udah makan tadi bareng letting abang, abang mau langsung ke kamar Jeli aja.” Ucap Arnold yang di balas anggukan oleh Claudia.
***
Di dalam kamar yang serba berwarna pastel itu, seorang gadis cantik sedang menangis tersedu-sedu sambil menutupi wajahnya dengan bantal.
Wanita itu adalah Anjali yang benar-benar kesal dengan kedua orang tuanya. Lebih tepatnya kecewa karena orang tuanya seenaknya menjodohkan dia yang masih kecil dan masih memiliki banyak sekali cita-cita yang ingin dia capai.
Tok..tok..tok.. Anjali mendengar suara pintu di ketuk, gadis itu tidak ingin menjawab karena dia tau kalau orang yang mengetuk pintu itu pasti orang tuanya.
“Jel, ini abang.” Ucap Arnold.
Mendengar suara abangnya membuat Anjali langsung melompat menuju pintu kamarnya dan membuka pintu itu dengan semangat.
“Abang!” teriak Anjali yang langsung memeluk tubuh abangnya.
“Udah malem Jel, jangan teriak-teriak.” Ucap Arnold sambil membalas pelukan adik kesayangannya itu.
Anjali melepaskan pelukannya dari abangnya dan langsung mengusap air mata yang membasahi pipinya.
“Bunda bilang kamu lagi ngambek ya? kenapa?” tanya Arnold dengan lembut.
Ya, Arnold adalah laki-laki yang sangat lembut kepada keluarganya terutama bunda dan adiknya. Namun berbeda dengan para wanita yang mendekatinya, Arnold terkenal sangat dingin dan sulit untuk di dekati.
“Masuk dulu bang, masa iya Jeli mau cerita di tengah-tengah pintu begini!” ucap Anjali dengan bibir yang manyun.
Arnold tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam kamar adiknya dan duduk di sofa yang ada di kamar itu.
“Jadi? Ayo cerita sama abang, ada apa?”
tanya Arnold dengan serius.
“Ayah sama bunda mau jodohin Jeli bang.” Ucap Anjali.
Arnold sama sekali tidak terkejut, karena rencana itu memang sudah di rundingkan oleh kedua orang tuanya dan mereka juga sudah menceritakan rencana itu kepada Arnold.
Anjali yang melihat ekspresi wajah Arnold yang tidak terkejut membuat Anjali mengerutkan keningnya dan menatap curiga ke arah abangnya itu.
“Abang kok ga kaget? Jangan bilang abang udah tau?” tanya Anjali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Wahyu Dwi
bagus thorr
2024-02-17
0
Tria Hartanto
awal yg bagus lanjut thor
2024-02-16
1