Siapa Pembunuhnya

" sayang aku pengen pipis toilet nya dimana ?"

" itu disana "

Alana yang berada didalam toilet tentu saja panik, bagaimana jika dirinya ketahuan disana.

" kok kamar mandinya gak bisa dibuka sih "

tentu saja tidak bisa dibuka karena Alana menahannya sekuat tenaga

Satria berjalan ke arah pintu tersebut dan berusaha membukanya, ia juga heran perasaan tadi pagi baik baik saja.

Dari luar terdengar suara mobil yang datang, satria melihat ke arah jendela dan ia mendapati bahwa itu mobil ayahnya.

Ia segera menarik gadis tersebut untuk keluar dari sana bisa gawat jika ayahnya tahu.

Alana membuka sedikit pintu kamar mandi lalu mengintip nya, ia bernafas lega ketika sudah tidak ada orang dikamar tersebut. Ia. itu bur keluar karena bisa saja kakak tirinya kembali lagi.

Alana merasa selama beberapa hari ini ibunya jarang sekali berbicara kepadanya, ia berkeliling rumah untuk mencari sosok yang ia rindukan dan ternyata wanita paruh baya itu sedang berada di pinggir kolam renang.

Alana segera menghampiri lalu memeluknya dari belakang " mamah Alana kangen "

ayu tersenyum ketika mengetahui yang memeluk nya tersebut adalah putri nya " ketemu tiap hari kok kangen "

Alana lalu pindah posisi dan kini duduk berdampingan, ia mengambil camilan yang tersedia disana dan meminum jus milik ibunya.

" mamah kok sekarang diem aja sih "

" maksudnya?"

" iya mamah sekarang diem aja, biasanya nanyain Alana terus gimana sekolahnya tapi sekarang diem aja "

" mamah gak nanya karena setiap kamu pulang sekolah mukanya kayak suram gitu kayak banyak masalah jadi mamah nunggu kamu aja yang cerita dan kasih tahu. Takutnya kalau mamah yang nanya kamu nya jadi gak nyaman sayang"

" ya ampun mamah , Alana malah seneng kalau mamah nanyain Alana, jangan pernah mikir Alana akan marah atau gak nyaman kalau di tanyain mamah oke "

" oke "

" jadi sekarang mamah mau nanya apa ?"

" kamu punya masalah disekolah?"

" enggak, cuman ada ..."

" ada apa sayang ?"

"itu loh mah ...."

" apa?"

" menurut mamah kalau ada cowok bilang ke cewek dia harus jadi pacar nya gimana?"

" ya gak gimana gimana, berarti si cowok suka sama si cewek "

" tapi mah mereka itu gak deket, masa langsung suka gitu aja "

" ya kalau suka gak harus mesti deket aja, tumben kamu nanya gini mamah jadi curiga "

" curiga apa ?"

" emang kamu lagi ngomongin siapa sih ?"

" itu ada temen Alana di sekolah "

" temen apa temen " goda ayu pada anaknya

" temen mah "

" ah masa sih mamah kok gak percaya yah, jangan jangan kamu lagi "

" mamah apaan sih orang itu temen Alana "

" alah bohong itu kamu kan "

" temen Alana mamah, masa sama anak sendiri gak percaya "

" percaya cuman kayak ada yang mengganjal aja gitu "

" tau ah mamah ngeselin " Alana beranjak dari tempat duduknya

" eh kok ngambek "

Alana pergi sambil menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang sedang merajuk, ayu hanya bisa terkekeh setelah menggoda putri. ia tidak menyangka bisa membesar kan alana sampai saat ini, ia sangat bersyukur sampai di titik ini mengingatkan begitu banyak rintangan yang pernah ia lalui, kalau tidak ada Alana ia tak menjamin akan kuat dan bertahan sampai di titik tersebut.

****

Pagi- pagi sekolah sudah di gemparkan oleh jevan yang mengamuk di koridor. Ia membabi buta memukuli orang yang ada dihadapannya. orang tersebut nampak sudah tak berdaya, wajahnya sudah tak berbentuk lagi sudah dipastikan sekujur badannya lebam lebam.

Tidak ada yang berani memisahkan kecuali oleh tersebut akan bernasib sama, mereka hanya menonton ada juga yang mengambil Vidio, Alana yang baru datang melihat adanya kerumunan tentu saja jiwa ingin tahunya membuncah, ia menyelinap masuk dan berhasil menjadi paling depan. Ia syok begitu mengetahui apa yang terjadi.

Alana menutup mulutnya ketika matanya menyaksikan hal tersebut, Adit yang sudah tak sadarkan diri dan jevan yang terus saja memukulinya. Ia melihat sekelilingnya tak ada satu orang pun yang menghentikan nya padahal mereka tahu jika dibiarkan terus seperti itu Adit bisa saja meninggal.

" JEVAN BERHENTI....... "

Teriakan Alana mampu membuat jevan menghentikan pukulan nya, ia menatap gadis dengan surai panjang tersebut sambil tersenyum.

" Lo udah datang" pria jangkung tersebut beranjak dan langsung memeluk Alana.

" gue cuman ngasih pelajaran buat orang yang berani deketin milik gue "

" Lo jahat, Lo gak punya perasaan " Alana melepaskan pelukan jevan, ia mendekati Adit dan menangis saat melihat kondisinya yang cukup mengenaskan.

Alana meminta tolong pada orang sekitarnya agar segera membawa Adit ke UKS untuk mendapatkan pertolongan pertama, namun jevan berteriak agar jangan ada yang berani menolong pria tersebut. Tentu saja orang orang takut terhadap nya.

" Lo mau bunuh anak orang HAH...." Alana benar benar di buat emosi sekaligus khawatir

" dia gak akan mati cuman karena dipukulin gue "

" Lo kenapa sih "

" Lo yang buat gue kayak gini Alana, gua udah bilang jangan berani berani deket cowok lain selain gue, tapi Lo malah berduaan dengan dia di tempat sepi sambil ketawa ketawa. Dan ini akibatnya "

" gua sama dia gak ngapa ngapain disana, dia cuman ngucapin terima kasih lalu ngobrol sebentar "

" tapi gua cemburu, Lo gak pernah ketawa sama gua tapi ketawa sama dia "

" gua pacaran sama Lo bukan berarti gua milik lo dan Lo atur sesukanya "

" tapi Lo udah janji sama gue "

" iya gua udah nepatin janji gue jadi pacar Lo, jadi mulai sekarang kita putus "

Alana pergi dari hadapan jevan, ia harus mencari bantuan untuk membawa Adit ke UKS atau sekalian saja rumah sakit karena kondisi lelaki itu yang cukup memprihatinkan.

" ALANA GUA PASTIIN LO AKAN NARIK KEMBALI KATA KATA LO "

****

Kini Alana tengah berada di UGD ia menempati Adit yang terbaring tak sadarkan diri, Alana benar benar merasa bersalah, semua yang terjadi pada Adit itu karena dirinya.

Alana mengapa wajah Adit lekat dan ternyata ia baru menyadari bahwa Adit adalah orang yang pernah menolong nya dahulu dimasa lalu saat terjebak di kamar mandi. Mengapa ia baru menyadari nya sekarang.

Saat Adit mulai membuka matanya, Alana langsung memanggil dokter. Tak lama dokter datang lalu memeriksanya.

" Adit maafin aku ya, aku bener bener minta maaf"

" kamu gak salah jangan minta maaf "

Hari itu juga Adit sudah diperbolehkan pulang, karena memang tidak ada yang serius selain lebam juga giginya yang patah. Alana mengantarnya sampai rumah, awalnya Adit menolak namun Alana benar benar keras kepala akhirnya ia mau tak mau harus mengalah.

Ibu Adit yang berada di rumah kaget melihat kondisi anak nya yang demikian namun....

BERSAMBUNG............

Hallo semuanya untuk kalian yang terus membaca karya ini terima kasih banyak.

see you sampai ketemu di bab selanjutnya