Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Kedua orang selir itu pun akhirnya menyetujui permintaan dari Xuan Jian, keduanya bersepakat akan pergi ke Paviliun permaisuri untuk mengantarkan hadiah spesial yang telah dipersiapkan. Sementara Xuan Jian akan kembali ke Paviliun bobrok untuk menemui sang ibu.
Kedatangan kedua selir itu tentu menarik perhatian dari para pelayan kepercayaan permaisuri, mengingat selama ini kedua selir itu tidak pernah sekalipun mendatangi kediaman orang nomor 2 di kekaisaran jiahu itu.
Namun nyatanya hari ini mata mereka melihat sendiri, saat kedua selir itu membawa bungkusan untuk dijadikan hadiah kepada permaisuri Xue Yi, setelah mendapatkan izin untuk memasuki paviliun milik permaisuri, akhirnya kedua selir itu pun segera diantar oleh salah seorang pelayan dan langsung masuk ke sebuah aula di mana sang permaisuri tengah duduk bersantai dengan beberapa camilan di depannya.
Dia pun segera meminta kedua selir itu untuk ikut bergabung bersamanya menikmati hidangan ala kadarnya yang telah dipersiapkan oleh para pelayan, selir Xiao Xia beserta selir Feng Ling langsung mendudukkan diri mereka pada salah satu kursi yang berada di hadapan permaisuri.
Mereka pun segera memberikan hadiah yang dibawanya langsung pada permaisuri, melihat keindahan bunga yang dipersembahkan oleh selir Feng Ling, permaisuri pun sangat menyukainya, dengan cepat dia meminta kepada pelayan untuk segera menanam bunga itu di taman.
Tak lama selir Xiao Xia pun menyerahkan bungkusan yang berisi dupa, permaisuri sejenak mengerutkan dahi, Mengapa selir Xiao Xia memberikan dupa itu? namun selir itu mengatakan Jika dia memberikan dupa agar permaisuri bisa merasakan relaksasi di kamarnya sendiri, hal itu tentu menarik minat permaisuri yang selama ini merasa sering mengalami berbagai masalah dengan tubuhnya karena terlalu banyak fikiran atau pun tidak bisa tidur.
Setelah berbasa-basi sejenak, akhirnya kedua selir itu pun kembali berpamitan, permaisuri Xue Yi meminta para pelayannya untuk mengirimkan beberapa kue khas yang ada di paviliunnya untuk kedua selir itu, nampaknya sang permaisuri ingin sedikit memamerkan kepandaian dari pelayannya yang sangat mahir dalam membuat kue.
.
.
.
Xuan Jian saat ini sudah sampai di Paviliun bobrok, dia pun segera mendatangi sang Ibu dan mengajaknya untuk makan bersama, berbagai macam hidangan dan juga kue saat ini telah terhidang di atas meja, sehingga membuat selir Xuan Yang sedikit penasaran.
Dari mana putri kesayangannya itu memiliki koin untuk membeli semua makanan enak yang saat ini ada di hadapannya? Sedangkan putri Xuan Jian beralasan, Jika dia meminta koin itu pada kedua selir Kaisar, sehingga akhirnya selir Xuan Yang tidak melanjutkan kembali pertanyaannya karena mengetahui jika kedua selir itu telah berjanji untuk saling membantu.
Akhirnya kedua wanita berbeda usia itu pun segera makan bersama, tak lupa mereka juga mengajak Mei Ling untuk ikut bergabung bersama mereka.
Meskipun status mei Ling hanyalah seorang pelayan di paviliun bobrok itu, nyatanya dia selalu diperlakukan seperti keluarga oleh selir Xuan Yang maupun Putri Xuan Jian, sehingga saat ini mereka bisa menikmati seluruh makanan yang enak itu, dan berbagi bersama Mei Ling agar pelayannya itu juga bisa merasakan makanan yang sehat sesekali.
.
.
.
Sementara itu di paviliun mawar saat ini, permaisuri kedatangan seseorang yang masuk ke paviliun mawar dengan menyelinap melewati jendela kamar dari permaisuri, dia pun dengan segera menyerahkan bungkusan kecil pada sang permaisuri.
Permaisuri Xue Yi mengerutkan dahi, namun dia tak bisa bertanya lebih panjang lagi karena saat itu, Kaisar Wei Huang telah tiba di paviliun mawar untuk makan bersama permaisuri.
Sang permaisuri segera menyuruh pelayannya untuk menyembunyikan bungkusan yang baru saja dia terima di tempat yang tidak mungkin terlihat oleh sang Kaisar, sedangkan dia langsung menyambut kedatangan orang nomor satu di kekaisaran jiahu itu dengan senyuman yang sangat manis.
Dia sengaja ingin mempertontonkan kebersamaannya bersama Kaisar, agar para selir yang lain merasa cemburu terhadapnya, namun hal itu tentu saja tidak membuat ketiga selir merasa terganggu, ketiganya saat ini tengah duduk di sebuah Gazebo sambil memandang bulan, sedangkan Xuan Jian telah menghilang dari beberapa saat yang lalu.
.
.
.
Di salah satu tempat yang tersembunyi dan sedikit gelap, ada sesosok bayangan yang saat ini tengah mengendap-ngendap, matanya terlihat menyala menandakan jika sang empunya memiliki penglihatan yang sangat tajam.
Dia bergerak dengan sangat lincah, bahkan tubuhnya terlihat begitu lentur saat dia mempertontonkan keahliannya.
Di bawah langit yang gelap, sosoknya semakin tersembunyi, bahkan para prajurit yang menjaga tempat itu sekalipun tidak bisa melihat keberadaan si penyusup yang saat ini tengah tersenyum dengan sesuatu seperti seruling di tangan kanannya.
Jika menganggap bahwa orang itu memiliki niat baik, maka mungkin itu adalah sebuah kesalahan, Karena nyatanya benda yang saat ini ada ditangannya adalah senjata tiup untuk melesatkan banyak sekali jarum-jarum beracun ke arah mangsanya.
Kaisar Wei Huang segera kembali menuju ke ruang kerjanya setelah menyelesaikan makan malam bersama sang permaisuri, dia pun diiringi oleh Kasim dan juga 5 orang prajuritnya, sementara permaisuri saat ini tengah berdiri melepas kepergian sang Kaisar di depan pintu paviliunnya.
Wanita itu menyunggingkan senyuman tipis sebelum akhirnya dia memanggil sebuah nama, "Ah Lung!"
Tak lama seorang pria berpakaian serba hitam pun datang dan langsung bersimpuh penuh hormat di hadapan sang permaisuri.
"Aku telah memiliki token militer saat ini, kita telah mendapatkan 5000 orang pasukan yang bisa digunakan untuk menjatuhkan Kaisar dari tahtanya, persiapkan semua orang untuk berkumpul di tempat yang biasa esok hari!Aku akan datang ke sana." ucap sang permaisuri.
Orang yang dipanggil Ah Lung pun segera mengangguk, kemudian dia melesat dengan cepat dari sana, dia harus segera meninggalkan istana kekaisaran dan kembali menuju markas, tempat di mana orang-orang yang selama ini mendukung sang permaisuri berada.
Sementara sosok yang berada di kegelapan itu pun segera memanggil seseorang, dua orang pria berpakaian serba hitam pun muncul dan dia segera memintanya agar mengikuti orang yang tadi berbicara dengan permaisuri, sementara dirinya akan segera menyelinap ke dalam Paviliun mawar untuk mengambil token yang tadi telah disebutkan oleh sang permaisuri.
Dia bukanlah seorang yang bodoh sehingga akan percaya begitu saja, sebelum melihat sendiri token yang dimaksud oleh permaisuri Xue Yi. Tak lama sebuah bayangan meloncat keluar dari salah satu ruangan yang ada di paviliun mawar, dia bergerak dengan sangat cepat menuju ke satu arah.
Itu adalah gudang! Bayangan itu menghilang dibalik gudang. Sehingga sosok yang sejak tadi menyusup pun ikut mengejarnya, dia harus mengetahui apakah orang itu musuh ataukah kawan, namun dia harus kehilangan jejak saat sudah sampai di dekat gudang kosong, yang tadi dituju oleh sosok berpakaian hitam itu.
Sehingga membuat dia mendengus dan menghentakkan kedua kakinya dengan kesal.
"Dasar sial!" ucapnya sambil membalikkan badan dan kembali ke dalam paviliun mawar milik permaisuri.