NovelToon NovelToon
Misi Balas Dendam

Misi Balas Dendam

Status: tamat
Genre:Teen School/College / Tamat
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: Vina Melani Sekar Asih

Hubungan antara Raka dan Jena memang baik-baik saja. Tetapi saat seorang teman kelas Jena memberitahu bahwa Raka sedang bersama seorang perempuan, membuat Jena merasa curiga bahwa Raka menjalin suatu hubungan dengan perempuan itu yang mana perempuan itu adalah sahabat Jena.

Namun kenyataannya, bukan dengan sahabat Jena melainkan dengan seseorang yang bahkan Jena tidak kenal. Dengan begitu, Jena akhirnya memutuskan hubungan dengan Raka dan bahkan Jena membuat kesepakatan dengan seorang lelaki bernama Jevan supaya menjadikan dia sebagai pacar pura-pura Jena.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vina Melani Sekar Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Raka POV

Keesokan harinya, semua anak kelas XII MIPA 3 berkumpul di ruangan khusus berenang yang ada di sekolah. Sekolah kami memang menyediakan fasilitas terbaik bagi siswa dan siswi. Maka tak heran jika biaya sekolah disini terbilang cukup mahal.

Suara peluit berbunyi, menandakan semuanya harus segera berbaris dengan rapih. Setelah semuanya berbaris, lalu mereka melakukan pemanasan bersama-sama.

Sesudah pemanasan, Pak Willy menjelaskan bahwa dirinya harus pergi dikarenakan anaknya sedang dirawat. Maka dari itu, Pak Willy menyuruhku untuk menggantikannya meskipun dia tahu bahwa saat ini aku masih belum bisa berenang dikarenakan lukaku belum sembuh total.

"Jadi hari ini belajar renang gaya apa nih Pak Raka?" tanya Rendi sambil tertawa.

"Terserah kalian aja. Asalkan kalian jangan kabur dari sini."

Tiba-tiba seseorang datang dengan keringat di dahinya yang bercucuran. Orang itu adalah Jena. Sepertinya dia kesiangan gara-gara begadang semalaman. Bisa terlihat dari matanya, dia sepertinya kurang tidur atau mungkin juga dia habis menangis.

"Pak Willy mana?" tanya Jena.

"Dia ke rumah sakit," jawabku lalu Jena menoleh kearahku dengan wajah juteknya.

Sebenarnya aku tahu bahwa Jena seperti itu karena dia ingin menunjukkan kepadaku bahwa dia masih marah. Meskipun dia bersikap seperti itu, tapi aku sama sekali tidak kesal karena menurutku Jena justru lebih lucu jika bersikap jutek.

"Karena kamu telat, jadi kamu harus dihukum."

"Gak mau! lagipula Pak Willy juga kan gak ada."

"Tapi sekarang aku yang bertanggung jawab, jadi kamu harus ikuti perintah aku."

"Gak mau!" Jena segera pergi menuju toilet.

Kulihat semuanya menertawakan aku karena perdebatan tadi dengan Jena. Namun aku sama sekali tidak marah, justru aku merasa senang karena akhir-akhir ini aku selalu berinteraksi dengan Jena.

"Aaaaa!"

Serentak semuanya menoleh kearah toilet. Dan tentunya aku berlari kesana karena aku takut terjadi sesuatu dengan Jena.

"Jen, ada apa?"

"Ada kecoa terbang," jawab Jena.

Aku dan yang lainnya menatap datar kearah Jena. Kupikir Jena terjatuh di toilet, tapi ternyata dia berteriak hanya gara-gara kecoa.

"Ya ampun, gue kira ada apa," ujar Rendi lalu dia dan yang lainnya kembali ke kolam renang.

"Jev, tolong ambil kecoa nya dong. Soalnya gue mau ganti pakaian," mohon Jena.

"Gue juga takut sama kecoa," ujar Jevan.

Aku masuk kedalam toilet untuk membunuh kecoa tersebut. Karena jika tidak, mungkin Jena tidak akan berenang hari ini.

Tak sampai satu menit, kecoa tersebut sudah aku bunuh. Lalu aku segera keluar untuk memberitahu Jena bahwa kecoa yang ada didalam toilet sudah mati.

"Kecoa nya udah mati."

"Makasih." Kemudian Jena masuk kedalam toilet. Setelah Jena masuk, Jevan segera kembali ke kolam renang. Sedangkan aku, masih tetap berada diluar toilet untuk menunggu Jena sebab aku ingin membicarakan sesuatu dengannya.

Beberapa menit kemudian, Jena keluar dengan menggunakan pakaian renangnya. Terlihat sekali bahwa dia sangat terkejut ketika melihatku yang masih berada disini.

"Jen, aku mau bicara hal yang penting."

"Mau bicara apa?"

"Besok Mamah aku nikah lagi. Kamu mau gak datang ke acaranya sehabis kamu pulang sekolah?"

"Hmm... gimana nanti aja ya," ujar Jena lalu dia segera pergi.

Sejujurnya aku sangat sedih karena besok Mamahku menikah lagi dengan pria kaya raya yang bahkan aku belum pernah berjumpa dengannya.

Salah satu alasan Mamah menikah lagi pasti karena dia sangat butuh seseorang yang bisa menafkahinya. Melihat bagaimana kondisi finansial keluarga, pastinya membuat Mamah merasa terbebani, maka dari itu Mamah memutuskan untuk menikah lagi.

...****...

Jena POV

Kulihat Jevan seperti sedang menghindar dariku, bahkan saat ini dia pergi begitu saja ke kantin tanpa mengajakku. Dan sepertinya aku tahu alasan Jevan menjauh karena dia kecewa kepadaku. Aku menyadari bahwa aku sangatlah kejam terhadapnya, seharusnya dari awal aku tidak menyuruhnya menjadi pacar pura-pura.

"Jen, lo sengaja ya mendekati Naura supaya followers lo bertambah?" tanya Manda.

"Enggak kok."

Manda tertawa kecil. "Masa sih?"

"Asal lo tahu, yang mendekati duluan itu Naura bukan gue."

Aku keluar dari kelas untuk menghindari Manda. Lalu aku pergi menuju kantin untuk menemui Jevan, sebab aku ingin meminta maaf kepadanya.

Skip

Tiba di kantin, aku terkejut melihat Jevan bersama Raka dan Rendi. Melihat mereka kembali bersama lagi membuatku sangat senang, namun tentunya aku malu karena pastinya Jevan menceritakan bahwa selama beberapa hari dia pura-pura menjadi pacarku.

"Jevan!"

Aku berlari menghampirinya dan menjewer telinganya lantaran aku kesal kepadanya, padahal kemarin dia berkata bahwa dia tidak akan memberitahu hal itu pada semua orang.

Jevan meringis kesakitan. "Aww, sakit!"

"Pacar lo kenapa, Jev?" tanya Raka.

Aku menoleh kearah Raka. Ucapan Raka membuatku terheran-heran karena bisa-bisanya dia menyebutku sebagai pacar Jevan. Yang paling membuatku heran yaitu ekspresi dia terlihat biasa saja, padahal selama ini kukira Raka cemburu saat aku bersama Jevan.

"Jen, lo kenapa sih?" bingung Jevan.

"Gue mau bicara sama lo." Aku menarik Jevan ke tempat yang agak jauh.

Setelah lumayan jauh posisinya, aku segera melepaskan genggamanku.

"Lo jahat! kenapa lo kasih tahu ke Raka?"

"Enggak. Gue sama sekali gak kasih tahu soal kesepakatan kita."

"Terus kenapa Raka sekarang kelihatan gak cemburu? dan juga kenapa Raka panggil gue dengan sebutan pacar Jevan?"

Jevan tertawa terbahak-bahak dan menjelaskan bahwa saat ini dirinya dan Raka memang sudah berbaikan. Dan untuk persoalan Raka yang memanggil Jena seperti itu, Jevan sama sekali tidak tahu.

"Mungkin Raka udah merelakan lo sama gue kali."

"Gak mungkin! udah jelas-jelas Raka masih suka sama gue."

Lagi-lagi Jevan tertawa. "Udah ya ngobrolnya, soalnya gue mau makan." Jevan kembali menghampiri Raka dan Rendi.

...****...

Raka POV

Bisa dibilang aku sangat iri melihat kedekatan keduanya. Namun saat ini aku menyadari bahwa Jevan memang layak bersama Jena. Meskipun mereka terlihat seperti tom and jerry, tetapi dengan seperti itu hubungan keduanya terlihat sangat seru.

"Ka, lo serius mau melupakan Jena?" tanya Rendi

"Iya, gue mau move on dari dia. Karena gue merasa gak pantas buat mengejar cinta dia lagi, lagipula gue lihat sekarang dia udah bahagia sama Jevan."

"Gak seru dong. Padahal gue senang melihat lo berdua saling memperebutkan Jena."

Aku tertawa sambil melemparkan tisu ke wajah Rendi. "Sahabat macam apa lo. Masa senang lihat dua sahabatnya berantem."

Tiba-tiba Rendi berterus-terang kepadaku bahwa sebenarnya dia sering mengadu domba agar diriku dan Jevan saling cemburu satu sama lain.

Ya, sahabatku yang satu ini memang menyebalkan. Bisa-bisanya dia bahagia menyaksikan diriku dan Jevan yang memperebutkan Jena.

1
Zhree
Halo Kak.. salam kenal dari "Terjerat Cinta Pria Beristri"
Vimel: salam kenal juga kak 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!