NovelToon NovelToon
SANG PEBINOR

SANG PEBINOR

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:679.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: sendi andriyani

Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.


Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.


Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.


Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.


Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 - SANG PEBINOR

Setelah suami nya sarapan, meskipun dengan menggerutu karena menu yang dia masak, tapi akhirnya dia menyelesaikan makan nya juga, lalu pergi dengan tergesa-gesa setelah menerima panggilan dari seseorang. 

Melisa pun langsung berniat untuk mengikuti suami nya, dia mengenakan pakaian yang tak pernah dia pakai selama hidup nya, wanita itu nampak berbeda. Bahkan membuat Arvin yang melihat nya menganga, dia menyukai pakaian yang di pakai Melisa.

"Cantik.."

"Apa? Ayo cepetan." 

"Isshh, iya-iya. Sabar dong, sayang." Jawab Arvin, kedua nya janjian di tempat yang agak jauh dari rumah, agar tak ada yang tahu kalau mereka pergi bersama. Arvin menyalakan mesin motor nya, lalu Melisa pun naik ke atas nya.

"Pegangan.."

"Iya, sayang." Melisa pun melingkarkan kedua tangan nya di pinggang Arvin dengan erat, membuat Arvin tersenyum karena senang. 

Dia mulai melajukan motor nya, Melisa langsung mengenakan masker nya agar tak ada yang mengenali nya, dia khawatir saja kalau sampai ada orang yang mengenali dirinya pergi bersama pria lain yang bukan suami nya.

"Sebelum nya, apa kamu pernah di bonceng suami mu, sayang?" Tanya Arvin cukup keras, karena Melisa juga mengenakan helm.

"Enggak pernah, emang nya mau kemana? Jangankan ngajak jalan-jalan, nganterin belanja ke pasar aja gak pernah." Jawab Melisa, cukup keras juga. 

Setelah itu, tak ada percakapan lain nya selain hanya terdengar deru angin yang menggebu karena Arvin melajukan kendaraan nya cukup kencang. 

Setelah lima belas menit berkendara, akhirnya Arvin menghentikan laju kendaraan nya di sebuah lapangan. 

"Ini lapangan, dan itu sekolahan tempat suami kamu ngajar, sayang." Ucap Arvin, sambil menunjuk sebuah bangunan yang memang terlihat seperti sekolah dan banyak anak-anak dengan seragam sekolah disana.

"Apa gak ada lagi sekolah di desa ini, selain yang ini? Bisa saja kan Mas Dion mengajar di desa lain." Ucap Melisa, dia masih berusaha meyakinkan diri nya sendiri kalau suami nya mungkin saja tidak berselingkuh atau berhianat seperti dugaan nya.

"Tunggu sebentar." 

"Dek, kesini sebentar.." Arvin memanggil satu anak yang sedang bermain. Anak itu pun mendekat ke arah Arvin.

"Disini, apa ada guru bernama Pak Dion?" Tanya Arvin.

"Ohh, ada. Pak Dion ngajar kelas empat, guru bahasa Indonesia, memang nya kenapa kak?" Tanya anak itu.

"Orang nya yang ini?" Juan menunjukkan ponsel nya pada anak itu.

"Iya, yang ini orang nya. Baru aja dua mingguan ngajar disini." 

"Apa disini gak ada acara kemah, dek?" Tanya Arvin lagi.

"Kemah? Gak ada tuh, kalo turnamen sepak bola mungkin iya." Jawab anak kecil itu membuat Melisa terenyuh, berarti benar kalau suami nya mengajar disini dan dia berbohong, karena tak ada apapun di lapangan ini kecuali anak-anak yang sedang bermain bola.

"Ohh, ya sudah kalo gitu dek, makasih ya."

"Iya kak, sama-sama." Jawab anak kecil itu.

"Ini buat jajan, makasih ya." Arvin memberikan uang sepuluh ribu untuk pada anak kecil itu. 

"Gimana, kamu yakin sekarang kalo suami kamu ngajar disini, sayang?" Tanya Arvin, sambil menatap wajah Melisa. Wanita itu menganggukan kepala nya dengan perlahan, tak dia sangka akan mendapatkan hal seperti ini.

"Kalau pun ada acara kemah, pasti gak lebih dari dua hari, sayang. Mana ada kemah sampai semingguan." 

"Jadi, kemana Mas Dion pergi hingga jarang pulang ke rumah?"

"Dia punya tempat pulang yang baru." Ucap Arvin membuat kedua mata Melisa membeliak.

"Maksud kamu?"

"Kita tunggu, sebentar lagi. Karena sebentar lagi, jam makan siang akan selesai." Jawab Arvin sambil melihat jam kecil yang melingkar di pergelangan tangan nya.

"Memang nya ada apa, sayang?"

"Kamu akan melihat nya nanti, jadi kita tunggu saja. Kamu haus? Kita minum es kelapa muda dulu yuk?" Ajak Arvin, Melisa pun hanya menuruti, dia turun dari motor dan mengikuti langkah Arvin yang terus menggenggam tangan nya.

"Bang, es kelapa muda nya dua." 

"Siap." Jawab nya, kedua nya pun duduk. Namun, Melisa sama sekali tak membuka masker nya, tujuan nya masih sama agar tak ada yang mengenali nya.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya es kelapa muda mereka pun siap, Arvin langsung meminum nya, begitu juga dengan Melisa. 

Namun, ketika sedang asik-asiknya meminum es kelapa, tiba-tiba saja Arvin menyenggol lengan nya, membuat Melisa menatap pria di samping nya dengan tatapan penuh keheranan. Arvin memberi kode pada Melisa untuk melihat ke depan, Melisa pun mengikuti arah pandang Arvin dan seketika itu juga dia di buat mematung dengan apa yang dia lihat.

Suami nya tengah membonceng seorang perempuan, kedua nya terlihat sangat mesra bahkan tangan si perempuan memeluk erat pinggang suami nya, sama seperti yang di lakukan Melisa pada Arvin tadi.

Kedua mata Melisa mengembun, berarti dugaan nya benar kalau suami nya telah berpaling? Astaga, kenapa ini sampai terjadi?

Bahkan tangan pria itu menggandeng mesra tangan perempuan itu, bahkan dia saja yang sudah menikah dengan Dion selama tiga tahun tak pernah di gandeng sedemikian mesra oleh suami nya, tapi perempuan itu? Dia akui kalau wajah perempuan itu lebih cantik di banding dirinya. Tubuh nya tinggi semampai, wajah nya putih dan glowing. 

"Sayang, kamu baik-baik saja?"

"Ini sudah cukup untuk membuktikan firasat ku benar, kita pulang. Aku lelah, selain itu aku juga harus bersiap melayani mu malam ini." Jawab Melisa membuat Arvin langsung menganggukan kepala nya. Dia pun membayar es kelapa muda nya, lalu kedua nya pun pergi untuk pulang. 

Sepanjang perjalanan, Melisa hanya terdiam. Begitu juga Arvin, dia paham benar kalau wanita di belakang nya mungkin shock dengan kenyataan pahit yang baru saja dia lihat dengan mata kepala nya sendiri.

'Cukup menyakitkan, ada apa dengan mu, Mas? Kenapa kau sangat senang melihat aku menderita, belum cukupkah kau selalu menyakiti fisik ku, lalu sekarang menyakiti batin ku?' Wanita itu membatin, hatinya terasa nyeri. 

Tak berharga kah pengorbanan nya selama ini di mata pria itu? Dia bahkan rela meninggalkan keluarga nya hanya untuk ikut bersama nya, tapi ternyata setelah ikut dengan nya, Melisa malah seringkali di sakiti oleh pria yang harus nya menjadi sosok suami yang mengayomi istri nya, memberi nya bimbingan dan tempat nya berkeluh kesah, namun apa yang dia dapat? Tidak ada, selain rasa sakit.

"Aku turun di tempat yang tadi saja."

"Tidak, aku akan mengantar mu sampai ke depan rumah, sayang." Ucap Arvin tegas.

"Jangan konyol, bagaimana kata orang nanti."

"Bilang saja aku ketemu kamu di jalan, beres!" Jawab Arvin santai, Melisa pun melonggarkan pelukan nya, duduknya pun mundur ke belakang, menciptakan sedikit jarak agar tak ada yang curiga pada nya, maupun Arvin.

Arvin pun benar-benar mengantarkan Melisa sampai ke depan rumah, dan saat itu benar saja banyak ibu-ibu yang sedang mengobrol. Di antara nya ada Bu Ratmi dan Bu Amel. 

"Neng, belum bayar arisan." 

"Iya Bu, nanti ya saya ambil dulu uang nya." Ucap Melisa sambil masuk ke dalam rumah. Dia pun langsung mengganti pakaian nya dan kembali keluar untuk mengantarkan uang arisan nya.

"Ini, Bu." Melisa mengulurkan uang seratus ribuan pada Bu Amel. 

"Habis dari mana, kok sama Arvin?" Tanya Bu Ratmi, seperti biasa nya kalau dia yang paling kepo.

"Tadi rencana nya mau nyari kacang ijo sambil jalan-jalan aja, tapi gak dapet kacang ijo nya, pas mau pulang ketemu Arvin, yaudah ikut aja. Lumayan, ngirit ongkos, hehe." Jawab Melisa sambil terkekeh.

"Kacang ijo memang susah disini, neng. Kalau mau, harus pesen sama si Abang sayur biar dia bawa dari pasar induk." Jawab Bu Amel.

"Ohh, begitu ya? Harus nya, saya nanya dulu tadi." 

"Gapapa kok, Neng. Ohh iya, kemarin arisan nya di kocok bareng, Neng Meli dapet nya di minggu ketiga, ke empat, ke lima, sama minggu ke enam ya. Sengaja saya deketin pas dapet nya, biar uang nya bisa di beliin skincare." Jawab Bu Amel sambil terkekeh.

"Berarti, minggu depan saya menang satu nomor?"

"Iya Neng, kalau mau bayar silahkan, enggak juga gapapa, di potong aja nanti." 

"Kalo menang, ngapain harus bayar, iya kan?" Celetuk ibu-ibu lain sambil terkekeh.

"Iya juga sih, lihat aja nanti ya Bu. Kalo uang nya ada saya bayar, kalau enggak ya gak bayar." 

"Iya, gapapa Neng." 

"Bu, sekalian beli pencuci piring ya yang besar." Ucap Melisa pada Bu Ratmi, dia memang punya warung yang cukup lengkap. 

"Ini neng, harga nya lima belas ribu." 

"Ini uang nya, makasih ya Bu. Saya permisi dulu, mau masak seblak dulu." Jawab Melisa sambil tersenyum.

"Iya Neng." 

Melisa pun masuk ke dalam rumah nya, dia pun langsung memasak seblak, tak lupa dia mengode Arvin yang sedang duduk di ruang tamu dari jendela nya untuk datang berkunjung. Arvin pun mengerti, dan langsung datang.

"Udah mateng seblak nya, yang?"

"Udah, nih. Kamu mau?" 

"Maulah." Jawab Arvin, dia pun langsung duduk di kursi menunggu Melisa menyajikan makanan berkuah pedas itu pada nya.

"Silahkan di makan, sayang. Kalau mau lagi, di teflon masih ada." 

"Makasih. Jadi, nanti malem kita mau main dimana, yang? Di rumah kamu, atau di rumah aku?" Tanya Arvin di sela makan nya.

"Di rumah kamu aja, biar aku bikin drama ngilang lagi kayak kemarin."

"Oke, sayang." Jawab Arvin sambil tersenyum manis. Akhirnya dia akan melakukan nya bersama wanita yang paling dia idam-idamkan, wanita yang selama ini menjadi objek fantasi nya saat sedang bersolo karir.

.......

🌻🌻🌻🌻🌻

1
Eka Awa
bu Ratmi dan emak2 anggota arisan kok gak di undang
Eka Awa
wah jgn2 gaun yg di pengen in si gia yg td arvin beliin untuk melisa
Imas Suryani
Luar biasa
Eka Awa
arvin nie selain meresahkan jg mencurigakan deh kek nya bkn pengangguran biasa
Anggikphonee
Lumayan
Eka Awa
lengkap amat thor, muka pas2an senjata mungil muncratan songong pula😂
Dewie Soeroyo
Luar biasa
Wagiyem Ibune Wilda
kenapa aq yg deg-degan
Wagiyem Ibune Wilda
modus😆😆
Wagiyem Ibune Wilda
bagus vin
Wagiyem Ibune Wilda
gasss vin
Wagiyem Ibune Wilda
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Wagiyem Ibune Wilda
kucng pembawah berkah
Wagiyem Ibune Wilda
awas Arvin bintitan nanti mataya🤣🤣🤣
Wagiyem Ibune Wilda
mampir aq
Doni Erwin
judul nya nyasar ini..
Nur Aidi Athi
Kecewa
Nur Aidi Athi
Buruk
Norleha Arsad
malas baca perempuan curang sama lelaki lain
Nining Chili
👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!