NovelToon NovelToon
Misi Jantung Berdebar

Misi Jantung Berdebar

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Bad Boy / Sistem / Cintapertama
Popularitas:105
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

​Di sudut sebuah toserba 24 jam yang sepi, seorang pemuda berdiri di balik kasir. Namanya Jin Ray.

​Ray bukan pemuda biasa. Di balik seragam toserba berwarna oranye norak yang ia kenakan, tubuhnya dipenuhi bekas luka. Ada luka sayatan tipis di alis kirinya dan bekas jahitan lama di punggung tangannya. Tatapannya tajam, waspada, seperti seekor serigala yang dipaksa memakai kalung anjing rumahan.

​“Tiga ribu lima ratus won,” ucap Ray datar. Suaranya serak, berat, jenis suara yang dulu membuat orang gemetar ketakutan saat ia menagih utang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Borgol dan Pengakuan

​Ketukan di pintu semakin keras, seirama dengan detak jantung Ray yang memburu.

​"Buka! Polisi!"

​Ray menatap pintu kayu itu, lalu menoleh ke arah Hana yang baru saja terbangun dengan wajah bingung. Rambutnya berantakan, matanya masih menyipit karena kantuk.

​"Ray-ssi? Kenapa ribut sekali?" gumam Hana.

​Ray bergerak cepat. Ia menyambar jaketnya, menutupi bahu Hana. "Dengar, Hana. Apapun yang terjadi, jangan panik. Katakan yang sejujurnya."

​"Apa maksudmu?"

​Sebelum Ray sempat menjawab, pintu apartemen didobrak paksa.

​BRAK!

​Dua petugas berseragam menyerbu masuk dengan pistol taser terarah. Di belakang mereka, Kang Min-Ho melangkah masuk dengan wajah penuh kekhawatiran yang dibuat-buat dengan sempurna.

​"Hana! Kau tidak apa-apa?!" seru Min-Ho, langsung berlari ke arah Hana dan memisahkan gadis itu dari Ray. "Dia tidak menyakitimu, kan? Bajingan ini... berani-beraninya dia menyandera tunanganku!"

​Ray mengangkat kedua tangannya perlahan.

​[Peringatan Sistem!]

[Tingkat Provokasi Musuh: 100%.]

[Opsi A: Lawan Petugas (Peluang Menang 90%, Peluang Buronan Seumur Hidup 100%).]

[Opsi B: Menyerah (Peluang Selamat 50%, Harga Diri -100).]

​Ray menatap mata Hana yang membelalak ngeri. Jika Ray melawan, Hana akan melihat sisi monster dalam dirinya. Sisi "The Mad Dog".

​Ray menghela napas panjang. "Aku menyerah," katanya tenang.

​Polisi langsung menyergap Ray, memelintir tangannya ke belakang, dan memasangkan borgol besi yang dingin.

​"Jin Ray, kau ditahan atas tuduhan penculikan, masuk tanpa izin, dan tindakan tidak menyenangkan," bacot salah satu polisi.

​"Tunggu!" teriak Hana, mencoba melepaskan diri dari rangkulan Min-Ho. "Kalian salah paham! Dia tidak menculikku! Dia menolongku!"

​Min-Ho menahan bahu Hana dengan lembut namun tegas. "Hana, sayang, kau masih syok. Dia memanipulasimu. Lihat dia. Dia mantan narapidana kekerasan. Orang seperti dia tidak 'menolong' tanpa alasan."

​Kata-kata itu menohok Ray. Ia melihat keraguan sekilas di mata para polisi. Ray hanya menunduk, membiarkan dirinya diseret keluar dari apartemen.

​Saat melewati Hana, Ray tersenyum tipis—senyum sedih yang menyiratkan perpisahan. "Kunci pintumu lain kali, Nona Choi."

​Kantor Polisi Gangnam – Ruang Interogasi 4

​Dua jam kemudian.

​Ruangan itu sempit, bau rokok basi, dan hanya diterangi satu lampu neon yang berdengung. Ray duduk dengan tangan terborgol di meja besi.

​Di seberang kaca satu arah, Ray tahu Min-Ho sedang menonton. Menikmati kemenangannya.

​Seorang detektif tua membanting berkas ke meja. "Jin Ray. Residivis kasus penganiayaan berat tiga tahun lalu. Baru bebas enam bulan. Dan sekarang kau main-main dengan putri keluarga baik-baik?"

​"Aku diundang masuk," jawab Ray datar.

​"Bohong. Direktur Kang Min-Ho mengatakan kau menguntit Nona Choi sejak lama. Kau sengaja bekerja di toserba dekat rumahnya, kan?"

​Ray diam. Percuma membela diri. Min-Ho punya uang dan kuasa. Di mata hukum, Ray hanyalah sampah masyarakat.

​Mungkin ini yang terbaik, pikir Ray. Sistem sialan itu bilang Hana adalah wadah segel kiamat. Jika Ray terus di dekatnya, bahaya akan terus datang. Min-Ho, meskipun brengsek, punya kekuatan dan uang untuk melindungi Hana.

​[Mental Host Sedang Goyah.]

[Peringatan: Putus asa akan mengurangi Karma.]

​"Sudahlah," kata Ray lelah. "Tulis saja apa yang kalian mau. Aku lelah."

​Detektif itu menyeringai, siap mengetik laporan palsu.

​Tiba-tiba, pintu ruang interogasi terbuka lebar dengan suara keras.

​"Hentikan!"

​Semua orang menoleh. Di ambang pintu, berdiri Choi Hana. Matanya merah dan bengkak karena menangis, tapi tatapannya menyala-nyala. Di belakangnya, Min-Ho berusaha menahannya, tapi kali ini Hana menepis tangan pria kaya itu dengan kasar.

​"Nona Choi, Anda tidak boleh masuk ke sini," kata detektif itu gugup.

​Hana berjalan lurus ke arah meja Ray. Ia menatap borgol di tangan Ray, lalu menatap detektif itu.

​"Lepaskan dia," perintah Hana. Suaranya bergetar, tapi tegas.

​"Hana, jangan konyol," potong Min-Ho dari belakang, suaranya mulai kehilangan kesabaran. "Dia penjahat. Dia berbahaya untukmu."

​Hana berbalik menghadap Min-Ho. Untuk pertama kalinya, gadis lembut itu menunjukkan taringnya.

​"Yang berbahaya adalah kau, Direktur Kang!" seru Hana. Ruangan itu hening seketika. "Kau mendobrak rumahku, kau menuduh orang sembarangan, dan kau terus memanggilku 'tunangan' padahal aku sudah menolak lamaranmu tiga kali!"

​Min-Ho terdiam, rahangnya mengeras. Topeng pangeran sempurnanya retak sedikit.

​Hana kembali menatap polisi. "Pria ini, Jin Ray, datang karena aku meneleponnya. Aku memintanya datang karena aku ketakutan. Dia menjagaku semalaman. Dia tidak menyentuhku seujung jari pun. Dia tidur di sofa!"

​"Tapi Nona, latar belakangnya..."

​"Aku tidak peduli masa lalunya!" potong Hana, air mata mulai menetes lagi di pipinya. "Yang aku tahu, saat aku butuh bantuan, dia datang. Saat aku lapar, dia memberiku makan. Saat aku kehujanan, dia memberiku payung. Dia..."

​Hana menarik napas panjang, menatap mata Ray dalam-dalam.

​"Dia adalah pacarku."

​Hening.

​Ray membelalakkan mata. Min-Ho membeku. Polisi menjatuhkan pulpennya.

​[PERINGATAN KRITIS!]

[Pernyataan Cinta Diterima!]

[Affection Choi Hana Melonjak: 75/100 (Cinta Mendalam).]

[Segel Naga: RETAK 10%.]

[Deteksi Gempa Bumi Ringan di Area Seoul.]

​Lantai kantor polisi bergetar pelan. Lampu neon berkedip liar. Orang-orang mengira itu hanya gempa kecil biasa. Tapi Ray tahu. Itu adalah peringatan kiamat.

​Jantung Hana berdebar terlalu kencang untuk Ray. Cinta gadis ini terlalu kuat.

​"Lepaskan pacarku," ulang Hana, kali ini lebih lembut.

​Detektif itu menatap Min-Ho, meminta petunjuk. Tapi Min-Ho tahu dia sudah kalah di babak ini. Jika dia memaksa menahan Ray, dia akan terlihat sebagai orang ketiga yang obsesif.

​Min-Ho merapikan jasnya, wajahnya kembali datar dan dingin. "Baiklah. Jika itu maumu, Hana. Tapi ingat... kau memilih serigala daripada penjaga istana. Jangan menangis saat dia menggigitmu nanti."

​Min-Ho berbalik dan pergi, meninggalkan aura pembunuh yang pekat di lorong.

​Di Luar Kantor Polisi

​Ray dan Hana duduk di tangga beton depan kantor polisi. Matahari mulai terbenam, menciptakan siluet oranye di langit Seoul. Tangan Ray sudah bebas, tapi pergelangan tangannya memerah bekas borgol.

​Hana menyodorkan sekaleng kopi dingin yang baru dibelinya dari mesin penjual otomatis.

​"Terima kasih," kata Ray canggung.

​"Maafkan aku," bisik Hana. "Gara-gara aku, kau jadi masuk ke sana."

​"Kau baru saja berbohong di depan hukum," kata Ray, menyesap kopinya. "Pacar? Serius?"

​Wajah Hana memerah padam. Ia memalingkan wajah, pura-pura melihat lalu lintas. "Itu... itu satu-satunya cara agar mereka percaya. Darurat."

​"Hana."

​"Ya?"

​Ray menatap gadis itu. System di matanya menunjukkan retakan halus pada angka 75/100 di atas kepala Hana.

​Ray berada dalam dilema terbesar dalam hidupnya.

​Jika dia menjauhi Hana, Min-Ho (dan monster-monster lain) akan menghancurkannya.

Jika dia mencintai Hana dan Hana semakin mencintainya, Segel Naga akan pecah dan dunia akan kiamat.

​Tugas Ray bukan hanya melindungi Hana dari monster. Dia harus melindungi Hana dari... perasaan cintanya sendiri. Dia harus menjadi pacar yang cukup baik untuk melindunginya, tapi cukup menyebalkan agar Hana tidak terlalu cinta.

​Ini misi yang mustahil, batin Ray.

​"Mulai sekarang," kata Ray pelan. "Kita harus berhati-hati. Min-Ho tidak akan berhenti."

​Hana mengangguk, lalu memberanikan diri menggenggam kelingking Ray dengan jari kelingkingnya. "Selama kau ada, aku tidak takut."

​KREK.

​Suara retakan digital terdengar di telinga Ray.

​[Segel Retak: 12%.]

[Saran Sistem: Lakukan sesuatu yang Unromantic sekarang juga! Cepat!]

​Ray panik. Dia harus menurunkan Affection Hana sedikit, tapi tidak sampai membuatnya benci.

​"Ehem," Ray berdeham keras. "Hana, kau tahu... saat tidur tadi, kau ngorok. Keras sekali. Seperti truk diesel."

​Hana melepaskan tangan Ray, matanya melotot kaget dan malu. "A-apa?! Aku tidak ngorok!"

​"Iya. Dan ilermu membasahi jaketku. Lihat ini." Ray menunjuk noda imajiner di bahunya.

​"Jin Ray! Kau menyebalkan!" Hana memukul lengan Ray, wajahnya merah karena malu, bukan karena cinta yang meluap-luap.

​TING!

​[Affection Turun Sedikit: 72/100.]

[Segel Stabil Kembali.]

[Kerja Bagus, Bodoh.]

​Ray tertawa kecil saat Hana terus memukulnya dengan tas tangan. Di balik tawa itu, Ray bersumpah.

​Aku akan melindungimu, Hana. Dari Min-Ho, dari Naga, dan dari takdir sialan ini. Meskipun aku harus menjadi pria paling menyebalkan di dunia.

1
FANS No 1
💪🔥🔥
Ray void
selamat membaca😁😁🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!