My First Love Is My Wife

tiba di rumah sakit,zevan segera membawa agni ke ruang gawat darurat. dokter dan perawat yang melihat kedatangan direktur edelstein hospital segera bergerak cepat.mereka dengan cekatan memberikan pengobatan pada seorang perempuan yang di bawa oleh direktur rumah sakitnya.banyak pertanyaan di dalam otak mereka setelah melihat dengan seksama kalau perempuan yang direktur nya antar ke rumah sakit adalah dokter agni, dokter anak rumah sakit edelstein.tapi yang jelas mereka tidak mungkin menanyakan nya.mereka masih butuh uang untuk menjalani hidup.dan mereka tahu hanya di rumah sakit ini yang memiliki gaji paling tinggi di antara semua rumah sakit yang ada di kota ini. diam dan melayani dengan baik, itu yang paling tepat yang harus mereka lakukan.

"bagaimana keadaannya dok? " tanya zevan pada salah satu dokter yang selesai memeriksa agni.

"sepertinya dokter agni menderita demam typoid pak (orang awam taunya tipes).kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium nya. tapi kalau melihat dari kondisinya sekarang, kemungkinan besar memang beliau mengalami demam typoid.

" apakah itu berbahaya? "tanpa sadar zevan sudah sangat mengkhawatirkan agni.

" tidak akan terjadi apa apa pak jika dokter agni segera tertangani."

"kami akan memasangkan infusnya dulu dan memberikan suntikan penurun demam. mudah mudahan setelah pemberian obat,suhu tubuh dokter agni bisa kembali normal.

" lakukan sebaik mungkin, aku tidak ingin ist...... maksudku pegawai yang bekerja di rumah sakitku sampai sakit seperti ini."zevan secepat mungkin meralat perkataannya yang hampir saja menyebut istri di depan dokter yang merupakan teman sejawat agni.

setelah pemberian infus dan suhu tubuhnya mulai normal, agni di pindahkan ke ruangan rawat inap. zevan sudah ke kantor, zeagi grup hari ini ada rapat penting, walaupun sedikit terlambat, tapi rekan bisnisnya bisa mengerti, itu karena zevan mengatakan kalau dia harus mengantar istrinya ke rumah sakit yang sedang sakit.

"maaf tuan zevan anda harus meninggal kan istri anda yang sedang sakit karena saya." rekan bisnis zevan merasa bersalah.

"tidak apa tuan arnold,istri saya paham dan mengerti pekerjaan saya." zevan tersenyum.

"beruntung sekali anda mendapatkan wanita seperti istri anda tuan zevan, sekarang kebanyakan wanita selalu menganggap pria itu egois hanya memikirkan diri sendiri, padahal kita kita ini bekerja untuk mereka juga."

"iya tuan arnold,aku merasa sangat beruntung. "

"nanti lain waktu kita bisa makan malam bersama,tolong ajak istri anda, istri ku pasti senang bertemu dengannya. " pria berumur setengah abad itu menawarkan zevan untuk bertemu dengan nya di luar dari pekerjaan.

"tentu saja tuan arnold, dengan senang hati. "

pertemuan mereka berakhir sore hari. zevan memutuskan pulang ke apartemen, bukan tidak mau menemui agni yang di rawat di rumah sakit, itu karena pernikahan mereka masih di rahasiakan,tidak ada seorangpun di edelstein hospital yang mengetahui pernikahan mereka, kecuali para petinggi rumah sakit tersebut.

ada bi Mei yang menemani agni di rumah sakit sementara zevan tidak ada.zevan tiba di apartemen menjelang malam,dia membuka pintu dan masuk ke dalam apartemen miliknya.terasa sunyi, itulah yang di rasakan nya. walaupun mereka jarang bertemu karena kesibukan masing masing, tapi adakalanya mereka ada waktu berdua di dalam apartemen mewah itu. walaupun kadang tidak ada satupun yang berbicara, tapi setidaknya masih ada aktifitas di dalam nya.zevan merebahkan tubuh lelahnya di sofa ruang tamu.bayang bayang agni berseliweran di depannya.

"bagaimana kabarnya, apakah demamnya sudah turun? sebaiknya aku menelpon bi Mei saja." zevan bangun dari tidurnya, mengambil ponselnya di atas meja dan menelpon bi Mei.

"bi Mei? "

"iya tuan muda."

"bagaimana kabar agni sekarang? apa sudah tidak demam?

" tadi sore suhunya naik lagi tuan,tapi dokter dan perawat sudah memberikannya obat. nona sekarang sedang tidur."

"hhhmmmm." zevan menghela nafasnya kasar

"sebentar lagi aku le rumah sakit,aku ganti baju dulu. " zevan bangkit dari duduknya,kemudian masuk ke kamar, mandi dan mengganti pakaiannya.

tengah malam zevan tiba di rumah sakit, seperti seorang pencuri, dia menggunakan masker dan topi memasuki rumah sakit. ruangan VIP sudah mulai sepi,jadi zevan lebih leluasa masuk tanpa harus di curigai oleh para perawat yang sedang berjaga.zevan masuk ke kamar rawat agni. melihat perempuan yang sudah bersamanya kurang lebih tiga bulan tergolek lemah tak berdaya di atas tempat tidur pasien membuat hatinya sedikit tersentil.

"untung mommy tidak ada, kalau tidak aku sudah di semprot habis habisan karena tidak bisa menjaga menantu kesayangannya." batin zevan.

bi Mei berdiri di samping tempat tidur agni membetulkan selimut majikan nya. melihat zevan yang masuk ke kamar dan melangkah mendekati tempat tidur agni, bi Mei segera mundur dan membiarkan zevan bersama nona mudanya.

"bi Mei sebaiknya pulang ke rumah istirahat biar saya yang menjaga agni malam ini.dion sudah menunggu bi Mei di basement."

"baik tuan. " bi Mei melangkah ke arah meja dan mengambil tas nya.

"kalau begitu saya permisi tuan muda." pamit bi mei.

"o iya bi, tolong sampaikan ke perawat tidak usah masuk ke kamar ini."

"baik tuan".

bi Mei meninggalkan ruangan tempat agni di rawat.berjalan menuju nurse station tempat para perawat yang sedang berjaga.

" maaf sus, ada pesan dari dokter agni, katanya untuk malam ini tidak usah masuk ke dalam kamarnya, dokter agni ingin istirahat. dan ini ada sedikit rejeki untuk suster suster yang sedang jaga malam, ini.. "bi Mei menyerah kan tiga lembar uang seratus an kepada salah seorang perawat yang jaga.

" makasih bu. "jawab perawat tersebut.

tinggal zevan dan agni berdua dalam kamar perawatan itu.zevan duduk di sofa sambil membuka ponselnya.melihat dan membaca banyak pesan yang masuk di aplikasi whatsapp nya.tiba tiba agni mulai terlihat gelisah. zevan yang memperhatikan agni bangkit dari duduknya dan mendekati tempat tidur agni.

" kamu kenapa?"zevan memegang tangan agni, betapa kagetnya dia saat merasakan tangan agni yang sangat panas.zevan kembali memegang kepala agni, dan benar saja agni kembali demam.

"bagaimana ini aku melarang perawat masuk ke sini, kasian agni kalau harus menderita seperti ini." setelah berpikir zevan mendapatkan ide, "sebaiknya aku telpon dokter ardian saja."

"hallo dok."

"iya tuan zevan, ada yang bisa saya bantu? " suara mengantuk khas bangun tidur terdengar di ujung telpon.

"maaf mengganggu waktu istirahatmu dok,aku membutuhkan bantuanmu, sekarang aku di edelstein hospital,aku ingin kau merawat seseorang untukku, dia berada di ruang VIP kamar 201.

meski bingung, kenapa zevan meminta bantuannya padahal dia sudah berada di tempat yang tepat. dokter ardian tetap mengiyakan permintaan tuannya.

setelah panggilan berakhir, zevan memasukkan ponsel ke dalam saku celananya, dan hendak berlalu menuju wastafel karena dia berencana akan mengompres agni sambil menunggu dokter ardian datang. siapa tau dengan tindakan nya itu sedikit banyak bisa membantu agni menurunkan demamnya.saat akan melangkah,agni yang dalam keadaan setengah sadar tanpa sengaja memegang tangan zevan.

"KAK ZE........... "

...****************...