Note : Jangan di like kalau gak baca
Lucy mendapati dirinya berada di dunia lain yang tidak ia ketahui sebelumnya, tiba-tiba ia mengalami hilang ingatan. Dan menemukan identitas baru sebagai Putri Louise.
Cerita ini aslinya untuk ikut event
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuuki Haru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 : Pengakuan dan Kesalahpahaman
Namun Louise memilih untuk tidak memperbaiki apa yang telah dibakar oleh kekuatan apinya. walaupun begitu ia terlihat lebih tenang dan malah memasang ekspresi tersenyum.
Sambil meregangkan otot-otot Louise menatap Altair yang terlihat sedikit berbeda dari biasa nya.
"Apa kau baik-baik saja? kau terlihat berbeda, apa kau..." Namun Louise tidak melanjutkan kata-katanya karena Altair pingsan.
Hal itu membuat Louise menjadi semakin marah, ia lalu mengendong Altair yang sedang terluka. dan dengan cepat ia menggunakan sihir penyembuh.
"Manusia rendahan, beraninya hanya dari belakang saja. tidak akan aku biarkan kalian melihat matahari lagi mulai detik ini." Louise mengeluarkan sayap hitam dan seketika matahari mulai menjadi gelap.
Tanpa menghiraukan sekeliling Louise pergi dari sana bersama dengan Altair yang sedang pingsan akibat lukanya ke sebuah tempat, dan mendirikan sebuah istana yang terbuat dari gabungan emas juga beberapa permata lainnya. dan ia tidak lupa membuat sebuah tempat untuk Altair bisa beristirahat dengan tenang.
Dengan langkah anggun Louise duduk di tahtanya, walaupun tidak ada seorang pun yang menjadi rakyat dari kerajaannya itu. Tentu saja hal itu tidak ia pedulikan, karena ia bahkan lebih menyukai saat sedang sendirian saja.
Dengan satu lambaian tangan Louise membuat sebuah mahkota elegan yang terbuat dari emas dan batu sapphire biru yang langka. entah kenapa ia merasa bahwa orang-orang dari kerajaannya akan datang dan membujuk agar ia mengembalikan keadaan seperti semula.
Dan benar seperti yang ia duga, perwakilan dari kerajaan Aldiora datang ke istana yang telah ia buat. tapi tidak di izinkan masuk oleh Louise, lalu memanggil awan dengan badai petir yang mengelilingi seluruh area istananya.
"Haruskah aku memberikan mereka hadiah manis, yang tidak akan terlupakan?" Louise dengan anggun berdiri dari tahtanya dan berjalan menuju ke pintu gerbang.
Karena Louise bosan ia membuka pintu, dan melihat betapa orang-orang perwakilan kerajaan Aldiora yang berusaha dengan sangat keras untuk melewati badai yang mengelilingi kastil istana miliknya.
"Kalian bisa mencoba untuk melewati badai yang aku buat, tapi jangan harap bisa melewati nya dengan mudah." Louise tersenyum dengan senyuman yang tidak bisa di deskripsikan.
Hingga Ratu Cecilia berjalan melewati badai yang Louise buat tanpa ada halangan sedikitpun dan berhasil dengan selamat kemudian berdiri di hadapan Louise.
"Aku hanya ingin meminta untuk kau segera mencabut sihir yang kau buat di kerajaan Aldiora, aku tahu kau marah tapi aku yakin bahwa ada jalan keluar." Ratu Cecilia mencoba untuk meyakinkan Louise.
"Begitu kah? untuk apa aku melakukan hal tersebut? karena menurutku ith sangat merepotkan, lagi pula mereka saja memperlakukan Altair dengan buruk." Louise seperti tidak tertarik dengan apa yang akan di katakan oleh Ratu Cecilia.
"Aku bisa menyembuhkan Altair, tapi kau harus berjanji akan melepaskan sihir." Ratu Cecilia menatap Louise dengan tatapan serius.
"Sebaiknya Ratu Cecilia pulang saja, karena hanya dengan mengendalikan keberanian saja tidak berguna, itu sia-sia serta membuang-buang waktu saja." Louise berbalik dan bersiap untuk menutup pintu gerbang.
"Aku bisa mengeluarkan racun dari Altair, tapi aku mohon tolong kembali ke kerajaan Aldiora." Ratu Cecilia menyentuh pundak Louise yang sepertinya memiliki sedikit keraguan.
Merasa tidak ada pilihan lain akhirnya Louise mengizinkan Ratu Cecilia masuk ke dalam kastil istana miliknya.
"Ingat, jika kau membuat Altair menderita lagi akan aku hancurkan semua yang ada di kerajaan Aldiora tanpa tersisa seorang pun, mengerti?" Louise mengantar Ratu Cecilia ke tempat ia membaringkan Altair.
Ratu Cecilia mengikuti Louise dengan berhati-hati karena ia tahu apa yang akan terjadi jika ia melakukan sebuah kesalahan sedikitpun.
"Jadi ini yang dikatakan oleh para tetua, agar menyingkirkan Louise. karena ia memiliki potensi untuk menghancurkan semua hanya dengan satu jentikkan jari." Ratu Cecilia bergumam kepada diri mnya.
Mendengar bahwa ada yang sedang di katakan sang Ratu, Louise berbalik dan memasang wajah datar.
"Apa yang kau gumamkan? jika itu adalah rencana busukmu, jangan salahkan aku jika membuatmu menyesal, bahkan jika kau adalah ibuku sekalipun." Louise duduk di bangku samping tempat tidur Altair.
Ketika melihat ekspresi Ratu Cecilia berubah, sepertinya semua yang di katakan Louise itu benar.
Dan menggunakan kekuatan spesial yang Ratu miliki, wajah Altair yang tadinya pucat menjadi lebih cerah dan tersenyum.
"Jangan harap aku akan berterima kasih kepadamu, karena aku tidak akan pernah melakukannya." Louise tersenyum dengan ekspresi sinis.
"Ada beberapa hal yang ingin aku katakan kepadamu, dan jika bisa kau harus datang ke istana kerajaan Aldiora." Ratu Cecilia berjalan dan menghilang begitu saja, hanya meninggalkan keheningan.
Beberapa saat kemudian akhirnya Altair sadar juga, ia masih terlihat bingung dengan keadaan sekitarnya.
"Tempat apa ini? seingatku kita sedang berada di akademi sihir?" Altair mencoba untuk berdiri dari tempat tidur.
"Kau tidak perlu khawatir, ini adalah istana yang aku buat khusus untukmu dan juga aku. tidak akan ada yang datang tanpa izin dariku." Louise menjentikkan jarinya, yang seketika hari menjadi seperti pagi hari.
Tapi Altair hanya terdiam tanpa mengatakan apa-apa, yang membuat Louise berpikir untuk membawakan makanan.
Sambil menghela nafas Louise berdiri dan beranjak untuk mencari makanan, namun ia kembali karena tidak tahu apa kesukaan dari Altair.
"Apa makanan yang biasa kau makan di kerajaanmu? mungkin saja aku bisa mencarinya." Louise tersenyum dengan tulus.
"Aku... aku beban ya... aku bahkan membuatmu menyelamatkan aku berkali-kali, aku tidak pantas berada di sisimu." Altair menundukkan kepala nya, menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.
"Tidak seperti itu kok, lagi pula bukankah kau memberitahu bahwa tidak ada yang tidak pantas." Louise berdiri di samping Altair.
"Mungkin ini semua salahku, karena terus menerus mengikutimu. ini adalah harga yang harus aku tanggung." Altair tiba-tiba meneteskan air mata kesedihan.
"Apa yang kau bicarakan? ini bukan salahmu. aku juga minta maaf soal kejadian sebelum mnya." Louise memeluk Altair dengan lembut dan erat.
Namun itu tidak membuat Altair menjadi bahagia, tapi justru membuatnya malah semakin bersedih.
"Sebenarnya ketika aku melihat kau duduk di taman, aku sudah menyukaimu. namun aku tidak tahu cara mengatakannya, Aku pikir itu adalah kebencian." Louise melepaskan tangannya dan duduk kasur samping Altair.
Altair mengusap matanya dan menatap Louise dengan senyuman, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar sebelumnya dari mulut Louise.
"Sebenarnya aku ingin mengatakannya, namun kau berkata bahwa semua orang yang menyukaimu hanya karena tahu bahwa kau adalah seorang pangeran." Louise mengusap rambut emasnya yang terurai.