NovelToon NovelToon
Dosenku Istriku

Dosenku Istriku

Status: tamat
Genre:Janda / Beda Usia / Wanita Karir / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Tamat
Popularitas:4.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Selalu diremehkan

Mobil yang dikendarai Dion pun akhirnya sampai juga di halaman luas kediaman papanya. Rumah yang menjadi saksi bagaimana Dion tumbuh besar di sana.

Dion menghela nafas kasar. Entah kenapa langkahnya begitu berat untuk memasuki rumah tersebut. Kenangan tentang dirinya dengan sang bunda pun terus terngiang di kepalanya.

Tapi demi Syifa dia harus terlihat baik-baik saja. Perlahan keduanya turun dari mobil. Seorang asisten menyambut Dion dan Syifa serta langsung membantu mereka membawa barang-barang.

"Selamat sore Tuan." sapa Pak Amir. Asisten di rumah tersebut.

"Sore, Pak. Dimana Papa dan Mama?" tanya Dion.

"Ada di dalam. Beliau sudah menunggu tuan muda." ujar Pak Amir.

Dion pun berjalan memasuki rumah itu sembari menggandeng tangan Syifa.

"Selamat datang, anak-anakku." Sambut Mama Rina dengan hangat.

Sementara Papa Wira tampak tersenyum di sebelah istrinya.

Dion menyalami tangan kedua orang tuanya. Setelah itu disusul Syifa. Pelukan hangat langsung didapatkan Syifa dari mama Rina. Memang sosok yang tampak ceria dan bersemangat adalah ibu mertuanya tersebut.

"Bella nya mana kok nggak di ajak sayang?" tanya Mama Rina.

"Bella masih ikut Mama ke Bandung dari kemarin lusa Ma, jadi cuma kita berdua di rumah." jawab Syifa.

"Oh, sayang banget ya. Padahal Mama kangen banget sama si cantik Bella, tapi nggak apa-apa. Mamanya Bella juga sama cantiknya, mama juga kangen banget sama anak cantik mama ini." puji Mama Rina kepada Syifa.

Syifa pun menanggapinya dengan senyum lebar. Senang sekali mendapatkan ibu mertua sebaik Mama Rina.

Mereka pun berkumpul di ruang keluarga sembari menunggu makanan yang disiapkan oleh para asisten. Sebenarnya masakan itu dimasak sendiri oleh Mama Rina. Para asisten hanya membantunya.

Sampai akhirnya waktunya tiba mereka pun bersiap menikmati makan malam. Berbagai macam makanan kesukaan masing-masing pun sudah Mama Rina siapkan.

"Dion, ini balado paru kesukaan kamu. Ini juga rica-rica ayam spesial Mama masakin buat kamu." dengan antusiasnya Mama Rina menyajikan makanan kesukaan Dion. Meski hanya menjawab dengan senyuman simpul nyatanya Dion tampak menikmati makanan itu.

"Ya begitulah Syifa, kalau ada Dion yang dipikirkan Mamamu cuma Dion terus, apa-apa pasti Dion." sahut Pak Wira.

Syifa pun hanya membalasnya dengan senyuman. Sementara Dion tampak mengacuhkan ucapan sang Papa.

"ish, Papa ini. Padahal Mama sudah perhatikan Papa setiap hari loh. Apa salahnya sekali-kali manjain anak." gerutu Mama Rina.

Sejauh ini suasana makan malam terjalin cukup hangat. Semua tampak menikmati makan malam dengan nikmat.

Hingga makan malam selesai mereka pun tampak santai berbincang di ruang keluarga. Mama Rina yang antusias banyak menanyakan tentang perkembangan Bella serta obrolan seputar perempuan.

"Apa kamu baru mau kesini kalau Mamamu ngotot mengajak makan malam Dion?" tiba-tiba Pak Wira menyeletuk.

"Maaf Pa, akhir-akhir ini Dion sibuk banyak tugas kuliah sama ngurus Cafe." ujar Dion.

Syifa yang merasa tidak enak pun ikut menyahut.

"Benar Pa, Dion harus mengerjakan beberapa tugasnya. Menjelang semester akhir begini pasti banyak sekali tugas. Dan untuk Syifa juga mohon maaf sekali Pa, pekerjaan di kampus juga sedang banyak. Belum lagi mengurus Bella. Maafkan kami Pa." ujar Syifa.

Papa Wira pun jadi terdiam. Niat hati hanya ingin memprotes Dion justru dibuat telak oleh ucapan Syifa.

"Oh, begitu ya. Maaf juga Papa kurang tahu." ujar Papa Wira.

Saat mereka sibuk berbincang tiba-tiba Papa Wira pergi ke ruang kerjanya dan tak berselang lama kembali bergabung dengan mereka.

Papa Wira menyerahkan sebuah cek bernominal cukup banyak kepada Syifa.

"Maaf, Apa ini Pa?" Syifa yang terkejut pun langsung bertanya kepada Papa mertuanya.

"Ini untuk kebutuhanmu juga Bella, Syifa. Anggap saja itu pengganti nafkah dari Dion. Papa tahu Dion tidak mungkin bisa menafkahi kamu jika dia masih belum kerja begini." dengan tanpa sadar ucapan Papa Wira tersebut membuat Dion mengernyitkan keningnya.

"Pa, aku menafkahi Syifa kok." sela Dion.

"Menafkahi dari mana memangnya penghasilan kamu Dion?" tanya Papa Wira remeh.

"Dari penghasilan Cafe." jawab Dion.

"Hah, cafe kecil begitu mana cukup buat kebutuhan istri dan anak kamu Dion. Sudahlah, biar papa yang urus. Papa nggak keberatan kok." cibir Papa wira.

Dion tampaknya mulai meradang. Namun secepatnya Syifa mengusap lembut tangan Dion. Setidaknya hal itu sedikit membuat Dion sedikit tenang.

"Maaf Pa, apa yang dikatakan Dion itu benar. Dion sudah menjalankan tugasnya sebagai seorang suami. Dia menafkahi Syifa dengan baik Pa. Meski tak sebesar yang Papa berikan. Tapi InsyaAllah itu sudah cukup. Apalagi Syifa juga bekerja jadi untuk masalah kebutuhan Bella, Papa tak perlu cemas. Soal perkembangan cafe menurut Syifa itu sudah bagus. Semakin hari pelanggan semakin ramai. Memang untuk menjadi besar butuh proses." ujar Syifa tegas.

"Tapi Syifa, penghasilanmu itu kan uang kamu. Untuk kebutuhanmu sendiri." ujar Papa Wira.

"Pa, Syifa tak pernah mempermasalahkan penghasilan Syifa untuk siapa. Yang jelas pernikahan ini bagi Syifa adalah sebuah hubungan yang harus dijalin dengan kerja sama. Mungkin Dion belum sukses tapi Syifa yakin dengan kita melakukan bersama maka semua akan teratasi. Jadi untuk uang yang Papa berikan mohon maaf sekali Syifa belum bisa menerimanya." Lagi-lagi ucapan Syifa membuat telak sang Papa mertua.

Syifa bukannya berniat membang atau meremehkan Papa mertuanya. Namun Syifa lebih menjaga nama baik suaminya. Bagaimanapun Dion adalah suami Syifa jadi sebagai istri dia harus membela sang suami selama tak membuat kesalahan.

Sementara Dion pun tertegun dengan ketegasan Syifa. Dia begitu percaya diri membela Dion. Untuk pertama kali dalam hidupnya ada seseorang yang begitu peduli dengannya. Dion semakin yakin bahwa Syifa adalah berkat yang dikirim Tuhan untuk mewarnai hidupnya.

Papa Wira pun hanya terdiam tak mengucapkan apapun. Terlihat jelas gurat kemarahan yang dia tahan. Sementara Dion sejak tadi menahan diri agar tidak emosi. Dia takut Syifa akan marah padanya.

"Syifa, ikut Mama sebentar yuk sayang. Ada yang perlu Mama berikan kepadamu." Mama Rina yang melihat kedua pria itu sedang menimbun emosi pun segera membawa Syifa pergi.

Keadaan seperti ini sungguh tidaklah baik untuk seorang Syifa yang merupakan anggota baru di keluarga itu.

"Apa Papa akan terus menganggapku remeh dan tak bisa apa-apa? Pa, sedikit saja hargailah aku sebagai putramu. Setidaknya di depan Syifa istriku." Dion tak kuasa menahan rasa kesalnya.

"DION.!" pekik Papa Wira yang seolah tak terima dengan protes Dion.

"Silahkan Papa meneriaki aku. Mencibir dan meremehkan aku. Aku sudah biasa Pa. Aku memang bukan anak yang bisa Papa harapkan. Aku hanya benalu di keluarga ini. Karena yang terbaik hanyalah kakak." ujar Dion menahan kecewa.

"Kenapa kamu bawa-bawa kakak kamu?" tanya Wira sinis.

"Karena Kakak adalah anak papa yang paling sempurna. Anak yang selalu Papa puja. Berbeda denganku, dan mungkin benar anggapan Papa sama dengan Kakak. Aku hanyalah anak haram yang tak ubahnya benalu di keluarga ini." dengan menahan rasa kecewa Dion beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Papanya begitu saja.

Sementara Syifa yang berjalan mengikuti Mama Rina pun terhenti saat mendengar Dion dari jauh. Syifa hanya bisa meneteskan air matanya. Tak disangka sang suami tengilnya yang selalu ceria dan menghibur dirinya justru mendapat perlakuan seperti itu oleh ayahnya sendiri.

...****************...

1
Mareta Minthul
zhaoliying
Suharsi Suharsi
Buruk
WwW
dmana mana ada sulaiman wk/Facepalm/
WwW
dmana mana ada sulaiman
Safa Almira
suka
Prafti Handayani
Di tgu season2nya y thor...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Prafti Handayani
Hmm,,Sultan mah bebas euy...☺
Prafti Handayani
Masih itu.
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
kayla: Hallo jangan lupa mampir di karya terbaru ku
" My Baby Girl"
Tentang Baby Charll yang mengejar cinta seorang William Kenneth seorang laki-laki berkebangsaan Amerika Serikat selama 2 tahun lebih

kalau suka jangan lupa di like, komen, sama subscribe yah
THANKYOU 😊🙏🏻😘😘💗
total 1 replies
Prafti Handayani
Ada yg kebelet Hamil nich...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Prafti Handayani
Biar Bella cepet dapet dedek y mas Dion...☺
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄
Prafti Handayani
Mantaaappp Dion...👍👍👍
Pujianto Ajha
Luar biasa
secret
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sri Wahyuni
setelah melewati Lika-liku yg panjang, drama kehidupannya, akhirnya semua berbahagia, 👍👍👍👍💪💪💪💪🌹🌹🌹
Wahyu Sasmito
sapa salah seleh(siapa salah musti ketahuan)
Yani
Sabar Dion
Yani
Harus Dion hatimu hanya untuk Syifa
Yani
Udah lama baru mampir lagi
Almira Tsania
lanjut kk sampek bella udh dewasa
Siti Aminah Mmh Fidi
kusa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!