Spin Off Tawanan Cinta Pria Dewasa.
Dua kali gagal dalam pernikahan, Justin Anderson menganggap semua wanita itu sama. Sebatas mainan dan hanya merepotkan, bahkan tidak ada wanita yang membuat dia betah.
Hingga, takdir justru mempertemukannya dengan seorang gadis cantik yang terjebak keadaan. Agny Tabina, gadis belia yang dipaksa terjun ke dunia malam akibat keserakahan pamannya.
"500 juta ... tawaran terakhir, berikan gadis itu padaku." - Justin Anderson.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26 - Jalan Pintas
Manusia memang kerap berpikir berlebihan dan mengira sesuatu akan sesulit itu. Sama seperti yang Agny rasakan saat ini. Dia mengira Justin marah hingga memilih pergi dan bersikap dingin padanya. Padahal, saat ini Justin memang tengah menyelesaikan tanggung jawabnya dan tidak ingin menumpuk nantinya.
Hal itu Justin lakukan sebagai pelarian lantaran ingin memberikan ruang sendiri untuk Agny yang dia pahami tengah terluka akibatnya. Ya, sebenarnya tanpa mereka sadari jika antara dia dan Agny sekadar terjadi salah paham satu sama lain.
"Ck, kalau sampai dia membenciku bagaimana? Kemana lagi aku cari yang seperti dia?"
Sama sekali Justin tidak tenang sebenarnya, pria itu mengacak rambutnya kesal kemudian mengepalkan tangan kala menyadari jika ucapannya sedikit berlebihan jadi wajar saja Agny terluka.
"Apa aku coba rayu Edward lagi ya, gunakan uangmu, Just ... Zaman sekarang apa yang tidak bisa kau selesaikan?"
Setelah dia membayar Agny untuk kali pertama, memang Justin sudah berniat untuk menebus Agny agar wanita itu bebas dan benar-benar menjadi miliknya. Hanya saja, Edward yang merasa Agny adalah harta yang teramat berharga masih belum menerima tawaean Justin padahal sudah dia minta baik-baik sebenarnya.
Beberapa kali dia mencoba menghubungi Edward, hingga pada akhirnya tersambung namun tetap saja Edward masih tetap pada pendiriannya. Tampaknya Agny memang harta berharga bagi Edward hingga sesulit itu melepaskan Agny.
"Jangan dia, Just ... aku bisa memberikan wanita lain jika kau mau, bahkan tidak perlu bayar, ambil saja ... tapi jangan Agny."
Justin tidak peduli dengan uangnya, yang Justin inginkan adalah wanita itu dan dia tidak menerima wanita lain sekalipun gratis. Pria itu menghela napas panjang dan dia benar-benar kesal pada Edward saat ini.
"Aku hanya menginginkan dia, Edward ... apa susahnya? Aku rela bayar dengan harga tinggi asal kau berikan dua untukku," ungkap Justin benar-benar yakin dan sama sekali tidak ada keraguan dalam dirinya perkara memiliki seorang Agny.
"Tapi jangan sekarang, Just_"
"Berikan dia padaku, atau kau mau pihak berwajib turun tangan untuk menghancurkan bisnismu itu? Prostitussi, narkoba, dan hal lain ... kau tidak lupa siapa aku, Edward?"
Justin tidak lagi bicara baik-baik, kemarin mungkin dia masih bisa menerima dan memaklumi karena mungkin itu adalah cara Edward meminta harga tinggi. Akan tetapi, untuk kali ini berbeda dan Justin sama sekali tidak peduli walau Edward memohon sekalipun.
"Wah kacau, kebiasaan ... ini yang aku tidak suka darimu, kenapa suka sekali mengancam beg_"
"Ini bukan ancaman, pikirkan baik-baik jika masih ingin hidup besok pagi," tambah Justin tak terbantahkan hingga membuat Edward gelagapan, dia terdengar panik dan bingung sendiri kala Justin mulai tidak bersahabat.
"Just astaga, Agny hanya simbolis tapi pemiliknya adalah kau ... ayolah, tolong kau pahami aku."
"Berikan dia padaku atau clubmu kubakar malam ini? Pilihannya ada dua, tiga detik dari sekarang."
"Just? Kau gil_"
"Three ... two ... On_"
Hitungan Justin terhenti kala pria itu tiba-tiba menjerit dan menjawab iya secara paksa. Memang, berurusan dengan salah satu dari ketiga sahabat itu biasanya akan selalu kalah karena mereka sama-sama egois dan tidak peduli perasaan lawannya. Padahal, Agny benar-benar Edward sayangi karena hanya wanita itu yang bisa mendatangkan uang hanya dengan memperlihatkan wajahnya semata.
"Deal, Justin!!! Tapi ingat, kau jangan macam-macam, apalagi sampai membocorka semua tentangku pada polisi."
Justin terkekeh kemudian, semudah itu jika dia sudah menginginkannya. Dengan bermodalkan ancaman dan kekuasaan yang dia punya, Edward jelas saja takut karena memang jika sampai mendapat penolakan, Justin sudah memiliki rencana untuk membuat club milyaran rupiah itu jadi abu seketika.
.
.
.
- To Be Continue -