calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cari tahu
"kenapa murung begitu?apa ada yang mengusik mu?"Rizal menghampiriku yang masih duduk dengan kegelisahan.
" Rizal,aku bertemu dengan seseorang.Dia blang mas Genta mengkhianati ku dengan temanku sendiri."
Rizal menyipitkan matanya menatapku."Mengkhianati bagaimana?"
"Entahlah,Rizal.mungkin ini hanya hasutan sandra saja,"kataku.bisa jadi memang hanya seperti itu.
" Kalau masih kepikiran sebaiknya tanyakan langsung pada temanmu itu?"saran Rizal.
"tidak bisa,Rizal.sudah hampir sebulan ini kontaknya tidak aktif."
Rizal mengingat tujuan kami keluar hari ini.
"Jadi bagaimana? Masih ingin bertemu dengan Genta tidak?"
"Memangnya dia ada di kota ini?"
"Kita coba datangi rumahnya dulu." Rizal memberi ide.
Aku tidak menolak.kamipun segera keluar mall untuk menuju ke kediaman mas Genta.
tadinya aku mau bertanya,apakah Rizal juga sudah tau di mana rumah mas Genta?tapi,,bisa jadi di sudah tau rumah dosen muda itu.zaman modern seperti sekarang ini tentu bukan perkara sulit menemukan alamat seseorang.
Saat ini kamu sudah memasuki halaman rumah besar yang pernah sekali aku datangi ini.
Ku helai napas panjang saat menampakan kaki di halaman rumah ini lagi.menyiapkan mentalku yang merasa menciut teringat pernah datang dan di sambut hangat oleh para pelayan sebagai calon nyonya.
Klau saja tidak ada prahara di hari pernikahan ku,tentu saja aku sudah tinggal di rumah mewah ini bersama mas Genta.Bukanya malah tinggal di apartemen berhantu yang bahkan bukan milik Rizal.
Oh.Rizal,maafkan aku.sampai detik ini juga masih membandingkan mu dengan pria yang sudah nyata-nyata menyakitiku.
Sepi.dan daun-daun manga yang sudah kering memenuhi halaman. tidak adakah yang membersihkan rumah ini?
"aku sudah blang,mas Genta tidak di rumah.untuk apa kita masih kerumah ini ,Rizal?"ujarku
Aku masih ingat orang suruhan pamanku untuk datang menjemputnya disaat hari pernikahan kami,mengatakan tidak ada orang dirumah.
Mungkin mereka memang ingin menghindar kami.seperti kata marsha kala itu.
Adik mas genta itu memang tidak tinggal di rumah keluarga karna lebih suka tinggal di apartemennya sendiri.
" Selamat sore,tuan.ada yang bisa saya bantu?"tanya seorang penjaga.
Meski pernah diajak ke rumah ini oleh mas Genta,aku tentu tidak mengenal pria seperuh baya itu.mana mungkin aku mengenal orang-orang yang bekerja di rumah ini?angota keluarga mas Genta saja hanya marsha yang aku tahu.selebihnya para pembatu yang mengurusi rumah ini~kecuali penjaga satu ini.
"Kemana Genta dan keluarganya?" tanya Rizal tenang.
Mendengar pertanyaan itu,sang penjaga menatap Rizal sambil menyipitkan matanya."aku pikir kau orang yang akan membeli rumah ini.klau kau menanyakan hal lain,pergilah.aku tidak ada waktu!"
Aku terkejut mendengar bahwa rumah ini akan dijual.Bahkan Mas Genta mengatakan ini rumah keluarga dan sangat banyak kenangan di dalamnya.untuk apa mereka sampai menjual rumah ini?
"Katakan saja apa susah nya,sih?kau bekerja disini pasti tau tentang majikan mu itu." Rizal masih berusaha meminta keterangan pada pria itu.sepertinya setelah melihat mobil Rizal yang terparkir dia mulai tampak tidak ramah.
"Pergi kataku! singkirkan mobil butut mu itu dari halaman rumah ini.aku sedang menunggu orang penting, jangan sampai dia datang kalian masih ada disini!"
Rizal tampak kesal sudah dihina-hina oleh orang yang bahkan juga layak untuk dihina.Lalu tanpa banyak bicara dia langsung memiting tangan pria itu dan menunduknya pada kab mobil di depan.aku yang terkejut langsung menutup mulutku yang tanpa sadar berteriak itu.
"Jangan songong hanya jadi penjaga di rumah orang.katakan atau kuremukan kepalamu!"tukas Rizal mengancam.
" Rizal,sudah kita pergi saja."aku kini yang malah ketakutan.tidak mau saja melihat perkelahian di depan mataku.
"B-baiklah,tapi lepaskan aku." pintah pria itu,seperti kesakitan.
"Ngomong tidak?!"Rizal masih mendesak sambil menekan kepala pria itu ke moncong mobil.
"T-tuan dan nyonya masih diluar negeri.mas Genta ke bandung!" jawab penjaga itu menahan sakit.
"Untuk apa Mas Genta ke bandung?"tanyaku ikut menyahut.
"Tidak tahu." jawab penjaga itu tidak mau banyak terlibat.
"Tidak takut mati kamu?" ancam Rizal lebih menekannya.aku jadi kasihan dan tegang dengan keaadan ini.ingin menyudahinya saja tapi tangung juga.
"B-baik,mas Genta menikah disana!"kata-kata itu juga keluar dari mulut penjaga itu.membuat ku tentu sungguh terkejut.ucapa sandra sudah tergiaya lagi di benak ku.
"M-menikah?!"