Adelia Putri, harus mengubur semua cita-citanya, ingin kuliah dan juga menikah dengan laki-laki yang ia cintai. Dikarenakan musibah yang menimpanya. Adelia di perkosa oleh tiga orang pemuda yang kebetulan melintas di saat ia pulang bekerja. Ketiganya dalam keadaan mabuk berat dan mereka merupakan anak-anak dari pengusaha terkenal di ibu kota tersebut.
Salah satu dari orang tua pemuda itu mendapatkan ancaman, bila Elvino putranya tidak bertanggung jawab atas perbuatan bejatnya. Maka orang itu akan menyebarkan foto dan Video pada saat kejadian.
Jadilah orang tua Elvino harus menikahkan putra sulungnya dengan gadis yatim piatu. Semua itu tentu demi nama baik keluarga mereka.
Namun, setelah menikah Elvino bukannya merasa bersalah sudah menghancurkan masa depan Adelia. Justru ia membenci gadis itu. Padahal Adelia tengah hamil yang dia sendiri tidak tahu anak siapa. Tapi Adelia ingat, Elvino adalah laki-laki pertama yang mengambil kesuciannya. Penasaran? Yuk baca cerita selanjutnya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Elvino.
💝💝💝💝💝💝
...HAPPY READING......
.
.
"Duduk di sini, biar aku yang ambil buahnya," titah Elvino menyuruh Adelia duduk pada kursi kayu yang ada di samping warung.
"Kamu awas jatuh, ya," ucap gadis itu mengingatkan. Dia menuruti perkataan suaminya.
Elvino yang mendengar ucapan Adelia hanya tersenyum kecil dengan hatinya yang terasa menghangat secara tiba-tiba. Meskipun tidak langsung tapi dari perkataan istrinya pemuda tersebut tahu jika Adel masih perduli padanya.
"Wah, Adel mau ngambil mangga nya sekarang?" kata ibu pemilik warung setelah melayani pembelinya. Dia juga sudah mengetahui bahwa Adel pengen rujak mangga Pak RT. Makanya beliau nanya karena setahunya Tante Mona bilang mau mengambilnya sore. Setelah Paman Hasan pulang dari bekerja.
"Iya Bu," jawab Adel singkat.
"Ibu kira mau sore," timpal si ibu itu lagi. "Apa suami kamu bisa manjat?" tanyanya karena melihat El baru melepaskan jaket yang ia pakai lalu kembali berjalan mendekati Adel.
Melihat hal tersebut Adelia yang sudah duduk hendak berdiri. Namun, suara Elvino membuat dia tetap pada posisinya.
"Sudah duduk saja, ini pegang. Aku tidak mungkin manjat pakai jaket," cegah El menyerahkan jaketnya dan dia juga melepas sepatu yang ia pakai.
"Kenapa bau jaketnya harum sekali?"
Gumam Adel mendekap jaket Elvino di perutnya. Sehingga untuk beberapa detik dia terpaku menikmati bau parfum sang suami yang menurutnya sangat wangi. Namun, tidak lama karena suara ibu pemilik warung yang bertanya.
"Adel, apakah kalian tidak ada membawa kresek?" tanya beliau karena mau bertanya pada El pemuda itu terlihat dingin dan menakutkan.
"Astaga! Saya lupa! Apa boleh minta kresek kecil, Bu?" seru gadis itu baru ingat.
"Tentu saja, tunggu sebentar biar ibu ambil," setelah itu wanita tersebut kembali ke warung untuk mengambil kresek. Lalu dia bawa ke dekat Adel dan dia berikan pada Elvino langsung.
"Ini, pakai kresek agar tidak kotor bila dijatuhkan," menyerahkan kresek berukuran dua kilo.
"Terima kasih, Bu," kata El singkat dan padat. Sehingga si ibu tidak berani berkata apa-apa lagi. Elvino seperti menjaga jarak dengan warga sekitar, dia akan bicara seperlunya saja.
Sebab pemuda itu tahu bahwa para ibu-ibu dan juga gadis di sekitar rumah Tante Mona menatapnya seperti ayam kelaparan. Dengan Adelia yang cantik saja dia tidak tertarik, apalagi sama mereka yang jauh dari kata cantik.
Dengan keahliannya Elvino langsung memanjat pohon mangga Pak RT tanpa ada halangan suatu apapun. Ternyata dia memang sangat lihai memanjat. Sebab El tidak kesusahan sama sekali. Dia memilih buah mana yang akan dia petik.
"El, awas hati-hati!" ucap Adel sedikit berteriak karena takut suaminya jatuh. Elvino tidak menjawab dan hanya mengangguk kecil. Seolah-olah istrinya bisa melihat anggukan nya.
"Adel," panggil si ibu yang berbelanja mendekati Adel.
"Huem, iya! Ada apa ya, Buk?" Adelia menoleh kearah sumber suara.
"Ternyata suami kamu tampan dan baik. Kamu pasti sangat beruntung menjadi istrinya. Apalagi dia adalah orang kaya," sambung wanita tersebut langsung membuat Adelia terdiam.
"Andai saja kalau aku dan El hanya menikah kontrak. Apakah meraka akan bilang kalau aku beruntung,"
Ucap Adelia hanya di dalam hati. Tetangga sekitar memang tahu Adel menikah karena sudah hamil anak Elvino. Namun, mereka tidak tahu bahwa yang memperkosa Adel bukan hanya suaminya saja.
"Adel, segini sudah cukup atau masih mau lagi?" suara Elvino kembali membuat gadis itu melihat keatas pohon.
"Sudah cukup! Kamu turun saja," titahnya tidak ingin berlama-lama karena warga yang melihat mereka berada dibawah pohon mangga tersebut mulai berdatangan.
"Wah, ibu hamil sudah mulai ngidam buah mangga," kata seorang wanita yang tidak suka pada Adelia. "Hamil anak hasil perkosaan ternyata banyak maunya juga, ya," lanjutnya lagi yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Adelia dan juga di tegur oleh beberapa orang ibu-ibu yang mendengarnya.
"Risma, jaga ucapan mu. Ingat kamu juga memiliki seorang putri, bagaimana bila ini semua terjadi pada Ria? Lagian Adel juga tidak mau berada di posisinya saat ini," bela si ibu pemilik warung. El yang mendengar pun cepat-cepat turun karena tahu akan jadi pertengkaran bila mereka lama berada di sana.
"Alah, Ria putriku tidak akan pernah mengalami nasip sial sepertinya. Kita lihat saja, setelah anaknya lahir maka akan tinggal di sini juga. Meskipun sudah dinikahkan, tetap saja anak hara---"
Plaaak!
"Jika ibu tidak suka pada Saya, maka jangan pernah membawa-bawa anak Saya yang belum lahir. Lagian ibu punya masalah apa sehingga selalu memusuhi keluarga kami?" dengan beraninya Adelia langsung berdiri dan menampar wanita yang seumuran dengan Tante Mona.
"Dasar gadis miskin, tidak tahu diri! Baru dinikahi dua hari oleh orang kaya kamu sudah berani melawan Saya," wanita bernama Risma itu meradang dan ingin mendorong Adelia. Namun, Elvino yang sudah tiba dibawah langsung menarik Adelia kebelakang tubuh tegapnya.
"Anda ada masalah apa? Sehingga menghina dan ingin melukai istri Saya?" seru Elvino dengan suara dingin dan tatapan tajamnya.
"Sa--saya hanya ingin memberinya pelajaran. Dia sudah kurang ajar menampar orang yang lebih tua. Dan kamu tidak usah membelanya. Adel bukanlah wanit---"
"Jika Anda berani menyentuh sehelai rambutnya saja. Maka Saya bersumpah, hari ini juga akan meratakan wilayah ini dengan tanah," sela El penuh ancaman.
Dia mendengar semua hinaan yang di tunjukkan pada Adelia dan bayi yang dikandungnya. Entah mengapa El tidak suka ada yang menghina sang istri dan calon bayinya.
"Risma, apa yang kamu lakukan, hah? Apa kamu mau kita terusir dari wilayah ini gara-gara sifat iri mu itu? Apa kamu tidak tahu jika suami Adel adalah putra Tuan Arka. Pengusaha paling kaya di kota kita," bentak Pak RT yang datang melihat ada keributan.
Lalu dia menatap kearah Elvino yang masih menjadi pelindung untuk istrinya. "Nak Elvino, tolong maafkan ibu Risma. Dia hanya asal bicara," ucap si Pak RT takut mendengar ancaman Elvino.
Jika hal tersebut sampai terjadi, maka mereka akan tinggal di mana. El adalah tuan Muda Wijaya. Apa yang dia katakan pasti tidak akan sulit. Mereka penguasa kota karena terkenal dengan kekayaannya.
"Kali ini Saya Maafkan, tapi bila sampai hal seperti ini masih terjadi lagi. Maka Saya akan menganti rumah kalian dengan perusahaan Wijaya, jawab Elvino masih menatap ibu Risma penuh amarah.
"Iya Nak, Saya akan mengurus ibu Risma. Sekali lagi tolong maafkan kami karena sudah membuat Nak Elvino tidak nyaman," imbuh Pak RT diikuti oleh ibu-ibu yang lainnya. Hanya ibu Risma saja yang diam dan tidak bicara apapun sambil merasakan perihnya bekas tamparan Adel.
...BERSAMBUNG......