Apa yang akan kamu lakukan saat satu-satunya keluargamu menjadikanmu sebagai pelunas utang? Apakah kamu akan menerima?
Menikah atas dasar perjanjian akankah berakhir bahagia?
Ini adalah kisah fiktif berdasarkan karangan author semata. Jika nama, tempat, dan latar memiliki kesamaan berarti hanya kebetulan semata...
Salam hangat, Sky Anggara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyanggara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKP Chap 26 “Aksi Surya”
Sekali lagi ia melihat pantulan dirinya di kaca mobil. Ia tengah menggunakan seragam dinas dan jika masuk ke dalam akan menimbulkan kerumunan.
Tentu saja kerumunan yang dimaksud Surya adalah para mahasiswi akan banyak menyapa dirinya.
Pasalnya paras pak Surya terbilang tampan dan juga tubuhnya yang atletis membuat kaum hawa terpekik histeris.
Dan jangan lupakan seragam dinas yang ia pakai semakin membuat para wanita tergila-gila dan mungkin akan mencari perhatian Surya.
“Yaudah pake ini aja. Jaket juga kelupaan.” Ucap Surya dan segera keluar dari mobilnya.
Benar saja, baru ia membuka pintu dan semua mata tertuju padanya.
Bahkan beberapa di antara mereka saling berbisik-bisik dengan pipi merona malu.
“Anjirr... Itu polisi ganteng banget.” Kata si gadis A.
“Bener banget, btw dia ngapain ya ke kampus?” Timpal gadis B.
“Mau MOU kali ama pihak kampus atau anak sini ada yang buat kriminal?”
“Bisa jadi sih...”
Seperti itulah perbincangan para gadis yang tidak jauh berbeda topiknya satu sama lain saat melihat kedatangan Surya.
Segera Surya berjalan ke arah lobby kampus dan berjalan menuju BAAK untuk menanyakan ruang wakil dekan yang berurusan dengan mahasiswa.
“Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” Tanya petugas BAAK yang merupakan seorang pria muda yang mungkin seumuran dengan Surya.
“Selamat pagi, bisa bicara dengan wakil dekan kemahasiswaan? Kebetulan saya ada perlu.” Ucap pak Surya.
Segera ia mengantarkan Surya menuju ruang wakil dekan yang berada di lantai 6 menggunakan lift.
Di perjalanan petugas itu menanyakan perihal kedatangan Surya.
“Kalau boleh tau, bapak ada perlu apa dengan wakil dekan? Maaf jika saya agak lancang, apakah salah satu mahasiswa di kampus ini melakukan tindak kejahatan?” Tanya pria itu.
Surya jadi sedikit paham dengan pikiran salah satu pekerja di kampus Tania. Ia beranggapan jika kedatangannya kemari untuk melakukan penyelidikan.
“Tidak... Hanya ada sedikit keperluan dengan beliau.” Jawab Surya seadanya.
Tak mungkin kan jika dia mengatakan ingin mencari tau soal Tania. Pasti mereka beranggapan jika Tania melakukan tindak kriminal sampai-sampai berurusan dengan polisi.
•••
“Jadi kalo boleh tau bapak ada keperluan apa dengan saya?” Tanya pria paruh baya yang sedikit berisi itu.
Saat ini mereka sudah berada di ruangan wakil dekan yang mengurus segala tentang kemahasiswaan.
“Apa di kampus ini ada mahasiswi yang bernama Tania yang magang di kantor ***?”
Pria paruh baya yang kita sebut saja Pak Natsir sedikit terdiam dan mengingat-ingat nama mahasiswanya.
“Kalo boleh tau dia dari jurusan apa? Saya juga gak terlalu ingat nama-nama mahasiswa saya.” Ucap pak Natsir.
Surya pun tak tau Tania berkuliah di jurusan apa. Ia lupa menanyakan kepada Eca dan juga Rudi.
“Saya juga gak tau dia dari jurusan mana. Tapi dia anak magang di kantor ***! Mungkin bapak ada data mahasiswa semester 6 yang magang di kantor ***” Surya sedikit memaksa.
Pak Natsir pun membuka komputer dan mencari data-data mahasiswa yang mengambil magang pada semester 6.
Sembari mencari, pak Natsir juga menanyakan alasan Surya mencari data tentang Tania.
“Apa mahasiswa saya bermasalah dengan pihak kepolisian?” Tanya pak Natsir serius.
Surya menjadi bingung memberikan alasan seperti apa. Tidak mungkin ia mengutarakan niat egoisnya untuk bertemu dengan Tania.
“Kebetulan saya ingin tanya ke Tania mengenai berkas yang dia simpan. Soalnya di kantor dia yang ngurus berkas dan berkas itu harus saya bawa ke kantor pusat.” Jelas pak Surya yang berhasil memberikan jawaban.
Pak Natsir pun mengangguk-ngangguk seakan mengerti dengan maksud pak Surya.
“Memangnya dia gak ke kantor?” Tanya Pak Natsir.
“Iyaa pak, beberapa hari ini dia sakit dan sekalian mau jenguk juga.”
Tak heran jika komandan muda itu datang ke kampus untuk mencari tau alamat Tania.
“Padahal bapak bisa nyuruh anak buah bapak buat ke kampus.” Kata pak Natsir dengan sedikit tertawa kecil.
Menurut beliau seorang komandan polisi yang cukup tersohor di kota itu rasanya cukup intens dalam menyelesaikan tugas dan masalah.
Biasanya para komandan akan menyuruh anak buah untuk melakukan pekerjaan yang sekiranya mudah dilakukan, apalagi jika meminta data diri salah satu mahasiswa yang terkesan mudah dilakukan tanpa harus turun tangan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
