Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror
"Nya, lo tau nggak?"
"Nggak." Jawab Anya di seberang sana. Saat ini kedua gadis itu sedang melakukan video call. Lebih tepatnya Freya yang menghubungi duluan sahabatnya untuk melampiaskan kebahagian yang menerpa dirinya saat ini.
"Gue belum selesai njir, jangan potong dulu," ucap Freya sewot.
"Oh gitu, hehehe maaf- maaf silahkan lanjutkan." Anya tanpa merasa bersalah cuma menyengir.
"Si Arvin suka sama gue Nya, dia bilang dia udah jatuh sedalam-dalamnya sama pesona gue. Katanya dia kemarin takut banget kehilangan gue," ungkap Freya dengan hebohnya. Untung saja apartemen itu kedap suara jadi gak ada yang dengar. Bisa- bisa dia malu kalo ada orang yang mendengarnya, terlebih-lebih Arvin.
"Njir, lo gak bohong kan? lo jangan halu lagi deh," ucap Anya gak percaya. Mata gadis itu spontan membulat.
"Kok halu sih, gue serius njir. Gue aja awalnya gak percaya, aaa... ada untungnya juga ya gue kecelakaan sampai koma, hehehe," ucap Freya sambil tersenyum dan memejamkan matanya. Gadis itu mengingat kejadian kemarin dan hari ini diperjalanan saat mendapat kata dan perlakuan romantis dari sang idola.
"Dih, malah senang. Untung aja tuhan masih sayang sama lo. Coba nggak, udah out lo dari bumi. Soalnya kata Gleen dokter aja sempat nyerah," ucap Anya ngeledek.
"Jahat banget lo doain gue mati." Freya cemberut mendengar perkataan sahabatnya.
"Nggak kok sayang," ucap Anya dengan nada yang di lembut-lembutkan namun kedengaran menjijikkan.
"Nggak usah panggil gue sayang, jijik tau nggak," ucap Freya tegas.
"Yeee pake jijik-jijikan, coba Arvin pasti senangkan lu," ucap Anya dengan sedikit sewot.
"Pastinya donk," ucap Freya sambil menyengir menampilkan gigi kelincinya.
"Berarti kalian udah jadian donk?" tanya Anya penasaran.
"Nggak tahu," jawab Freya sedikit bingung.
"Kok tidak tahu," tanya Anya penasaran.
"Ya pokoknya gak tahu," jawab Freya linglung.
"Ya emang dia nggak nembak lo apa, nggak ngajak pacaran gitu," tanya Anya lagi
"Nggak, dia cuma bilang dia cinta sama gue," jawab Freya dengan wajah polosnya.
"Njir, kenapa gak lo yang ngajak aja,"
"Ya kali, malu lah,"
"Giliran gitu aja malu, padahal dulu aja ngejar-ngejarnya brutal amat,"
"Ya itu dulu, bukan sekarang,'
"Ya tapi lo harus minta kepastian juga, masa mau hts-an. Gak enak tau, apalagi dia itu bukan cowok biasa. Dia itu aktor loh, banyak banget yang incer dia. Di kalangan selebriti lain juga gue yakin ada beberapa ya suka sama dia,"
"Iya juga sih, gue tau hts an itu gak enak. Tapi nanti aja, siapa tau doi tunggu waktu yang pas buat nembak gue kali. Yang penting saat ini dia udah jatuh cinta sama gue itu udah cukup gue,"
"Serah lo aja deh, yang penting gue udah kasih tahu. Udah dulu ya gue mau tidur, capek habis ngampus. By bye Freya cantik, gue matiin dulu ya. Ummmachhhhh,"
"Yee, main dimatiin aja. Biarin ajalah gue mau drakor dulu," ucap Freya.
Tiba-tiba ada nomor yang tidak kenal menghubungi gadis itu, namun angkanya sangat aneh. Jumah angka nomor itu 13, lebih satu. Awalnya Freya tidak menghiraukan panggilan itu.Namun, nomor itu terus menerus melakukan panggilan sehingga Freya dengan terpaksa mengangkat nomor itu.
Anehnya saat Freya mengangkat panggilan tersebut, tidak ada suara dari panggilan tersebut. Gadis itu pun mematikan panggilan itu, semenit kemudian nomor itu kembali menghubungi Freya. Lagi dan lagi gak ada suara saat Freya mengangkat panggilan tersebut. Sampai akhirnya Freya memutuskan untuk memblokir panggilan tersebut.
"Aneh banget sih," guman Freya.
Tak lama kemudian ia mendengar seseorang mengetuk pintu apartemennya. Gadis itu pun bergegas membuka pintu itu, namun ia tidak menemukan siapa-siapa. Saat menunduk, Freya melihat sebuah kotak dibungkus kertas kado dan dikasih pita.
Dengan ragu-ragu Freya mengambil kotak tersebut dan menutup kembali pintunya. Di kotak tersebut terdapat sticky note yang bertuliskan 'Special For you Freya♥️.
Melihat tulisan itu, Freya mengira itu dari Arvin. Freya tersenyum dan memeluk kota itu. "Gak nyangka banget gue, Arvin bisa seromantis ini ternyata," guman Freya sambil memeluk kotak tersebut.
Dengan rasa penasaran bercampur senang, Freya membuka kotak tersebut. Namun saat membukanya, ia cuma menemukan kotak lagi yg sedikit lebih kecil. Gadis itu membuka kotak itu dan lagi-lagi isinya lapisan kotak. Hal tersebut ia terjadi sampai 5 lapisan. Hingga di kotak terakhir, alangkah terkejutnya gadis itu menemukan sebuah sapu tangan penuh darah, diatas sapu tangan itu terdapat foto dirinya. Terdapat juga sebuah kertas disana yang bertuliskan 'Jangan pernah bermimpi menjadi miliknya' hingga Freya menjatuhkan kotak itu secara spontan.
'Siapa sih yang lakuin ini ke gue,' batin Freya. Tak sadar air mata turun dari wajah manisnya. Tak mau ambil pusing, ia membuang kotak itu ke tempat sampah dan menutup rapat-rapat semua jendela yang ada kemudian memutar ayat suci Al-Quran untuk menenangkan dirinya. Gadis itu pun mencoba untuk tidur, padahal niatnya tadi ingin drakor.
Keesokannya, Freya menceritakan semua yang menimpa dirinya ke Arvin. "Udah gak usah dipikirin, mungkin itu orang iseng," ucap Arvin berusaha menenangkan Freya.
"Gak mungkin Vin, masa orang iseng. Gak masuk akal banget," ucap Freya dengan wajah pucat nya.
“Aku takut banget, baru kali ini aku diteror," ucap Freya lagi dengan tubuh yang bergetar. Arvin seketika mendekap tubuh Freya, mengelus rambut hitam pekat milik gadis itu dan mengecup sekilas rambut itu. "Ssst, udah ya. Selama ada aku di sisi kamu, kamu akan aman. Gak usah terlalu dipikirin nanti kamu sakit," ucap Arvin dengan lembut.
Tanpa mereka sadari, seseorang dari kejauhan sedang memantau mereka. Orang itu kemudian pergi dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Widih, berpelukan nih kek teletubbies aja. Ikut donk," ucap Ryan sambil membentangkan tangannya dan berniat bergabung. Namun dengan tiba-tiba Arvin menahan jidat cowok itu.
"Busyet, sakit nih jidat gue Vin," ucap Ryan sambil memegang jidatnya yang terasa perih.
"Ya, lagian lo lansung mau meluk-meluk aja. Ya pawangnya marahnya lah," ucap Megan sambil terkekeh ringan.
"Ya kan ada Arvin juga yang akan gue peluk," ucap Ryan membela dirinya sendiri.
"Ya tetap aja ujung-ujungnya lo bersentuhan dengan Freya Yan," ucap Megan lagi.
"Dih posesif amat lu, dulu aja sok-sok an jual mahal," ucap Ryan yang lansung dihadiahi tatapan tajam oleh Arvin.
"Berisik banget!" ucap Arvin dingin.
"Gak usah marah-marah kali cepat tua entar, terus Freya gak jadi suka lagi sama lu. Sukanya nanti sama gue, kan gue yang repot. Ya kan Frey," ucap Ryan dengan nada genit sambil mengedipkan matanya sebelah ke arah Freya.
"Udah bosan hidup lu Yan?" ucap Arvin dan tatapan intimidasi.
"Udah lah Yan, mending kita gabung ma yang lain aja. Gak usah ganggu mereka," ucap Megan sambil menarik Ryan pergi meninggalkan tempat itu.
kamu harus hati-hati Freya, karena banyak yang tidak suka !
hati -hati Freya !!
sekarang malah mau jadi manager artis idolanya
Betul -betul sambil menyelam minum air tuh anak....pede abis