NovelToon NovelToon
CEO Masuk Desa

CEO Masuk Desa

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Konglomerat berpura-pura miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:98.5k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

"Aku tidak mau menikah!" Teriak seorang petani miskin tidak dapat menerima segalanya.

Dalam hatinya masih yakin, jika ini hanya perangkap.

Namun...

"Sayang, aku hamil anakmu..." Kalimat sang gadis desa membuat dirinya terpojokkan. Gadis yang melekat bagaikan lem, tidak ingin menerima pernikahan dengan juragan Burhan. Hingga membuat perangkap untuk tetangga barunya.

Namun sang tetangga baru yang terkenal sebagai petani miskin, berusaha tersenyum."Kalian sudah gila! Saat pulang nanti desa kotor ini akan ku ratakan dengan tanah!"

Teriakan dari Jefri (Joseph Northan Fredrik), CEO anti bakteri. Yang terjebak di desa akibat melanggar aturan taruhan dengan saudaranya.

Menikah dengan gadis paling jorok di desa ini? Tentu saja dirinya tidak akan pernah sudi. Walaupun ada kalanya, ketika batu kali diamplas maka berlian akan muncul.

🍀🍀🍀🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masalah Anak

...🌾🌾🌾 CEO Masuk Desa 🌾🌾🌾...

...Elegan dan mewah, mungkin begitulah cara untuk mencintaimu....

...Hangat, sederhana...rasaku kala merindu....

...Bagaimana bisa aku yang mewah dapat takluk olehmu......

...Suara kotak mika ditutup, singkong keju, bertabur coklat, itulah rasa kita....

Joseph Northan Fredrik.

🌾🌾🌾

Gila! Jefri yang begitu takut akan bakteri terjatuh ke dalam tambak. Pemuda yang berusaha naik, bersamaan dengan itu Dewi segera berlari, mengambil selang dan sabun di tempat cuci tangan.

Punya suami anti bakteri, maka dirinya harus siap sedia, bagaikan pemadam kebakaran yang pantang pulang sebelum padam.

Menyemprot tubuh suaminya yang hanya kotor sepinggang."Ini sabun untuk cuci tangan dan kaki, nanti kita ganti baju di rumah saja!" Celotehnya cepat.

Benar-benar pucat wajah Jefri saat ini. Membersihkan tangan dan kakinya dengan sabun seadanya. Kemudian meraih ransel yang sempat dilemparkannya. Semprotan anti kuman, disemprotkan ke seluruh tubuhnya. Barulah menggunakan sarung tangan karet ala dokter dan masker baru.

Namun, Yunita yang terlanjur melihat rupanya, menggeleng dengan cepat. Gila! Di desa ini bisa ada malaikat yang jatuh ke empang. Pantas saja Dewi bisa bunting.

"Kenapa lama?" Tanya Jefri, sedangkan Dewi tersenyum cengengesan.

"Kata mereka harus bayar di tempat. Baru dapat diskon. Ki...kita tidak jadi beli ya?" Pinta Dewi tidak ingin suaminya ikut-ikutan dipermalukan.

"4 juta untuk 200 kg, kenapa!? Tidak bisa bayar?" Tanya Yunita tersenyum mengejek. Beberapa pekerja tambak pun mencibir, Yunita memang keterlaluan kali ini. Tapi kalau Dewi bisa bayar dipastikan juragan Burhan akan rugi besar.

"E... empat juta? Ini pakannya masih organik kan?" Tanya Jefri pada Yunita.

"Tentu! Disini pakan organik lebih murah. Kenapa tidak bisa bayar!?" Tanya Yunita lagi, sejenak kemudian melirik ke arah Dewi."Kamu dengar sendiri, suamimu itu tidak mungkin bisa bayar---."

"Ada 750 kilo? Hanya segitu uang chas yang aku punya. Tapi kalau ada pembayaran via transfer, nanti---" Kalimat Jefri yang tengah mengeluarkan uang dari ranselnya disela.

"Eh tunggu! 15 juta bu...bukan uang yang sedikit!" Teriak Yunita tidak percaya.

"Memang dasar supplier setan! Frozen kwalitas premium organik dijual 75.000 per kilo. Aku beruntung bertemu denganmu, terimakasih ya..." Kalimat teduh mematikan dari pemuda rupawan membuat Yunita meleleh.

"A... ambilkan semua stoknya!" Teriak Yunita, ketika good looking yang bicara, maka musuh dapat menjadi fans berat. Dulu ketika pertama kali bertemu dengan pemuda ini, Jefri masih memakai masker tanpa melepaskannya sama sekali. Namun tadi sejenak tidak memakai masker, benar-benar gila! Seperti malaikat.

Bisa dibilang, luar biasa sensasinya! Bagaikan dirinya ingin menarik masker itu lagi.

"Cu...cuma ada sekitar 200 kg. Tapi kalau dijual setengah harga juragan Burhan pasti marah." Ucap Junaidi gelagapan.

"Aku beli semuanya, totalnya lima juta. Jadi jika tidak memenuhi, aku membeli kwalitas menengah sisanya. Dan ini 500.000 biaya angkut ke rumahku." Jefri tersenyum, melangkah pergi, setelah membayar dan mendapatkan kwitansi.

Sedangkan Dewi menjulurkan lidahnya mengejek. Kemudian melangkah mengikuti suaminya. Gila! Ternyata benar-benar dibayar! Bukan cuma omong kosong. Tapi untuk apa ikan hidup sebanyak itu?

Kala Yunita masih terpaku, dirinya menghela napas."Dia yang tinggal di rumah kosong sebelah rumah pak Kades?"

"Iya..." Jawab Junaidi.

"Sinting! Ikan sebanyak ini jika tidak langsung terjual akan membusuk. Mau diapakan ikan-ikan ini." Yunita menggeleng heran.

"Tapi kalau juragan Burhan tau, harganya..." Kalimat Junaidi disela.

"Sudah! Ayah tidak akan marah!" Gumamnya padahal aslinya ketakutan setengah mati.

"Bagaimana dia dan Dewi bertemu?" Tanya Deni tertunduk.

"Entahlah, mereka tetangga. Tapi ada yang bilang, Dewi tidak tahan dengan godaan tetangga sebelah. Sedangkan tetangga sebelah mengundang ke rumahnya, ya...jadi bunting." Celetuk Junaidi menbuat mereka menghela napas bersamaan.

Namun, Yunita tersenyum, cepat atau lambat Dewi akan hancur total. Walaupun mendapatkan setengah harga, bagaimana caranya menjual ikan dalam waktu yang singkat?

*

Melangkah meninggalkan tambak, ikan kini tengah ditangkap, dan akan segera diantar ke rumah mereka. Tidak ada kalimat yang terucap, sesekali dirinya melirik ke arah suaminya. Untuk pertama kalinya merasa terlindungi. Jujur saja, jantungnya berdegup cepat.

Tangannya menyentuh sarung tangan karet suaminya. Sedikit bersenggolan, berharap Jefri akan menggandengnya.

Pemuda yang melirik, mungkin tidak apa-apa jika hanya bergandengan, lagipula berlapis sarung tangan karet. Jantung mereka berdegup cepat, beralih melihat ke tempat lain tapi tangan tetap bersinggungan. Perlahan saling menggenggam hingga.

Brak!

Bukan maut yang memisahkan. Tapi Cakra yang tiba-tiba berada di antara mereka. Dengan cepat pula Jefri menjaga jarak.

"Gila! Suamimu keren! Seperti di film-film action! Menuruni tebing, kakinya terkadang berpijak di pohon. Sat! Set! Sat! Set! Aku fikir dia akan jatuh kemudian kepalanya membentur batu hilang ingatan. Tapi malah kecebur di empang." Cakra tertawa renyah membuat Dewi kesal setengah mati.

Hampir saja dirinya gandengan tangan dengan... makhluk rupawan yang disebut suami. Tapi tunggu dulu! Kenapa Jefri terburu-buru menuruni tebing. Bukankah masih ada jalan lain?

"Kenapa tidak lewat jalan biasa saja?" Tanyanya.

"Olahraga ekstrim, mengasah kemampuan." Itulah jawaban yang hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh Dewi.

Tapi.

"Olahraga apanya!? Kamu jangan percaya begitu saja pada tingkah munafik nya! Dia tidak ingin kamu bertemu dengan Deni dan juragan Burhan. Jujur! Dia cemburu setengah mati." Cakra terkekeh, sedangkan Jefri melihat ke arah lain, tidak! Dirinya tidak cemburu. Karena dari awal dirinya tidak mampu.

"Dia? Cemburu!? Siapa yang akan percaya!?" Dewi malah tertawa kencang. Tidak menyadari raut wajah di balik masker itu, benar-benar kesal mendengar tawanya.

"Iya! Aku memang tidak cemburu sama sekali. Pergilah dengan mantanmu." Jawaban tegas dari yang mulia suami yang melangkah mendahului mereka, membuat Dewi mengejar.

"Sayang! Aku tidak tau salahku dimana. Aku cuma cinta kamu. Walaupun kamu seperti malaikat yang jatuh ke empang." Lagi-lagi celetukan yang membuat sang pemuda melangkah semakin cepat.

*

Sebenarnya apa yang dilakukannya tepat setelah ikan datang? Mobil box minimarket dan sebuah restauran sudah menunggu.

Membawa ikan untuk dibersihkan kemudian dibekukan. Jarak yang lumayan jauh? Ada gudang kenalannya yang berjarak beberapa kilometer sudah dipinjamkan untuk membersihkan ikan. Sebelum akhirnya di kemas dan dibekukan.

"White Rose mart?" Gumam Dewi melihat label mobil box, yang mengangkut semua ikan.

"Ini bayaranmu." Ucap Jefri yang baru usai membersihkan diri.

Sekitar lima juta rupiah ada ditangannya membuat dirinya terpaku sesaat. Tidak pernah memegang uang sebanyak itu, kecuali saat akan merenovasi rumah dulu.

"Apa kurang?" Tanya Jefri, dengan cepat sang istri menggeleng.

"Terlalu banyak." Jawabnya mencerna segalanya kenapa dirinya bisa mendapatkan uang.

"Tidak terlalu banyak. Begini supplier memberikan harga ikan kwalitas super pakan organik sekitar 75.000 per kilogram. Sedangkan kita mendapatkan harga 20.000 perkilogram. Masih ada untungnya setelah biaya pembersihan dan transportasi." Ucap Jefri tersenyum.

"Terimakasih! Sudah aku duga setiap benda yang kamu sentuh akan menjadi emas!" Teriak Dewi memeluk suaminya dengan cepat.

Dirinya gemetar belum siap menerima pelukan. Tapi mengapa ini terasa nyaman? Perlahan kala hendak membalasnya. Dewi mundur, melepaskan pelukan."Maaf! Aku lupa kamu masih belum terbiasa. Sudah! Mandi sana!" Istri yang mendorongnya kembali masuk ke dalam rumah.

Bibirnya bergetar berusaha tersenyum. Tidak begitu buruk, istri yang memahami tentang dirinya.

Namun, terkadang waktu yang lambat dapat berjalan cepat. Warga desa banyak yang mencibir tentang green house yang dibuat oleh Jefri. Tanpa ada yang pernah masuk ke dalamnya.

Anti bakteri? Perlahan Jefri membantu istrinya, memotong beberapa daun dan buah. Benar! Tidak semua buah dipanen, ada juga yang dieliminasi. Agar hanya kwalitas terbaik yang dipanen.

Pada awalnya, Dewi menentang karena menganggap semakin banyak buah yang dipanen maka semakin banyak hasilnya. Namun, pada akhirnya menurut juga, setelah pipinya dielus menggunakan jari.

Gila bukan!? Sebuah perkembangan yang besar beberapa minggu ini. Dewi sudah mulai diamplas olehnya, hingga Jefri tidak begitu ketakutan lagi menyentuhnya walaupun sedikit.

Tapi yang paling aneh, Dewi luluh hanya dengan sentuhan tangan penuh kasih sayang di pipi. Dengan semangat memotong beberapa bakal buah sesuai perintah suaminya.

Hingga mendekati masa panen, inilah yang terjadi.

"Tidak ada yang cacat! Besar-besar!" Gumam istrinya tidak mengerti. Menatap ke arah semangka dan melon yang tergantung.

Pemuda yang memotong salah satu buah melon dan satu semangka, kemudian membelahnya.

"Aku tidak pernah melihat yang semerah ini!" Ucap Dewi memakan semangka tanpa ragu.

"Aku juga baru mencobanya. Tidak disangka benar-benar bisa tumbuh kwalitas unggulan." Gumam Jefri tersenyum.

"Jika kita jual mahal pada tengkulak---"

Plak!

Kepala Dewi dipukul pelan olehnya.

"Nanti siang kardus akan datang. Kemas dalam kardus, jika ada yang cacat sedikit saja pisahkan." Jefri menghela napas berkali-kali. Pasaran minimarket besar dan hotel adalah incarannya. Bukan tengkulak yang beli murah jual mahal.

"Kenapa harus dikemas dalam kardus!? Memang ini produk elektronik!?" Tanya Dewi tidak mengerti.

"Estetika adalah yang utama, bagi kalangan menengah ke atas. Bukan asal murah, jika dijual pada tengkulak anakku (semangka dan melon) yang cantik-cantik ini akan disamakan dengan semangka dan melon murahan." Penjelasan dari suaminya.

"Yang... omong-ngomong soal anak, bikin anak yuk..." Gumam Dewi versi giok, belum versi pink diamond. Ingat, dirinya baru diamplas selama dua bulan. Sudah lumayan cantik, bahkan lebih cantik dari Yunita yang jauh lebih muda darinya.

"Tidak!" Jawaban tegas dari Jefri.

"Aku malu! Kita nikah karena aku hamil duluan! Tapi waktu orang-orang di warung tanya kenapa perutku masih datar, aku bingung jawabnya!" Teriak Dewi, sudah 2 bulan menikah tapi masih perawan."Ayolah pompa aku supaya perutku kembung."

1
Evi lidia Sari
🤦🤦🤦🤦🤦😂😂😂😂😂😂😂
Evi Marena
bagus,,,menghibur banget pokok e🥰
Evi Marena
ceritanya bagus🤩tp sayang peminat nya sedikit😬
Ran Aulia
hhaha baru sadar kalau jonathan itu jono yang itu 🤣🤣🤣🤣 🙏🙏🙏, pdhal dari judulnya udah mirip yaa 😍😍😍
Ran Aulia
whoaa keren luar biasa 👍👍👍👍👍 seperti biasa 😍😍😍😍😍

terimakasih ya author 👍👍👍⭐⭐⭐⭐⭐
Ran Aulia
go Dewi 💪💪🤣🤣🤣
Sulastri
luar b i a s a lanjut
Dede Mila
aduh pak Supra anak mantu mu....🤣🤣🤣🤣
Dede Mila
🤣🤣🤣🤣🤣👍
Dede Mila
eeeeet aki aki...
Dede Mila
Jefri salah lawan....🤣🤣🤣🤣🤣
Dede Mila
yampun gak berenti ngakak...😂😂😂😂
Dede Mila
🤣🤣🤣🤣🤣
Dede Mila
😅😅😅😅😅🫣
Dede Mila
sakit perut aku....🤣🤣🤣🤣🤣
Dede Mila
😂😂😂😂😂
anita
q vote bbrp kali bhkan bc jg berulang2 sumpah bgus.
anita
loalaaah apa ya kriteria lolos..laah novel sbagus ini gk lolos....?apa kurangnya????
anita
kuat dan tahan lama kyak lampu petromaz,wkwkwk
anita
mereka serasa pacaran peluk2 tiap hari tp gk ekhem..ekhem..justru smakin asoy...🤩🤩🤩🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!