Menentang langit, musuh para dewa, pembunuh para iblis.
Huang Xuan, seorang pria muda yang tidak di terima untuk menjadi murid Sekte Pedang Surgawi, karna bakatnya terlalu buruk. Membuatnya tidak dapat berlatih seni bela diri.
Namun, sebuah telur keluar dari tubuhnya, telur itu menetas menjadi seekor bayi naga.
Sejak saat itu, Huang Xuan memulai perjalannya di dunia bela diri, ditemani oleh seekor naga putih.
Menaklukan musuh-musuh kuat, menguasai dunia, bahkan langit pun iri kepadanya.
Ini adalah kisah seorang manusia biasa yang melawan segala rintangan, melawan iblis, melawan makhluk surgawi kuno untuk menemukan jalannya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Huang Xuan pun memasuki portal teleportasi, dan ia tiba di sebuah hutan yang begitu tenang. Cahaya matahari samar-samar memasuki hutan melalui celah-celah dedaunan yang rimbun. Pohon-pohon itu besar, bahkan akarnya pun hampir serupa dengan batang pohon itu sendiri.
Namun, di tempat itu! Hanya Huang Xuan sendiri yang tiba di tempat itu. Huang Xuan memperhatikan wilayah sekelilingnya, namun tidak ada jejak keberadaan peserta kompetisi lainnya seorang pun.
Huang Xuan pun mulai berjalan, ia berjalan menyusuri hutan pertarungan bintang.
Setelah satu jam berada didalam hutan, entah itu binatang monster, ataupun peserta kompetisi, tidak ada satupun yang ia jumpai.
Membuat Huang Xuan sangat begitu merasa aneh, ia berpikir 'Ini terlalu hening! Kemana mereka semua pergi!' gumamnya didalam hatinya.
Huang Xuan tetap melanjutkan perjalanannya. Hingga ia tiba di sebuah tebing, namun tidak terlalu tinggi. Ketinggiannya mungkin hanya seratus meter.
Dibawahnya, sungai besar terlihat dengan airnya yang sangat jernih. Itu adalah sungai Suci yang berada di Gunung Nirwana.
Huang Xuan pun mulai menuruni tebing, mengandalkan akar-akar pohon yang merambat di tebing, menjadikannya pijakan, menjadikan akar itu sebagai pegangannya.
Namun, di tengah tebing itu terdapat sebuah lubang besar. Membuat Huang Xuan begitu penasaran, dan ia pun memutuskan untuk memasuki lubang besar itu.
Huang Xuan pun melompat, melepaskan genggaman tangannya terhadap akar yang merambat. Huang Xuan pun memasuki lubang besar itu.
Lubang itu seperti Goa, besar dan sangat dalam.
Itu di pastikan setelah Huang Xuan berjalan hingga ke dalam bahkan lebih dalam lagi. Tidak ada sedikitpun pencahayaan, membuat Huang Xuan merasa ada yang tidak beres dengan lubang ini.
Huang Xuan hendak kembali, merasa tidak enak hati. Namun, cahaya yang begitu cemerlang tiba-tiba bersinar terang di kedalam, membuat Huang Xuan memejamkan kedua matanya, merasa itu sangat begitu menyilaukan.
Kemudian cahaya itu kembali redup, menyisakan setitik cahaya yang terlihat di kejauhan.
Huang Xuan berkata: "Apa itu?"
Dengan segala rasa penasarannya, ia pun kembali melangkahkan kakinya menuju lebih dalam lagi.
Hingga ia pun tiba di ujung Goa, dan melihat setumpuk besi tua yang mengeluarkan cahaya yang lemah.
Huang Xuan sangat begitu bertanya-tanya, ia memiringkan kepalanya kekiri sembari berkata: "Apakah besi-besi tua ini yang baru saja mengeluarkan cahaya itu!" ucapnya sembari memperhatikan besi didepannya.
Dengan penuh rasa keingintahuannya, ia pun melangkah maju, melihat tumpukan-tumpukan besi didepannya.
Ada begitu banyak besi, bahkan terlihat pedang pedang patah. Tumpukan besi itu seperti rongsokan yang berada di dalam pembuangan.
Namun, Huang Xuan melihat sebuah cahaya dari bawah tumpukan besi.
Kedua mata Huang Xuan melotot, ia berkata: "Apa itu?" ucapnya, lalu segera menyingkirkan besi-besi di atasnya yang menimbun besi yang mengeluarkan cahaya.
Hingga, besi bersinar itu berhasil Huang Xuan dapatkan, dan ternyata itu adalah satu buah pedang. Pedang panjang, namun bagian bilahnya terlihat telah berkarat.
Huang Xuan pun menarik pedang itu, dan seketika suara guntur bergemuruh di luar Goa. Angin berhembus kencang, membawakan kesan yang begitu menakutkan.
Huang Xuan tidak dapat untuk tidak memalingkan wajahnya, melihat kebelakang, angin itu berhembus kencang. Hingga ia pun berkata, "Ada apa ini!" suasana hatinya dipenuhi ketakutan.
Namun, Ling'er tiba-tiba berbicara: "Kak, sepertinya pedang itu bukan pedang biasa. Mungkin, takdir telah membawamu ketempat ini!" ucap Ling'er dari alam kesadaran Huang Xuan.
Pedang karat di tangannya, namun percikan-percikan menyelimuti bilah pedang berkarat. Setiap percikan itu seperti listrik yang menyengat. Huang Xuan berpikir, 'Ini akan menjadi senjata yang sangat berguna untukku!'
Tidak hanya itu, Huang Xuan melihat sebuah armor besi berwarna hitam, namun sebagian itu telah berkarat, sehingga armor itu terlihat seperti pakaian besi rongsokan yang sudah tidak layak untuk di pakai.
Hanya saja, entah kenapa Huang Xuan merasa bahwa armor itu akan sangat berguna untuknya. Huang Xuan pun mengambilnya, dan meminta Ling'er untuk menyimpannya didalam cincin ruang penyimpanan pemberian putri salju.
Namun, cincin ruang penyimpanan itu tiba-tiba di keluarkan oleh Ling'er, dan meminta agar Huang Xuan memakainya sendiri.
Huang Xuan pun tersenyum, ia pun mengambil cincin itu dan memasangkan cincin itu di jarinya.
Merasa segala urusannya telah selesai, walaupun masih begitu banyak tumpukan besi rongsokan yang belum ia cari tahu kebenarannya. Namun, ia tidak merasa tertarik lagi, membuat ia pun bergegas pergi meninggalkan tempat itu.
Saat itu, ia berpikir untuk segera mengumpulkan inti binatang monster, agar ia dapat lolos menuju tahap kedua kompetisi generasi muda kekaisaran Tian Yuan.
Setelah memakan pil pemberian putri salju, Huang Xuan tidak hanya meningkatkan tingkatan ranahnya hingga pembukaan gerbang spiritual kedua, melainkan ia mampu menerobos tingkatan ranah hingga pembukaan gerbang spiritual ketiga. Membuatnya sangat begitu bersemangat untuk mengikuti kompetisi itu. Tidak hanya untuk mengamankan desa Hitam dari penghapusan, ia pun mempunyai tekad untuk mencantumkan namanya sebagai generasi muda yang mampu bersaing dalam kompetisi generasi muda paling bergengsi di kekaisaran Tian Yuan.
Sesaat kemudian, Huang Xuan telah berada di mulut Goa. Namun, itu masih berada di tengah-tengah tebing curam.
Di depan mulut Goa, ia melihat seekor binatang monster tipe air. Binatang itu berada di tepi sungai Suci, ia merupakan binatang air tingkat menengah, bentuknya seperti buaya, namun ia mempunyai dua tanduk tajam di kepalanya. Bahkan, konon katanya, ia mempunyai cakar yang hampir sama tajamnya dengan seekor harimau.
"Ling'er, menurutmu ... apakah aku bisa menghadapi binatang monster itu?" tanya Huang Xuan kepada naga putih peliharaannya.
"Seharusnya bisa, tapi tergantung kemampuan bertarung kamu sendiri, kak." jawab Ling'er.
Lalu, Huang Xuan kembali bertanya, "Bukankah kamu bilang kamu telah berevolusi! Apakah kamu tidak ingin membantuku? Ling'er."
Ling'er pun menjelaskan keadaannya.
Bahwa saat ini, seluruh hutan pertarungan bintang berada di bawah pengawasan kaisar Qin Luo dan pihak Sekte Pedang Surgawi. Ling'er merasa, bahwa setiap pergerakan para peserta kompetisi, mungkin dapat diketahui oleh mereka, dan jika Ling'er keluar dari alam kesadaran Huang Xuan, maka keberadaanya akan diketahui oleh mereka.
Huang Xuan terdiam, ia berpikir bahwa pedang dan armor berkarat yang baru saja ia dapatkan, mungkin diketahui oleh mereka. Namun, ia tidak terlalu perduli. Huang Xuan pun segera turun kebawah, untuk melawan binatang monster tipe air di tepi sungai.
Hingga, Huang Xuan pun bersembunyi di balik batu besar. Sedangkan binatang monster itu nampak tengah menikmati makanannya, ikan-ikan kecil yang didapat dari Sungai Suci.
Huang Xuan pun memegang erat pedang berkarat di tangannya. Namun, binatang monster itu merasakan keberadaan Huang Xuan. Sehingga ia pun segera memalingkan pandangannya terhadap batu hitam besar. Dimana di balik batu itu Huang Xuan bersembunyi.
tapi, siapa sebenarnya putri salju itu, dan sepertinya dia sangat kuat dimasa lalunya.
apalagi pas muncul sosok Malaikat Kekaisaran Qin Yi, aku ngebayangin gimana tingkahnya saat itu.
kalo aku jadi Huang Xuan, pasti ngakak ketawa.
tapi, masih penasaran sama putri salju, kemana dia sebenarnya?
dimasa depan, pasti kamu menjadi orang yang hebat /Determined//Determined//Determined/
jadi makin penasaran Thor gimana kelanjutannya.
lanjut up Thor, yang banyak /Grin//Grin//Grin/
suka memandang rakyat kecil dengan sebelah mata /Facepalm/
alurnya mudah untuk dipahami, bahasanya ringan.
Semangat terus untuk author nya /Drool//Drool//Drool/