Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendatangi Rumah Alina
Jam istirahat pun sudah habis, kini untuk semua karyawan kembali untuk memulai dengan kerjaan nya.
"Perasaan dari siang aku ngga melihat Alina? Gumam bathin Dhea.
Dhea pun ingin pergi ke ruangan Alina untuk menemui dan ingin bertanya kalau Alina istirahat dimana, tapi belum juga melangkah seorang karyawan wanita mengetuk pintu dan masuk ke ruangan nya.
"Maaf bu mengganggu, ini laporan minggu ini, mohon di cek dan harus selesai hari ini juga" ucap karyawan wanita itu.
"Harus hari ini juga ya? Tanya Dhea sambil menatap berkas yang sedang ia pegang.
"Iya bu, soalnya mau langsung di masukan ke laporan bulanan" jawab karyawan itu.
"Baiklah akan saya selesaikan hari ini juga, nanti saya panggil kamu lagi kalau udah selesai" ucap Dhea.
"Baik bu, kalau begitu saya permisi." jawab karyawan wanita itu lalu pergi dari ruangan Dhea.
"Ya sudah lah nanti pulang atau besok saja aku tanya ke Alina" gumam Dhea lalu mengerjakan kerjaan nya.
Sama seperti dengan Dhea, Gilang pun kepikiran sama Alina, tapi dia harus menemani sang papah dan juga harus pulang untuk membicarakan masalah nya dengan Alina.
"Ya sudah besok saja aku bertemu sama kamu Yang" gumam bathin Gilang.
*
*
Setelah makan malam, keluarga pak Surya berkumpul di ruang keluarga, dan di sana juga sudah hadir Glen yang di ikut sertakan dalam pembicaraan ini.
"Apa benar yang papah bilang ke mamah, Gilang? Apa benar kamu sudah menodai Alina? Tanya bu Dewi dengan nada yang tinggi.
"Maaf kan Gilang mah," jawab Gilang sambil menunduk.
"Ya ampun Gilang, kenapa kamu sampai merusak anak orang nak? tanya bu Dewi sambil menutup wajah dengan kedua tangan nya.
"Gilang ngga sengaja mah, Gilang khilaf, waktu itu Gilang kedinginan banget sampai menggigil dan di situ posisi ada Alina." jawab Gilang yang masih menunduk.
"Mamah ngga mau tahu, kamu harus secepat nya bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu perbuat" ucap bu Dewi.
"Iya mah, Gilang akan menikahi Alina, tapi Gilang butuh bantuan papah dan mamah untuk menjelaskan siapa Gilang yang sesungguh nya" jawab Gilang.
"Ya sudah besok pagi saja kita ke rumah nya" ucap pak Surya.
"Tapi kalau Alina tetap tidak menerima nya gimana? Tanya Dhea dengan wajah sedikit khawatir.
"Pasti mau mendengar nya sayang, mamah yakin." ucap bu Dewi.
"Tapi Alina itu sangat menyukai dengan kebohongan mah, dia pernah bilang sama Dhea apapun alasan nya kebohongan tetap lah kebohongan" ucap Dhea.
"Kita coba saja besok, sekarang kita istirahat" ucap pak Surya sambil berdiri dan melangkah ke kamar nya.
"Ya sudah kalau begitu mamah istirahat duluan, kalian jangan tidur terlalu malam" ucap bu Dewi kepada anak-anak nya termasuk pada Glen.
"Iya mah." jawab mereka serempak.
Sepeninggal nya pak Surya dan bu Dewi mereka bertiga pun terlibat dalam pembicaraan yang sedikit serius.
"Kak, siang ini ketemu sama Alina ngga? Aku kok ngga melihat nya ya dari jam makan siang tadi" ucap Dhea sambil menatap serius ke wajah Gilang kakak nya.
"Gimana kakak mau bertemu sama Alina, sedangkan dari jam makan siang kakak sama papah sampai sekarang" jawab Gilang.
"Perasaan ku kok ngga enak ya bro? Apa terjadi sesuatu dengan Alina? Tanya Glen sambil menatap ke arah Gilang.
"Lo jangan nakut-nakutin gue napa" jawab Gilang.
"Memang nya Alina ngga ada chat atau menghubungi kakak gitu? Tanya Dhea.
"Ngga ada dek, kakak pun udah chat dia tapi ngga di buka-buka chat nya." jawab Gilang sambil membuka kembali isi chat nya kepada Alina.
"Aku coba telepon ya kak, kali aja Alina mau mengangkat nya" ucap Dhea sambil menekan kontak Alina dalam panggilan nya.
Satu kali, dua kali sampai tiga kali Dhea menghubungi no ponsel Alina, tapi hanya suara operator saja yang terdengar.
"Ngga bisa di hubungi kak." jawab Dhea sambil menyimpan kembali ponsel nya.
"Kakak kan tahu rumah nya, gimana kalau kita sekarang ke rumah nya? Ajak Dhea.
"Ide yang bagus, gimana bro mau ngga kita samperin ke rumah nya? Tanya Glen.
"Tapi ini sudah malam dek, apa mungkin Alina mau menerima kita di jam istirahat seperti ini? Tanya Gilang.
"Kita coba aja dulu kak, diterima atau ngga nya gimana nanti aja" jawab Dhea.
"Ya sudah kalau mau, ayo sekarang kita berangkat, sebelum terlalu malam ke sana nya" ajak Glen.
Gilang hanya diam sibuk dengan pikiran nya sendiri.
"Kak, ayo kita berangkat sekarang, sekalian aku mau cari jajanan" ajak Dhea sambil menarik tangan Gilang.
Gilang pun terbangun dari duduk nya lalu melangkah keluar mengikuti langkah Glen dan Dhea.
"Lo aja yang nyetir, gue mau duduk di belakang saja." ucap Gilang sambil memberikan kunci mobil nya kepada Glen.
"Oke," jawab Glen sambil mengambil kunci mobil dari tangan Gilang.
Glen pun membuka kan pintu depan buat Dhea, "Silahkan masuk nyonya Glen" ucap Glen bercanda.
"Terima kasih abang sayang" jawab Dhea sambil tersenyum, lalu duduk di kursi depan.
"Bisa ngga sih dek ngga usah mesra-mesraan depan kakak" ucap Gilang sambil mendengus kesal.
"Sabar bro, besok kan lo mau nikah, jadi pasti mesra-mesraan terus" jawab Glen sambil menyalakan mobil nya.
"Sabar ya kakak ku sayang" ucap Dhea sambil tersenyum.
"Dek, coba hubungi Alina lagi, di terima ngga, masa jam segini udah tidur, ngga mungkin kan? Ucap Gilang.
Dhea pun mengambil ponsel nya lalu kembali menghubungi Alina, beberapa kali Dhea menghubungi nya masih saja yang menjawab operator.
"Tetap ngga bisa kak." ucap Dhea sambil melihat ke arah belakang.
"Kenapa kamu ngga bisa di hubungi sih Yang?" gumam bathin Gilang sambil menyandar kan punggung nya ke jok mobil.
"Ini belok kiri apa kanan bro? Tanya Glen ketika di depan ada perempatan.
"Belok kanan terus lurus saja nanti di sana ada sebuah lapangan, ngga jauh dari situ adalah rumah nya" jawab Gilang.
Glen pun melajukan mobil nya sesuai arahan dari Gilang.
Tidak berapa lama mereka pun sampai ke depan rumah ALina.
"Itu rumah nya" ucap Gilang sambil menunjuk rumah sederhana yang ada di depan nya.
Glen pun menepikan mobil nya dikala mereka sudah sampai sama rumah yang di tuju.
"Kok sepi ya kak? Lampu dalam ruangan pun mati semua, seperti ngga berpenghuni" ucap Dhea setelah turun dari mobil nya.
Gilang hanya diam dan mendekati pintu, Gilang pun terus mengetuk pintu nya, tapi ngga ada jawaban sama sekali.
