Ujian datang bertubi-tubi untuk Elisa, gadis cantik putri pertama keluarga Nataprawira. Kematian sang adik yang misterius menambah penderitaan hidupnya semakin lengkap. Elisa menduga kesialannya itu berkaitan dengan perebutan hak waris dari sang kakek, Wira Natakusuma. Sayang sebelum menemukan akar masalahnya Elisa harus meregang nyawa.
Seorang pembunuh bayaran, menembak tepat di jantungnya. Elisa dinyatakan tewas, tapi keajaiban terjadi saat sebuah sistem misterius memilihnya menjadi tuan. Super Chef System, menjadikan Elisa yang buta masakan dan makanan menjadi dewi bertangan dingin yang bisa menciptakan berbagai menu baru.
Dengan kemampuan ajaib yang bersumber dari sistem, pelan tapi pasti Elisa mengambil alih perusahaan milik kedua orang tuanya.
Dapatkah Elisa mengungkapkan kematian adik lelakinya dengan bantuan sistem? Ikuti keseruan Elisa menciptakan kreasi makanan demi menjebak musuh-musuhnya hanya di Super Chef System
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nath_e, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama dimulai
Paginya Elisa sudah bersiap untuk menghadiri acara lelang saham sekaligus soft gathering perusahaan milik Nataprawira. Hari jadi perusahaan miliknya itu memang selalu dirayakan secara besar-besaran. Biasanya ayah dan ibu Elisa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi selalu hadir di setiap acara.
Keduanya bakal meluangkan waktu sebulan penuh hanya untuk menghadiri acara demi acara yang khusus diperuntukkan untuk anniversary perusahaan. Berbagai produk baru juga diluncurkan bersamaan dengan acara grand anniversary.
"Apa kali ini acaranya bakal semeriah tahun lalu?" Elisa bergumam lirih saat melihat foto kenangan bersama ayah, ibu dan Nico tahun lalu.
[Anda sedih nona?]
"Hem, Darren … aku tak tahu apa bisa menghadapi musuh-musuh ku hari ini."
[Saya yakin anda bisa, nona! Sistem akan memberi bantuan penuh untuk itu. Apakah anda ingin melihat status terakhir?]
"Ya, tolong perlihatkan padaku!"
[Menampilkan status terbaru!]
>>Super Chef System<<
[Nama : Elisa Nataprawira]
[Umur : 26 tahun]
[Pesona : 80]
[Kecantikan : 85]
[Soft skill chef : 80]
[Hard skill chef : 75]
[Kemampuan recreated : 70]
[Kemampuan memasak : 75]
[Total dana : 162, 5 juta]
[Hadiah tambahan : 0]
[Hadiah kejutan : teknik memotong tingkat tinggi, ilmu sihir pendeteksi makanan, keahlian pastry]
[Misi 8 : berhasil]
[Hadiah : 55 juta ditambahkan dalam akun]
[Sistem pemandu : Darren]
"Memasak semalam dijadikan misi?"
[Ya, nona! Sistem menganggap itu sebagai keberhasilan implementasi setelah pembaharuan sistem.]
"Terimakasih sekali lagi Darren," Elisa mematut dirinya di cermin. "Apa aku terlihat cantik?"
[Sangat cantik nona, tingkat pesona anda mencapai delapan puluh itu hampir mencapai sempurna.]
"Hhm, kau benar. Aku harus menarik perhatian Alex dan putranya yang bodoh itu. Aku juga harus waspada jika nanti mereka menyiapkan serangan untuk Elisa. Aku yakin mereka sedikit banyak sudah mengetahui jika Elisa lolos dari maut yang sewaktu waktu bisa muncul dan mengancam rencana besar mereka."
[Anda benar nona, Alex mungkin sudah bersiap untuk kedatangan Elisa. Mereka pasti menduga jika Elisa akan hadir di acara penting ini.]
"Elisa akan tetap datang! Aku akan datang dan menuntut balas!" Elisa menatap dirinya dalam cermin
"Elisa! Apa kau siap?" Suara Raka terdengar dari balik pintu.
"Ya, tunggu!"
Elisa merapikan sedikit dandanannya. Rambut tergerai dengan jepit mutiara berbentuk kupu-kupu yang indah, kemeja berwarna baby pink dan rok hitam berbelahan sedikit tinggi dilengkapi clutch hitam yang chic dengan penampilannya. Elisa sengaja membuka kancing atas kemeja untuk menambahkan kesan sensual dengan memperlihatkan sedikit gundukan aset berharganya.
"Hello, Diana! Let's play together! Ayo kita bermain dan tundukkan mereka!"
Pintu terbuka lebar, Elisa keluar kamar dengan anggun. Raka ternganga melihat penampilan Elisa yang sangat … sensual!
"Wow, apa ini tidak terlalu berlebihan? Maksudku, kau akan menjadi pusat perhatian El dan … ehm,"
"Kenapa memangnya? Kan bagus jadi aku bisa menarik perhatian putranya Alex. Itu tujuanku karena si bodoh itu gemar bermain perempuan. Aku akan membalas perbuatannya pada adik Banyu dan membuat lelaki itu tak berkutik!"
Raka mendengus kesal, sejujurnya ia cemburu karena Elisa jelas akan menarik perhatian para lelaki. Raka merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Elisa. Ia memperhatikan gerak gerik wanita cantik yang penampilannya membuat pusing kepala.
Pakaian Elisa sebenarnya tidak terlalu terbuka tapi saat ia berjongkok atau duduk di kursi, lembaran kain itu tersingkap menampilkan paha mulus dan belahan dada yang membuat Raka pusing. Tubuh Elisa yang sekal dan berisi, proporsional depan belakang membuat mata lelaki dijamin susah berkedip.
"Sayang, maksud Raka bukan begitu! Dia itu cuma pengen bilang kalo dia, cemburu!" Bu Anita yang juga terpana dengan penampilan Elisa tergelak melihat wajah putranya mirip kepiting rebus.
"Bunda sudah siap?" Raka berpaling dari Elisa, sengaja mengalihkan pandangannya. ibu Anita tak pernah salah menebak hati putranya.
"Hei, disana kita nggak saling kenal ok? Jangan panggil bunda! Kamu adalah tunangan Diana dan tetaplah disisi Elisa sampai acara selesai!"
Elisa menyemburkan minuman yang nyaris tertelan. "A-apa?! Tu-tunangan? Tapi kemarin B nggak bilang apa-apa?" protesnya dengan dahi berkerut.
"A little surprise, sayang!" kerling Bu Anita pada Elisa.
"B sudah mengatur semuanya! Kita tidak saling kenal! Raka jaga Elisa jangan sampai kamu tinggalin, disana musuhnya banyak!" lanjutnya lagi mengingatkan putranya.
"Lah kalo mau ke toilet gimana Bun, kan lama acaranya belum lagi kalau gugup pasti kan nervous terus kebelet pipis, Bun?!" Raka berkilah.
Bu Anita membulat kan matanya pada Raka, "Pokoknya tempel terus Elisa! Kalo perlu tahan, kalau terpaksa juga bawa Elisa ke toilet! Bunda nggak rela calon menantu bunda jadi tontonan apalagi jadi korban mata lelaki disana!"
Elisa memijat kepalanya yang sama sekali tak pusing, ia hanya bingung dengan tingkah Bu Anita. "Tante, namanya nyamar gimana sih? Nanti kalo nggak beda auto mereka curiga, lagipula overprotektif juga bakal berbahaya."
"No, pokoknya Raka harus stay di sebelah kamu!"
Elisa pasrah, ia memilih untuk memeriksa kelengkapan data yang kemudian diserahkan pada Raka.
"Bunda ada-ada aja! Terserah deh!"
Suara mobil berhenti di halaman rumah mengalihkan perhatian mereka. Dua mobil mewah dengan warna berbeda terparkir. Empat orang pria berjas hitam lengkap dengan kacamata hitam ala bodyguard memasuki teras.
"Selamat pagi menjelang siang, kami ditugaskan menjemput bapak dan ibu." Salah satu dari keempat pria gagah itu menyala dengan sopan.
"B yang suruh kalian?" Elisa bertanya tegas.
Keempatnya saling pandang karena bingung, "Pak Banyu maksud ibu?"
"Iya!"
"Betul, beliau juga meminta bapak dan ibu memakai ini."
Pria tampan dengan earpiece menyodorkan kotak hitam pada Raka yang segera dibukanya. Raka, Elisa, dan Bu Anita segera memasangnya.
"Jika sudah siap kita berangkat!" Salah satu lelaki itu mempersilahkan Elisa berjalan di depan.
"Beri jeda waktu, kita berangkat dulu baru mobil kedua menyusul!" Perintah Elisa pada keempat bodyguard yang disambut anggukan kepala.
Elisa dan Raka masuk ke dalam mobil berwarna hitam, selang lima belas menit mobil Silver yang diisi Bu Anita menyusul dengan rute yang berbeda.
"Kami dalam perjalanan, B!" Elisa mengabarkan pada Banyu dan juga Raffi.
"Oke, monitor Raffi! Siapkan anak buah kita!" Banyu merespon dari seberang.
"Kau siap, El?" Banyu kembali bicara melalui earpiece.
"Tentu, ayo kita mainkan dramanya!"
untuk sementara Elisa Hiatus dulu yaa, saya fokus di sebelah n novel horor untuk even...cerita bakal dilanjutkan lagi setelah even selesai 🙏🙏mohon maaf sudah menunggu...